Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Agama

Asal-usul dan Sejarah Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW

Penulis : Mutmainah J - Editor : Nurlayla Ratri

24 - Aug - 2025, 19:18

Placeholder
Maulid Nabi Muhammad. (Foto: Pixabay)

JATIMTIMES - Memasuki bulan Rabiul Awal yang jatuh pada malam ini, Minggu (24/8/2025), umat Islam mulai memasuki masa peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah, umat Islam di berbagai penjuru dunia memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Peringatan Maulid Nabi bukan hanya sekadar perayaan, melainkan momentum untuk mengenang kembali sejarah perjuangan, akhlak mulia, serta keteladanan Rasulullah yang menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat Islam.

Baca Juga : Ketua Dewan dan Ketua BK DPRD Kabupaten Banyuwangi Raih Penghargaan Tokoh Kebangsaan

Seiring berjalannya waktu, tradisi memperingati Maulid Nabi telah menjadi bagian dari budaya dan praktik keagamaan di banyak negara Muslim, termasuk Indonesia. Berbagai daerah memiliki cara masing-masing untuk merayakan Maulid, mulai dari tradisi besar seperti Sekaten di Yogyakarta, Panjang Jimat di Cirebon, hingga Bunga Lado di Padang. Semua kegiatan ini mencerminkan rasa cinta dan penghormatan umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW.

Namun, tidak banyak yang mengetahui bahwa perayaan Maulid Nabi memiliki sejarah panjang yang berakar sejak berabad-abad lalu. Tradisi ini mulai dikenal sejak masa Dinasti Abbasiyah, ketika sosok Khaizuran, ibu dari khalifah Harun al-Rasyid, memerintahkan masyarakat Madinah dan Makkah untuk merayakan kelahiran Rasulullah. Dari situlah Maulid Nabi berkembang menjadi sebuah peringatan penting yang terus hidup hingga sekarang, mengajarkan nilai religius sekaligus memperkuat ikatan umat Islam dalam meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW.

Asal-usul Istilah Maulid Nabi

Menurut Kementerian Agama RI, Maulid Nabi adalah kegiatan memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan tujuan mengenang sejarah, perjuangan, dan keteladanan beliau.

Secara bahasa, istilah Maulid Nabi berasal dari dua kata dalam bahasa Arab. Kata maulid atau milad berarti lahir atau kelahiran, sedangkan kata nabi merujuk kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian, Maulid Nabi berarti peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW.

Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal Tahun Gajah, sebelum penanggalan Hijriah resmi ditetapkan. Hal ini tercatat dalam karya Sirah Nabawiyah oleh Prof. Dr. Muh. Rawwas Qol’ahji.

Tradisi memperingati Maulid Nabi sudah dikenal sejak awal sejarah Islam. Menurut catatan dalam kitab Wafa’ul Wafa bi Akhbar Darul Mustafa karya Nuruddin Ali, perayaan Maulid telah dilakukan oleh masyarakat Muslim bangsa Arab sejak abad ke-2 Hijriah.

Salah satu tokoh penting dalam menghidupkan tradisi ini adalah Khaizuran (170 H/786 M), ibu dari Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan Harun al-Rasyid. Ia memerintahkan masyarakat Madinah untuk merayakan Maulid Nabi di Masjid Nabawi, dan juga meminta masyarakat Makkah untuk melaksanakannya di rumah-rumah.

Sebagai sosok berpengaruh di era Dinasti Abbasiyah, Khaizuran berhasil menggerakkan masyarakat untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sejak saat itu, Maulid Nabi menjadi tradisi penting dalam kehidupan umat Islam yang terus dipelihara hingga kini.

Cara Umat Islam Memperingati Maulid Nabi

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan bentuk rasa cinta umat Islam kepada Rasulullah. Tradisi ini berkembang di berbagai negara, termasuk Indonesia, dengan beragam cara.

Beberapa bentuk perayaan Maulid Nabi antara lain:

Baca Juga : Diperpanjang Hingga 25 Agustus, Ini Jadwal Terbaru Pengusulan PPPK Paruh Waktu 2025

• Tradisi lokal: Setiap daerah di Indonesia memiliki cara khas memperingati Maulid, seperti Sekaten di Yogyakarta, Panjang Jimat di Cirebon, dan Bunga Lado di Padang.

• Meneladani akhlak Nabi: Umat Islam dianjurkan meneladani empat sifat utama Rasulullah, yaitu shiddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan), dan fathonah (cerdas).

• Bersalawat: Membaca sholawat sebagai wujud cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.

Perayaan Maulid Nabi bukan hanya menjadi momen untuk mengenang kelahiran Rasulullah SAW, tetapi juga sarana memperkuat keimanan, mempererat ukhuwah Islamiyah, serta meneladani akhlak mulia beliau dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan sejarah panjang yang berawal sejak masa Dinasti Abbasiyah hingga kini, Maulid Nabi tetap menjadi tradisi penting yang diperingati oleh umat Islam di seluruh dunia. Melalui perayaan ini, umat Islam diajak untuk semakin mencintai Rasulullah SAW, meneladani sifat-sifatnya, serta menjadikan ajarannya sebagai pedoman hidup dalam menghadapi tantangan zaman.


Topik

Agama maulid nabi nabi muhammad saw asal usul



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Tulungagung Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Mutmainah J

Editor

Nurlayla Ratri