Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Agama

Khutbah Jumat 31 Oktober 2025: Zaman Terus Berubah, Tapi Istiqamah Harus Tetap Terjaga

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : A Yahya

31 - Oct - 2025, 10:23

Placeholder
Ilustrasi momen khutbah Jumat. (Foto: Masjid Raya KH. Hasyim Asyari)

JATIMTIMES - Khutbah Jumat selalu menjadi momen penting bagi umat Islam untuk saling mengingatkan tentang takwa kepada Allah SWT. Sebab, ketakwaan adalah ukuran utama kemuliaan manusia di sisi-Nya. Salah satu cara menjaga ketakwaan itu adalah dengan istiqamah, yakni berpegang teguh pada ketaatan meski zaman terus berubah.

Tema khutbah Jumat kali ini, “Zaman Boleh Berubah, Tapi Istiqamah Harus Tetap Terjaga”, tujuannya untuk mengajak umat agar tidak goyah oleh perubahan dunia yang begitu cepat. 

Baca Juga : Akhir Oktober 2025, Dinas PU Bina Marga Kabupaten Malang Selesaikan Jalan Mantap hingga 80 Persen

Khutbah I 

اَلْحَمْدُ للهِ الْمَوْجُوْدِ أَزَلًا وَأَبَدًا بِلَا مَكَانٍ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ الْأَتَمَّانِ الْأَكْمَلَانِ، عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ، أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ.
أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ: إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ (فصلت: ٣٠)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dari atas mimbar ini, khatib mengingatkan kembali kepada diri sendiri dan seluruh jamaah untuk selalu berupaya meningkatkan kualitas iman serta takwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Caranya, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhkan diri dari segala larangan yang telah ditetapkan.

Kaum Muslimin rahimakumullah,
Salah satu tanda keimanan yang kuat adalah istiqamah. Dalam istilah para ulama, istiqamah berarti luzum tha’atillah, yakni berpegang teguh dan konsisten dalam ketaatan kepada Allah ta’ala.

Orang yang istiqamah bukan hanya taat sesekali, tetapi senantiasa menjaga konsistensi dalam menjalankan perintah-Nya dan menjauhi hal-hal yang dilarang. Ia berusaha mempertahankan kebaikan dalam setiap kondisi, baik saat lapang maupun sempit, sehat maupun sakit.

Orang yang mampu menjaga istiqamah seperti ini, insyaallah akan mendapat ganjaran tertinggi di sisi Allah, yaitu surga. Sebagaimana firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ (فصلت: ٣٠)

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Tuhan kami ialah Allah’, kemudian mereka istiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, ‘Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih, dan gembirakanlah mereka dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu’,”  (QS Fushshilat: 30).

Firman Allah “Kemudian mereka istiqamah” dalam ayat tersebut, menurut Sahabat Abu Bakar berarti, “Mereka tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun.” Menurut Ibnu ‘Abbas, “Mereka konsisten dalam melaksanakan kewajiban.” Sementara kata Qatadah, “Istiqamah dalam ketaatan kepada Allah.”

Allah juga memerintahkan Nabi-Nya untuk Istiqamah:

فَلِذَلِكَ فَادْعُ وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ  (الشورى: ١٥)

Artinya: “Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan istiqamahlah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka"   (QS asy-Syura: 15)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dalam sebuah hadis sahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, diceritakan bahwa salah seorang sahabat pernah berkata kepada Rasulullah SAW,

قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ

Katakanlah: Aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim)

Dari hadis singkat ini, Rasulullah SAW mengajarkan bahwa setelah seseorang beriman, langkah berikutnya adalah menjaga istiqamah, yaitu tetap teguh di jalan Allah dalam setiap keadaan.

Kaum Muslimin rahimakumullah,
Istiqamah bukan hanya ajaran untuk individu, melainkan juga fondasi bagi tegaknya umat dan bangsa. Ketika semangat istiqamah hilang, masyarakat akan kehilangan arah dan mudah terombang-ambing oleh pengaruh dunia. Tanpa istiqamah, moral rusak, kemaksiatan merajalela, dan rasa iri serta kebencian akan tumbuh di tengah umat.

