Pemanfaatan Bidang Peternakan: Mahasiswa KKN UNIKAMA 2025 Sukses Gelar Sosialisasi Pupuk dan Mineral Molasses Block (MMB) di Desa Banjararum
03 - Sep - 2025, 03:38
Sosialisasi Pupuk Ternak
Kotoran ternak seperti tinja, air seni, dan sisa makanan dapat menimbulkan pencemaran lingkungan seperti halnya aroma yang menyengat dan mampu merusak kualitas lingkungan da kesehatan komunitas di sekitar peternakan. Pengolahan limbah ternak penting dilakukan agar tidak terbuang dengan percuma sehingga menciptakan produk yang memiliki nilai pasar dan mengurangi polusi lingkungan. Kotoran hewan digunakan sebagai pupuk kandang karena kandunganunsur hara seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) yang diperlukan oleh tanaman dan kesuburan lahan dan elemen hara mikro seperti kalsium, magnesium, sulfur, natrium, besi, dan tembaga.
Pengolahan limbah hewan atau yang umum disebut pupuk organik merupakan salah satu bentuk pupuk yang bersahabat dengan lingkungan karena mampu mengurangi penggunaan bahan kimia dalam proses penggunaanannya. Pupuk ini dapat dibuat menggunakan bahan baku kotoran kambing. Digunakan sebagai bahan organik dalam pembuatan pupuk kandang karena keberadaan unsur haranya cukup tinggi di mana kotoran kambing dicampurkan dengan air seninya (urin) yang juga mengandung zat hara. Hal ini umumnya tidak terjadi pada jenis pupuk kandang yang lain seperti feses sapi.
Baca Juga : Tekan Inflasi, Pemkot Batu Gelar Pasar Murah
Kelompok KKN Universitas PGRI Kanjuruhan Malang Desa Banjararum 2025 melalukan pengerjaan dengan percobaan terlebih dahulu sebelum pada sosialisasi pada peternak. Tanggal 27-31 Agustus Kelompok KKN UNIKAMA 2025 mulai melakukan sosialisasi secara rumah ke rumah para peternak dengan total 3 peternak di Dusun Tanjung, Desa Banjararum, Kabupaten Malang. “Kotoran kambing mudah diaplikasikan dan tidak berbau menyengat dibandingkan kotoran sapi,” ujar Jemikson.
Yehezkiel Christony Alauw selaku penanggung jawab proker ini dan sekalian dari prodi peternakan memberikan arahan dengan anggotanya. “Pada pembuatan pupuk bahan yang dibutuhkan yaitu kotoran kambing, jagung, shorgum, molasses, EM4. Dengan langkah pembuatan sebagai berikut : 1.) Hijauan pakan ternak dilayukan dengan cara diangin – anginkan kurang lebih semalaman. 2. )Hijauan dicacah dengan potongan 2 – 5 cm atau bias menggunakan mesin chopper. 3.) Penambahan EM4 dan molasses dan diberikan secara merata selapis demi selapis, dan diaduk. 4.) Hijauan yang sudah tercampur dimasukkan ke dalam silo dan ditekan kuat – kuat, dipadatkan dengan diinjak – injak agar tidak ada lagi udara yang tersisa (hampa udara). 5.) Silo/drum dapat dibuka setelah proses fermentasi.” Ujarnya
Kotoran kambing ini sangat bermanfaat oleh para peternak dan petani. Peternak akan mengurangi limbah dari kotoran ternak nya sedangkan untuk petani sebagai pemanfaatan untuk pupuk organik tanamannya seperti hasil kebun yang dikelolah oleh Desa di wilayah Ganjaran.
Peternak menunjukkan minat besar karena proker ini menawarkan solusi praktis dan ekonomis. Mereka melihat potensi besar dari limbah ternak (kotoran kambing) yang sebelumnya dianggap tidak bernilai, kini bisa diubah menjadi pupuk berkualitas tinggi. Mereka merasa mendapatkan manfaat ganda seperti lingkungan lebih bersih dan pengeluaran untuk pupuk berkurang.
“Setelah sosialisasi selesai, saya berharap program semacam ini bisa berlanjut atau ada pendampingan lebih lanjut. Saya ingin memastikan ilmu yang didapat tidak berhenti di satu titik, melainkan bisa terus dikembangkan untuk kemajuan peternakan dan pertanian mereka.” Ujar Pak Mistono salah satu peternak yang lakukan sosialisasi pupuk.
