JATIMTIMES - Awas! Berita ini mengandung spoiler. Film The Conjuring: Last Rites akhirnya resmi hadir sebagai penutup perjalanan panjang Ed dan Lorraine Warren di layar lebar. Namun sayangnya, film ini diklaim tidak memberikan akhir yang benar-benar kuat seperti yang diharapkan.
Dilansir dari IGN, film garapan Michael Chaves ini sebenarnya dibuka dengan cukup menjanjikan, tapi sayangnya kehilangan tempo di pertengahan cerita dan tidak pernah benar-benar bangkit kembali.
Baca Juga : Bazaar UMKM Hingga Pertunjukan Seni Semarakkan HUT RI ke 80 di Desa Kalibatur
Berlatar tahun 1986, kisah kali ini diangkat dari pengalaman nyata keluarga Smurl di Pennsylvania yang mengaku dihantui secara brutal. Dalam film, teror dimulai ketika Heather (Kíla Lord Cassidy), putri sulung keluarga Smurl, menerima hadiah sebuah cermin tua dari kakek-neneknya.
Sejak saat itu, berbagai kejadian mengerikan menimpa keluarga tersebut. Plafon rumah roboh, anggota keluarga melihat penampakan menyeramkan, hingga ada yang muntah darah. Meski mereka berusaha menyingkirkan cermin itu, rupanya tidak semudah yang dibayangkan.
James Wan, sutradara dua film pertama The Conjuring, masih terlibat lewat kredit cerita. Namun kursi sutradara kini kembali ditempati Michael Chaves, yang sebelumnya menggarap The Curse of La Llorona, The Conjuring: The Devil Made Me Do It, hingga The Nun II.
Meski kerap dianggap gagal membawa nuansa horor khas James Wan, Chaves dinilai mulai berkembang dalam membangun ketegangan. Beberapa adegan awal cukup efektif, seperti ketika Janet (Rebecca Calder), ibu keluarga Smurl, mengalami gangguan saat sedang beraktivitas di rumah.
Adegan di ruang bawah tanah rumah Smurl bahkan disebut menjadi salah satu momen paling menegangkan, dengan penggunaan bayangan dan atmosfer gelap yang berhasil menghadirkan rasa ngeri.
Pertanyaan yang muncul, di mana Ed dan Lorraine Warren selama semua teror itu? Ternyata pasangan ini cukup lama absen dari cerita. Setelah prolog singkat yang menunjukkan hubungan mereka dengan cermin misterius, film baru benar-benar mempertemukan Warrens dengan keluarga Smurl setelah lebih dari satu jam berjalan.
Alasannya, Ed digambarkan tengah beristirahat akibat masalah jantung, sementara Lorraine sibuk dengan putrinya, Judy (Mia Tomlinson), yang mulai kewalahan karena mewarisi kemampuan sang ibu berkomunikasi dengan makhluk gaib.
Kisah Judy sendiri cukup menarik, terutama adegan menegangkan di ruang ganti penuh cermin. Namun, penonton tetap berharap Warrens segera terjun langsung ke kasus, bukan hanya menyaksikan Ed bermain ping pong dengan Tony (Ben Hardy) diiringi lagu David Bowie.
Baca Juga : Dekan FH PTN Se-Indonesia Serukan Sikap Kebangsaan, Desak Pemerintah Perbaiki Sistem Hukum
Dalam berbagai review, Patrick Wilson dan Vera Farmiga tetap tampil memikat sebagai Ed dan Lorraine. Chemistry keduanya masih menjadi daya tarik. Sayangnya, film ini terasa tidak fokus karena terlalu lama memisahkan dua alur cerita, yakni keluarga Smurl dan keluarga Warren.
Ketika akhirnya dipertemukan, energi cerita sudah terlanjur hilang. Beberapa adegan ikonik, seperti kemunculan Annabelle, memang masih bisa memuaskan penggemar lama, tapi tidak cukup untuk menyelamatkan keseluruhan film.
Heather yang di awal tampak sebagai tokoh utama, perlahan kehilangan peran pentingnya dan nyaris tenggelam di babak akhir.
Sebagai film terakhir dari saga The Conjuring, Last Rites sebenarnya dipromosikan sebagai kasus monumental yang menjelaskan mengapa ini menjadi akhir perjalanan Warrens. Sayangnya, hasil akhirnya tidak sesuai ekspektasi.
Meski masih ada beberapa momen horor, film ini lebih terasa seperti kehilangan arah. IGN menuliskan penonton dibuat seperti menyaksikan dua film berbeda sebelum akhirnya dipaksa menyatu di bagian akhir.
Bagi penggemar Patrick Wilson dan Vera Farmiga, chemistry mereka tetap menjadi alasan utama menonton. Namun, jika dibandingkan dengan dua film awal James Wan, The Conjuring: Last Rites diklaim kurang menggigit sebagai penutup waralaba horor besar ini.