Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Serba Serbi

Jabatan Wali Kota Surabaya Ibaratnya Setara Gubernur Madura Raya

Penulis : M. Bahrul Marzuki - Editor : Redaksi

14 - Nov - 2025, 21:52

Placeholder
Ilustrasi Jembatan Suramadu (Google)

Oleh : M. Bahrul Marzuki S.Fil.I Jurnalis JatimTIMES dan Juga Ketua Bidang Jurnalistik LTN PCNU Surabaya


SURABAYA - Kasus pencurian lampu hias di kawasan Kota Lama sedang viral di lini masa media sosial Surabaya. Karena pelaku secara jelas terekam CCTV.

Baca Juga : Wakil Ketua DPRD Jatim Sri Wahyuni Serukan Kolaborasi Menyeluruh Berantas Narkoba

Dan pelaku nyatanya bukan seorang saja, melainkan bapak dan anak. Keduanya dibekuk oleh tim Jatanras Polrestabes Surabaya saat kabur ke Madura.

Fakta adanya pulau Madura ini sebagai tempat asal keduanya terkadang bisa dibilang menyudutkan suku tertentu. Namun fakta yang terjadi demikian adanya memang.

Hanya saja dalam melihat kasus ini harus secara bijak. Jangan lantas karena perilaku satu serta dua orang oknum kemudian memukul rata semua orang Madura sama.

Tentu sangat tidak adil. Karena saya juga yakin masih banyak orang baik ketimbang satu-dua orang oknum yang melakukan kejahatan dan kebetulan berasal dari Madura.

Sehingga belakangan ramai istilah "New Mexico" di media sosial yang bisa dibilang sindiran halus. Karena orang Mexico sebagai imigran di Amerika Serikat sering dituding pembuat keonaran.

Atas adanya kasus pencurian lampu hias ini tentu yang dirugikan adalah Pemkot Surabaya. Karena untuk mempercantik kawasan Kota Lama agar menjadi wisata heritage adalah gagasan Pak Wali Kota Eri Cahyadi.

Dan bicara menjadi wali kota Surabaya ini ibaratnya menjadi wali kota bukan hanya sebatas Kota Pahlawan saja. Tapi juga kepala daerah setara gubernur bagi Madura Raya.

Memang saat ini belum ada secara resmi yang namanya Provinsi Madura. Tapi tak menutup kemungkinan kelak Madura bisa menjadi provinsi tersendiri yang lepas dari administrasi Pemprov Jatim.

Masih ingat beberapa waktu lalu ketika Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi melakukan sidak parkir-parkir liar di sejumlah mini market. Dan ketika ditanya tukang parkir tersebut tak mampu menunjukkan KTP warga Surabaya melainkan bisa ditebaklah sendiri.

Eri sebagai kepala daerah di Kota Pahlawan nyatanya memang tak hanya mengurus dua jutaan lebih penduduk yang secara administratif KTP terdata sebagai warga Surabaya. Tapi mereka-mereka juga yang pendatang di sini. Entah untuk mencari kerja, menempuh pendidikan serta lainnya utama dari daerah tetangga.

Nah, bicara suku Madura di Surabaya ini tentu memiliki sejarah panjang. Tak ujug-ujug ada begitu saja.

Dahulu ketika Surabaya masih menjadi kawasan hutan belantara disebutkan jika Raden Wijaya sebagai raja pertama Kerjaan Majapahit tak memiliki pasukan. Karena Kerajaan Singosari sebagai asal muasalnya kalah dari Kerajaan Kediri dalam sebuah perang akbar.

Baca Juga : Dugaan Penipuan Proyek Gedung Fakultas Kedokteran ITS Dilaporkan ke Polrestabes Surabaya

Raden Wijaya kemudian meminta bantuan kepada Bupati Sumenep (Madura), Arya Wiraraja agar dibantu tenaga pasukan untuk membuka kawasan hutan di Surabaya Raya.

Dari sini bisa disimpulkan bahwa suku Madura ya memang sudah ada berabad-abad bahkan semenjak Surabaya masih menjadi kabupaten dan belum menjadi kota madya.

Madura sebagai suku kemudian berbaur dengan masyarakat Surabaya yang mayoritas berbahasa Jawa. Kebanyakan suku Madura terutama ada di wilayah Surabaya utara hingga saat ini yang berbatasan dengan laut.

Di Surabaya wilayah utara ini, orang-orang Madura di sana tak hanya fasih berbahasa Madura saja tapi juga bahasa Jawa. Tapi dengan logat khas orang Madura.

Apalagi dengan tradisi kuat merantau orang Madura sejak dulu. Tentu Surabaya menjadi sasaran utama.

Karena alasannya secara teutorial sangat lah dekat. Tinggal menyebrang Jembatan Suramadu selama 10-15 menitan saja sudah sampai. Hal yang sangat mudah bagi orang Madura.

Karena tradisi merantau orang Madura bisa dibilang tak main-main. Bukan hanya antar kabupaten/kota, tapi juga antar provinsi bahkan hingga luar Negeri utamanya Malaysia sebagai tempat favorit utama.

Dan ketika Hari Raya Idul Fitri ataupun Idul Adha kita sudah familiar dengan istilah "Toron" bagi orang Madura. Yakni, saat berbondong-bondong ribuan orang perantauan kembali pulang dan melintas di Jembatan Suramadu setiap harinya waktu jelang lebaran karena untuk berkumpul dengan sanak serta familiy di pulau garam tersebut.

 


Topik

Serba Serbi madura raya madura eri cahyadi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Tulungagung Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

M. Bahrul Marzuki

Editor

Redaksi

Serba Serbi

Artikel terkait di Serba Serbi