Sebaliknya, jika nilai istiqamah dijaga, hasilnya akan manis. Masyarakat akan hidup damai, saling menghormati, dan berjalan di atas nilai-nilai kebenaran.

Istiqamah menjadikan seseorang tenang dalam ketaatan, sabar menghadapi cobaan, serta berperan aktif dalam memperbaiki lingkungannya.

Orang yang istiqamah tidak mudah tergoda oleh hal-hal yang sia-sia. Ia menebar manfaat, menjaga lisannya, dan menuntun orang lain menuju kebaikan. Dalam keseharian, ia hadir sebagai teladan, pribadi yang taat, sabar, dan membawa kedamaian bagi sekitarnya.

Jamaah Salat Jumat yang dimuliakan Allah,
Istiqamah bukan hanya menjadi kewajiban bagi rakyat atau individu, tapi juga menjadi keniscayaan bagi para pemimpin, baik dari yang memimpin negara, daerah, perusahaan, hingga rumah tangga.

Seorang pemimpin yang istiqamah akan menularkan keteguhan itu kepada orang-orang yang ia pimpin. Dalam kitab nasihat klasik, Imam Rifa’i berkata:

اِسْتَقِمْ بِنَفْسِكَ يَسْتَقِمْ بِهَا غَيْرُكَ، كَيْفَ يَكُوْنُ الظِّلُّ مُسْتَقِيْمًا وَالْعُوْدُ أَعْوَجُ

Istiqamahkanlah dirimu, maka orang lain akan istiqamah karenamu. Bagaimana mungkin bayangan bisa lurus jika bendanya bengkok?

Pesan ini sangat relevan bagi semua lapisan masyarakat. Keberhasilan sebuah komunitas, lembaga, bahkan negara, berawal dari keteguhan pemimpinnya dalam menjalankan nilai-nilai kebaikan.

Jika pemimpin istiqamah, maka yang dipimpin pun akan meneladaninya. Guru yang istiqamah akan melahirkan murid yang berakhlak baik. Suami yang istiqamah akan menuntun keluarga dalam ketaatan. Direktur yang istiqamah akan menciptakan budaya kerja yang jujur dan amanah. Begitu pula pejabat dan rakyat, jika keduanya sama-sama istiqamah, maka masyarakat akan dipenuhi keadilan dan keberkahan.

Di tengah perubahan zaman yang cepat, menjaga istiqamah memang tidak mudah. Godaan dunia datang dari berbagai arah, mulai dari kekuasaan, harta, dan hawa nafsu bisa mengikis keteguhan hati. Namun seorang mukmin sejati akan selalu berusaha untuk teguh di jalan Allah.

Istiqamah bukan berarti tidak pernah salah, tetapi mampu bangkit setiap kali tergelincir dan terus berpegang pada kebenaran. Itulah sebabnya, Rasulullah SAW mencontohkan untuk senantiasa berdoa agar hati tetap teguh dalam keimanan:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

Baca Juga : Blackpink Siap Guncang Jakarta 1-2 November 2025: Jadwal Konser, Rundown Acara, dan Panduan Penukaran Tiket Lengkap

Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. Tirmidzi)

Saudara-saudaraku seiman rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa beristiqamah di jalan Allah subhanahu wa ta’ala, meski zaman terus berubah dan tahun demi tahun berganti. Hidup yang kita jalani di dunia ini hanyalah sementara. Karena itu, gunakanlah setiap detiknya untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.

Hidup adalah nikmat yang harus disyukuri dengan amal saleh. Di antara nikmat terbesar yang Allah berikan adalah nikmat waktu, kesempatan untuk berbuat baik dan menebar manfaat.

Waktu yang kita miliki adalah amanah, dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Maka jangan sia-siakan masa hidup ini dengan menunda-nunda kebaikan.

