JATIMTIMES - Maliki Festival 2025 di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang yang berlangsung hingga 25 Oktober 2025 ini, bukan sekadar rutinitas tahunan mahasiswa. Ia lahir sebagai ruang terbuka tempat bakat, ide kreatif dan jejaring bertemu.
Dari ajang seni, olahraga, hingga forum akademik, festival ini menegaskan bahwa mahasiswa bisa melahirkan agenda yang lebih bermakna daripada sekadar hiburan.
Baca Juga : Apa Itu Peristiwa 9/11? Fakta, Sejarah, dan Dampak Tragedi WTC di Amerika
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Prof. H. Triyo Supriyatno, M.Ag., menilai langkah mahasiswa ini sebagai lompatan penting. Menurutnya, Maliki Festival berhasil menggeser persepsi umum bahwa festival mahasiswa identik dengan pesta dan keriuhan.
“Apa yang ditunjukkan mahasiswa UIN Malang adalah perayaan dengan makna akademik. Mereka membuktikan, di balik sorak sorai ada semangat perubahan. Karena itu saya ingin Maliki Festival terus dilanjutkan sebagai agenda tahunan, bahkan saya akan menyumbangkan piala besar sebagai simbol keberlanjutan,” ungkapnya.

Dukungan juga datang dari Prof. Isroqunnajah, M.Ag., Ketua LP2M sekaligus mantan Wakil Rektor IV. Ia memandang festival ini bukan hanya wadah ekspresi, melainkan juga strategi kampus memperkenalkan UKM kepada mahasiswa baru.
“Maliki Festival memberi jalan bagi mahasiswa mengenal organisasi yang sesuai dengan passion mereka. Di sini, seni, olahraga, dan forum ilmiah disatukan, lalu disalurkan dalam jalur yang lebih terarah. Itu yang membuat saya mengapresiasi tinggi apa yang sudah dilakukan panitia dan mahasiswa penyelenggara,” ujarnya.
Visi besar di balik festival ini ditegaskan oleh Presiden Mahasiswa, Muamar Sidiq. Ia menjelaskan bahwa arah Maliki Festival bukan berhenti pada euforia lomba. Ada target kolaborasi yang ingin diwujudkan.
Baca Juga : Dunia Industri Berharap Peran Kedutaan Besar Luar Negeri untuk Aktif Memasarkan Produk Lokal
“Kami mendorong UKM, organisasi daerah, hingga forum internasional agar terhubung di sini. Bahkan ada forum penulis konten yang kami siapkan sebagai ruang baru bagi mahasiswa kreatif. Jadi, output-nya jelas: membangun jejaring, memperluas wawasan, dan memperkuat peran mahasiswa di ranah global,” katanya.
Lebih jauh, festival ini tidak hanya berdampak pada mahasiswa penyelenggara, melainkan juga menjadi ruang belajar alternatif bagi seluruh peserta. Melalui Maliki Festival, mahasiswa dapat mengeksplorasi potensi diri tanpa terikat ruang kelas. Diskusi lintas fakultas, pertunjukan seni, hingga pertandingan olahraga menjadi “laboratorium sosial” yang menumbuhkan kerja sama dan solidaritas.
Dengan wajah barunya, Maliki Festival 2025 meneguhkan identitas UIN Malang sebagai kampus yang memberi ruang seluas-luasnya bagi mahasiswa untuk tumbuh. Ia memperkaya kalender kegiatan akademik, sekaligus melahirkan budaya kolaborasi yang berkesinambungan. Bukan sekadar festival, tetapi sebuah ekosistem kreatif yang menyiapkan generasi mahasiswa lebih adaptif, kritis, dan relevan menghadapi tantangan zaman.