JATIMTIMES - Rencana pengoperasian bus Trans-Jatim di Kota Malang pada akhir November 2025 mendapat dukungan dari DPRD Kota Malang. Namun, Komisi C DPRD menekankan pentingnya penataan rute dan pola operasional yang berpihak pada semua pihak, termasuk pengemudi angkutan kota (angkot) yang sudah lama menjadi transportasi andalan masyarakat.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Malang Dito Arief Nurakhmadi mengatakan bahwa kehadiran Trans-Jatim merupakan langkah maju dalam memperkuat sistem transportasi publik di Kota Malang. Ia berharap, pelaksanaannya nanti bisa tetap menjaga keseimbangan dengan moda transportasi lokal yang sudah ada.
Baca Juga : Ketua DPD RI Dorong Anak Muda Tak Ragu Terjun ke Politik
“Trans-Jatim adalah peluang untuk membenahi transportasi masal kita. Tapi tentu perlu perencanaan rute yang matang, supaya keberadaan angkot juga tetap terjaga,” ujarnya, Selasa (29/10/2025).
Dito menjelaskan, kolaborasi antara pemerintah daerah, operator Trans-Jatim, dan para pengemudi angkot menjadi kunci sukses integrasi transportasi di Kota Malang. Salah satu bentuknya adalah pemanfaatan angkot sebagai feeder (pengumpan) bagi rute Trans-Jatim.
“Kalau bisa dikolaborasikan, justru bagus. Angkot bisa tetap beroperasi sebagai pengumpan Trans-Jatim. Tapi perlu dibahas lebih lanjut agar armada yang ada bisa memenuhi standar dan tetap layak,” ucap Dito.
Selain itu, pihaknya mendorong Pemkot Malang untuk mendukung upaya revitalisasi angkot agar lebih modern, nyaman, dan diminati masyarakat. Dito menilai, langkah ini bisa sejalan dengan visi pemerintah dalam meningkatkan layanan transportasi ramah lingkungan dan ramah penumpang.
“Kita bisa bantu lewat program subsidi atau insentif bagi pengemudi. Misalnya, angkot gratis bagi pelajar bisa jadi pilihan yang bagus, sekaligus mendorong minat masyarakat menggunakan transportasi umum,” jelasnya.
Baca Juga : Rakor Dispendukcapil Blitar: Akta dan NIK Jadi Gerbang Awal Anak Menuju Pendidikan Berkualitas
Menurut Dito, sinergi antara Trans Jatim dan angkot akan menciptakan ekosistem transportasi terpadu yang saling melengkapi. Dengan begitu, mobilitas warga semakin mudah, sementara para pengemudi lokal tetap mendapatkan ruang untuk berkembang.
“Kita ingin Trans-Jatim hadir bukan untuk menggantikan, tapi memperkuat sistem transportasi kita. Dengan perencanaan yang matang, saya yakin semua bisa berjalan berdampingan,” pungkasnya.