Hari-hari yang kita lalui adalah bagian dari umur kita. Siapa yang tidak memanfaatkannya untuk beramal, maka ia akan menyesal ketika waktu telah habis. Ulama Al-Hasan Al-Bashri pernah berkata:

ابْنَ آدَمَ، إِنَّمَا أَنْتَ أَيَّامٌ، كُلَّمَا ذَهَبَ يَوْمٌ، ذَهَبَ بَعْضُكَ

Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau hanyalah kumpulan dari hari-hari. Setiap kali satu hari berlalu, berarti sebagian dari dirimu juga telah pergi.”

Ungkapan ini menjadi pengingat bahwa waktu adalah bagian dari diri kita yang tidak akan kembali. Setiap detik yang terlewat tanpa makna, sejatinya adalah bagian dari hidup yang hilang.

Bahkan Al-Khalil bin Ahmad Al-Farahidi, seorang ulama dan ahli bahasa ternama pernah mengungkapkan penyesalannya atas waktu yang terbuang sia-sia hanya untuk perkara duniawi. Ia berkata:

Waktu yang paling aku sesali adalah waktu yang terbuang hanya untuk makan.”

Tentu, kita mungkin belum bisa mencapai tingkat kezuhudan seperti beliau. Namun, nasihat para ulama ini seharusnya menjadi cermin bagi kita agar lebih menghargai waktu dan memanfaatkannya untuk hal yang bermanfaat, baik untuk dunia maupun akhirat.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Menjaga istiqamah adalah tantangan sekaligus kebutuhan. Iman perlu dirawat agar tidak pudar, dijaga dari hal-hal yang dapat merusak dan memutuskannya. Istiqamah bukan hanya sebatas ketaatan dalam ibadah, tetapi juga keteguhan hati dalam berpegang pada kebenaran di tengah berbagai godaan dunia.

Orang yang istiqamah akan merasakan ketenangan di dunia dan keselamatan di akhirat. Sebab, ketaatan kepada Allah adalah cahaya di alam kubur, penyelamat di atas jembatan shirath pada hari kiamat, dan menjadi sebab kebahagiaan di hari kebangkitan.

Itulah mengapa istiqamah menjadi tanda kemuliaan seorang hamba. Allah subhanahu wa ta’ala berjanji dalam firman-Nya:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang berkata: ‘Tuhan kami adalah Allah,’ kemudian mereka tetap istiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka (seraya berkata): Janganlah kamu takut dan janganlah kamu bersedih hati, dan bergembiralah dengan surga yang dijanjikan kepadamu.” (QS. Fussilat: 30)

Jamaah Salat Jumat yang berbahagia,
Mari kita manfaatkan sisa usia dengan sebaik-baiknya. Jangan biarkan waktu berlalu tanpa makna. Jadikan setiap hari kesempatan untuk memperbaiki diri, memperbanyak amal, dan memperkuat iman.

Istiqamah juga berarti konsisten dalam kebaikan, sabar dalam ujian, serta menjauhkan diri dari maksiat dan dosa. Dengan istiqamah, hidup akan terasa lebih tenang dan terarah.

Di hari yang penuh berkah ini, marilah kita berdoa agar Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk senantiasa teguh di jalan-Nya. Semoga hati kita dijaga agar tetap istiqamah hingga akhir hayat.

Sebagaimana doa yang diajarkan oleh Imam Al-Hasan Al-Bashri:

اللهم أَنْتَ رَبُّنَا فَارْزُقْنَا الْاسْتِقَامَةَ

Ya Allah, Engkau adalah Tuhan kami, maka karuniakanlah kepada kami istiqamah di jalan-Mu.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk golongan hamba-hamba-Nya yang istiqamah, beramal saleh, dan memperoleh kebahagiaan dunia serta akhirat. 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Demikian khutbah singkat pada siang yang penuh berkah ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
     أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيالْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ


Topik

Agama Jumat khutah jumat doa jumat



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Tulungagung Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

A Yahya