JATIMTIMES - Indonesia saat ini sedang memasuki masa peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk waspada, karena pada periode transisi ini sering terjadi fenomena cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi.
Indonesia Masuki Musim Peralihan
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa pada musim pancaroba atau peralihan, cuaca cenderung tidak menentu. Kondisi ini dapat memicu hujan deras tiba-tiba, angin kencang, petir, hingga puting beliung.
Baca Juga : Job Fair Inklusif 2025, Hadirkan 1.848 Loker Luar Negeri dan 163 Loker bagi Diffabel
“Pada masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan ini, terdapat potensi peningkatan risiko bencana hidrometeorologi,” jelas Dwikorita dalam keterangan resminya yang dikutip dari unggahan BMKG, Rabu (1/10/2025).
Prediksi Puncak Musim Hujan 2025-2026
BMKG merilis bahwa puncak musim hujan tahun ini akan bervariasi di setiap wilayah Indonesia. Perbedaan waktu tersebut dipengaruhi oleh letak geografis dan pola iklim regional.
• November–Desember 2025: sebagian besar wilayah Sumatera dan Kalimantan akan mengalami puncak musim hujan.
• Januari–Februari 2026: puncak hujan diprediksi terjadi di Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Dengan demikian, hampir seluruh wilayah Indonesia akan mengalami intensitas hujan tinggi mulai November 2025 hingga Februari 2026.
Imbauan BMKG untuk Masyarakat dan Pemerintah Daerah
Dwikorita menekankan pentingnya langkah antisipasi, terutama di daerah rawan banjir, tanah longsor, dan angin kencang. Menurutnya, peringatan dini yang dikeluarkan BMKG tidak hanya sebatas informasi, tetapi harus ditindaklanjuti dengan aksi nyata.
“Sehingga kami mohon dengan adanya peringatan dini ini, mohon untuk segera dilakukan aksi dini. Jadi tidak sekadar dibaca ya, tapi juga aksi dini minimal meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat yang berada di daerah rawan,” ujarnya.
Baca Juga : Peringati Hari Kesaktian Pancasila, Wali Kota Eri Ajak Warga Surabaya Tanamkan Nilai Pancasila
Selain itu, pemerintah daerah, lembaga terkait, dan masyarakat diminta untuk memantau secara berkala informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG, termasuk aplikasi mobile yang sudah tersedia.
Sisi Positif Musim Hujan
Di balik potensi ancaman bencana, BMKG juga menyebut ada manfaat besar dari datangnya musim hujan. Dengan tata kelola air yang tepat, curah hujan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sektor pertanian, pengisian waduk, hingga pasokan air bersih.
“Air hujan ini dengan sistem tata kelola air yang tepat, dapat dimanfaatkan untuk kepentingan misalnya pertanian,” tambah Dwikorita.
Dengan prediksi BMKG ini, masyarakat diharapkan lebih siap menghadapi musim hujan 2025-2026. Periode puncak hujan akan terjadi berbeda di setiap wilayah, mulai November hingga Februari mendatang. Kewaspadaan dan kesiapan masyarakat serta pemerintah daerah menjadi kunci untuk mengurangi risiko bencana sekaligus memaksimalkan manfaat air hujan.