JATIMTIMES - Dalam lautan toga hitam di aula megah Universita Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, turut berdiri tegak di antara para wisudawan, Dr. Mochamad Irfan Yusuf, M.M.. Ia adalah Menteri Haji dan Umrah Republik Indonesia yang bukan sekadar pejabat, tapi juga pejuang ilmu.
Gus Irfan, sapaan akrabnya resmi menyandang gelar doktor bidang Manajemen Pendidikan Islam pada Wisuda Sarjana dan Pascasarjana ke-89 periode V tahun 2025, Sabtu (4/10/2025).
Baca Juga : iPhone 17 Pro Max Jadi yang Terakhir Punya Layar Terbesar? Ini Alasannya!
Tidak ada karpet merah. Tidak pula pengawalan berlebihan. Ia hadir sebagaimana mahasiswa lainnya, menyelesaikan masa studi selama empat tahun penuh, di tengah kesibukan rapat kabinet, perjalanan dinas, dan tanggung jawab besar negara. Dalam senyum tenangnya, terselip kisah disiplin dan kesungguhan yang jarang terlihat di wajah pejabat publik.
“Kalau saya hitung, mungkin saya kuliah dari hampir seluruh provinsi,” katanya sambil tertawa saat memberi sambutan. “Dari Aceh, Lampung, Medan, Jakarta, Lombok, sampai Palembang. Kadang ikut kuliah di rest area. Saya tetap usahakan masuk kuliah daring," katanya.
Gus Irfan menolak jalan pintas. Ia menegaskan bahwa perjalanan akademiknya dijalani dengan cara yang sama seperti mahasiswa lain. “Saya kuliah empat tahun penuh. Tidak ada program khusus, tidak ada titipan nilai,” ujarnya, mantap. Pernyataan itu terdengar ringan, namun diucapkan dengan nada seorang yang pernah bergulat antara idealisme akademik dan realitas birokrasi.
Baginya, pendidikan bukan sekadar penghias gelar di belakang nama, melainkan fondasi berpikir dalam mengelola amanah publik. Ia paham, tugasnya di Kementerian Haji dan Umrah tak hanya soal ibadah spiritual, tapi juga manajemen besar berskala global.
“Urusan fikih haji itu hanya 15 sampai 20 persen. Sisanya 80 persen adalah manajemen, transportasi, logistik, keuangan, dan sistem pelayanan. Semua itu saya pelajari dari perkuliahan S1, S2, dan terutama S3 di UIN Malang,” ujarnya.
Baca Juga : Magang Nasional 2025 Dibuka 7 Oktober! Begini Cara Daftar dan Bikin Akun SIAPKerja
Bagi Gus Irfan, momen wisuda itu bukan akhir perjalanan, tapi pangkal tanggung jawab baru, tanggung jawab seorang pejabat yang tak berhenti menjadi pelajar. “Saya tidak lulus karena jadi menteri, tapi karena saya berjuang seperti mahasiswa lain. Dan ilmu ini bukan untuk saya pribadi, tapi untuk kemaslahatan umat,” ujarnya menutup pidato.
Rektor UIN Malang, Prof. Dr. Hj. Ilfi Nur Diana, M.Si., memberikan apresiasi yang mendalam kepada Gus Irfan. Pihaknya menyebut perjuangan Gus Irfan sebagai contoh nyata ketekunan dan integritas. “Beliau ini menteri, tapi benar-benar kuliah. Tidak nitip absen, tidak nitip nilai. Semangatnya luar biasa,” ujarnya di depan ribuan wisudawan.
Ia mengingatkan bahwa UIN Malang memang telah melahirkan banyak tokoh nasional, mulai dari Prof. Malik Fajar hingga Prof. Muhadjir Effendy. “Dari kampus ini, lahir pemimpin yang tumbuh dari ilmu dan kesungguhan. Maka jangan pernah kecil hati, anak-anakku,” lanjutnya.
