JATIMTIMES - Menyambut musim baru BRI Super League 2025/2026, Arema FC resmi merilis struktur harga tiket pertandingan kandang yang akan digelar di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. Kategori tiket kini lebih variatif dan berkelas, sesuai peningkatan fasilitas dan kenyamanan yang dijanjikan manajemen Singo Edan.
Menurut Munif Wakid, Business Manager Arema FC, kebijakan ini diambil berdasarkan hasil evaluasi musim lalu serta masukan dari berbagai elemen suporter. “Kami ingin memberikan pengalaman menonton yang lebih nyaman, berkelas, dan terorganisir bagi seluruh Aremania. Untuk itu kami hadirkan beberapa kategori tiket dengan harga yang disesuaikan dengan fasilitas dan posisi duduk,” ujar Munif.
Baca Juga : Gunung Lewotobi Laki-Laki Berubah Bentuk Usai Erupsi, Aktivitas Masih Tinggi
Berikut Harga Tiket Arema FC 2025/2026 di Stadion Kanjuruhan, Ekonomi Utara & Selatan (Tribun Belakang Gawang): Rp 125.000, Ekonomi Utama (Tribun Timur): Rp 150.000, VIP B: Rp 250.000, VIP A: Rp 300.000 dan VVIP: Rp 450.000.
Untuk kategori VVIP, Arema FC menawarkan sejumlah fasilitas spesial yang belum pernah diberikan sebelumnya, antara lain akses masuk khusus tanpa antre, snack dan minuman eksklusif, area duduk premium tepat di tengah lapangan dan akses lounge serta merchandise eksklusif Arema FC.
Munif menegaskan bahwa VVIP adalah bentuk komitmen klub dalam meningkatkan kualitas pertandingan dan profesionalisme dalam penyelenggaraan event. “Kami ingin menjadikan atmosfer Stadion Kanjuruhan seperti stadion profesional kelas dunia. Semua suporter berhak mendapatkan pengalaman terbaik saat mendukung Arema FC,” tambahnya.
Tiket akan tersedia secara online melalui aremaxcess.com serta aplikasi resmi Aremania Utas, termasuk beberapa mitra penjualan terpercaya lainnya. Informasi teknis pembelian akan diumumkan secara berkala melalui kanal resmi klub.
Baca Juga : Geger Penemuan Pemakaman Bayi di Samping Rumah, Polres Tulungagung Periksa Wanita Muda Tinggal Sendirian
Manajemen berharap sistem ini memudahkan Aremania memilih berdasarkan fasilitas, posisi duduk, dan tentu saja anggaran pribadi. Harapannya, tak ada lagi kejadian membludaknya penonton tanpa tiket atau ketidaktertiban tribun.