JATIMTIMES – Revolusi teknologi tak lagi hanya menyapa sektor industri dan keuangan. Di Kabupaten Blitar, Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) mulai menjejak ruang kelas anak usia dini. Inisiatif ini digagas oleh dua dosen Teknik Informatika dari Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar dalam bentuk kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang dilaksanakan di TK Pertiwi Wonorejo 02, Sabtu, 26 Juli 2025.
Dua akademisi tersebut, Sri Lestanti, S.Kom., M.T. dan Saiful Nur Budiman, S.Kom., M.Kom., hadir bukan sekadar membawa teori, melainkan menawarkan solusi nyata untuk dunia Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Mereka memperkenalkan aplikasi cerdas bernama SiPuTiH (Sistem Pintar Tulisan Hijaiyah), sebuah inovasi pembelajaran huruf Hijaiyah berbasis AI yang dikembangkan khusus untuk anak-anak.
Baca Juga : Dispertangan Situbondo Gandeng BBPP Batu, Genjot Kemandirian Pupuk Organik Petani
Kegiatan ini melibatkan 19 siswa TK kelas A yang didampingi kepala sekolah, Wijiati, S.Pd., serta guru-guru kelas, Usik Sutarmi dan Agustin Purnamasari. Suasana antusias tampak sejak pagi. Anak-anak tidak sekadar mendengarkan ceramah, melainkan diajak berinteraksi langsung dengan aplikasi yang dirancang berwarna pastel, ceria, dan ramah anak.
Dalam sesi pembukaan, Sri Lestanti menyampaikan pentingnya mendobrak metode pengajaran konvensional. Ia menilai pendekatan tradisional yang masih mengandalkan buku cetak dan papan tulis tidak lagi efektif untuk generasi yang tumbuh di era digital. “Anak-anak sekarang lebih responsif terhadap stimulasi visual dan interaktif. Mereka membutuhkan metode pembelajaran yang bisa menyesuaikan kecepatan dan cara mereka memahami,” ujar Tanti, sapaan akrabnya.

Menurutnya, pendidikan huruf Hijaiyah seringkali menemui hambatan karena sifatnya yang abstrak, terutama untuk anak usia dini. Tanpa alat bantu yang adaptif, guru kesulitan memberikan umpan balik instan, sementara anak-anak butuh penguatan visual dan auditori secara bersamaan. “Kami ingin menghadirkan lingkungan belajar yang lebih menyenangkan dan personal,” tambahnya.
Memperkuat sesi pertama, Saiful Nur Budiman mengenalkan SiPuTiH sebagai solusi teknologi pembelajaran hijaiyah yang bersifat adaptif dan interaktif. Aplikasi ini memadukan teknologi Convolutional Neural Network (CNN) untuk mengenali tulisan tangan dengan sistem penilaian real-time. Anak-anak bisa menulis huruf Hijaiyah langsung di perangkat layar sentuh, lalu mendapatkan umpan balik instan berupa suara dan penilaian.
“Di menu pertama, anak-anak belajar mengenal huruf dan bunyinya. Di menu kedua, mereka diminta menulis langsung dan aplikasi akan menilai tulisannya. Sedangkan di menu ketiga, ada kuis tebak huruf untuk melatih daya ingat. Semua dirancang dengan tampilan yang menyenangkan,” terang Saiful.

Lebih dari sekadar aplikasi pembelajaran, SiPuTiH juga menyimpan data perkembangan siswa yang dapat dipantau oleh guru dan orang tua. Sistem ini memungkinkan integrasi dengan modul pembelajaran adaptif yang menyesuaikan tingkat kesulitan dengan kemampuan masing-masing anak. “Dengan fitur ini, guru tidak lagi terbebani tugas koreksi satu per satu. Fokus mereka bisa diarahkan ke pendampingan belajar yang lebih bermakna,” ucap Saiful.
Baca Juga : Warga Sidoarjo Tempuh Jalur Hukum Usai Beli Rumah di Kota Batu Ratusan Juta Malah Tak Dibangun
Kegiatan PKM ini mendapat respons positif dari pihak sekolah. Kepala TK Pertiwi Wonorejo 02, Wijiati, menyebut bahwa pendekatan yang diperkenalkan oleh tim dosen Unisba sangat membantu guru dalam memahami dinamika belajar anak. “Teknologi seperti ini sangat relevan dan memudahkan. Anak-anak juga terlihat lebih semangat,” ungkapnya.
Melalui program PKM ini, Unisba Blitar tidak hanya menunjukkan kepedulian terhadap pendidikan dasar, tetapi juga membuktikan bahwa kampus mampu menjadi pelopor solusi berbasis teknologi bagi masyarakat. Inovasi seperti SiPuTiH bukan sekadar alat bantu, melainkan jembatan menuju sistem pendidikan yang lebih adaptif, menyenangkan, dan tepat sasaran, bahkan sejak dari ruang kelas taman kanak-kanak.
Dengan langkah kecil namun berarti ini, masa depan pendidikan di Kabupaten Blitar tampaknya mulai berpijak pada fondasi yang lebih cerdas.