Secara keseluruhan, program ini tidak hanya sekadar menyampaikan materi, tetapi juga memberdayakan para peternak untuk lebih mandiri dalam mengelola sumber daya yang mereka miliki. Keberhasilan program ini merupakan bukti konkret bahwa kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat khususnya peternak dapat menghasilkan perubahan yang positif dan berkelanjutan untuk kesejahteraan bersama.
Mineral Mollases Block (MMB)
Peningkatan produktivitas hewan ternak sangat terkait dengan ketersediaan pakan yang berkualitas dan memenuhi kebutuhan gizi, terutama mineral. Mineral adalah elemen nutrisi esensial yang memiliki peran krusial dalam mendukung perkembangan, kesehatan, reproduksi, serta peternakan. Kekurangan mineral baik yang berskala besar maupun kecil dapat menyebabkan berbagai masalah seperti berkurangnya nafsu makan, gangguan pertumbuhan, rendahnya efisiensi reproduksi, hingga menurunnya mutu dan jumlah produk hewan, seperti susu, daging, dan telur.
Mineral Molasses Block (MMB) merupakan suplemen pakan ternak ruminansia yang berfungsi sebagai tambahan makanan yang berguna untuk meningkatkan nafsu makan, kecernaan, kesehatan, reproduksi dan mencegah kekurangan (defisiensi) mineral pada ternak. Mineral Molasses Block berbentuk padatan dan kaya akan energi dan mineral yang diperlukan ternak.
Pada pembuatan Mineral Molasses Block (MMB) kami melakukan percobaan sebanyak 3 kali dengan menemukan takaran yang sesuai dan hasil dari (MMB) yang sesuai diharapkan yaitu tidak terlalu kerang dan hancur. “Pelaksanaan pembuatan Mineral Molasses Block (MMB) ini dilakukan bersamaan dengan pembuatan pupuk yaitu mulai tanggal 27-31 Agustus 2025 saat siang hari karena pembuatan (MMB) membutuhkan panas matahari untuk mengeringkan hasil (MMB).” Ujar Dyah
Baca Juga : 5 September 2025 Libur Apa? Ini Penjelasan Lengkap Tentang Maulid Nabi Muhammad SAW
Para peternak juga diberikan modul sederhana dengan panduan pembuatan pupuk dan Mineral Molasses Block (MMB) ini. Pada modul tersebut mengacu pada penjelasan, alat, bahan, dan teori yang mendukung. Bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan (MMB) ini yaitu garam 1kg, mineral premix 1/5 kg, semen putih 1 kg, molasses 750 gram, dedak 400 gram, dan air. Untuk cara pembuatan (MMB) yaitu 1.) Campurkan semua bahan menjadi satu, tambahkan air sedikit-sedikit hingga bahan. 2.) Setelah menjadi adonan. 3.) Adonan dicetak menggunakan pipa/bambu/plastik/botol bekas. 4.) Jemur MMB sampai kering. Pada pembuatan MMB ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu 1.) Hanya diberikan pada Ternak Dewasa (Sapi >1 tahun, kambing/domba >6 bulan). 2.) Sapi max 500 gr block/hari. Kambing/domba max 100gr block/hari. 3.) Bukan Pakan Utama. Pakan utama tetap hijauan & konsentrat.
“MMB meskipun bukan pakan utama namun akan memberikan solusi yang praktis dan ekonomis untuk meningkatkan kesehatan dan bobot ternak kami. MMB ini sangat memberikan inovasi yang baru bagi kami peternak di desa. Kami hanya memberikan pakan untuk kambing berupa rumbut hijau seadanya terkadang dedak, limbah sayur cincang, air biasa, dan tambahan konsentrat.” Ujar Pak Juned salah satu peternak yang lakukan sosialisasi MMB.
Respon para peternak sangat terbagi bagi kami semua agar ilmu yang telah didapat tidak akan putus melainkan bisa terus dikembangkan agar kemajuan peternak di desa lebih berkembang. Inovasi yang disampaikan mahasiswa KKN UNIKAMA 2025 Desa Banjararum, seperti pemanfaatan MMB untuk meningkatkan kualitas ternak, disambut baik sebagai langkah nyata menuju peternakan yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Penulis
Intan Putri Nurhaliza