JATIMTIMES - Minggu pagi itu, suasana di GOR Lembupeteng, Tulungagung, tak seperti biasanya. Sekitar 700 pekerja dari berbagai sektor berkumpul dengan penuh semangat, bukan untuk menyuarakan tuntutan di jalanan, tapi untuk merayakan Hari Buruh Internasional dengan cara yang lebih elegan: kolaboratif, positif, dan penuh semangat kebersamaan.
Mengusung tema “May Day Is Kolaborasi Day,” Pemerintah Kabupaten Tulungagung menunjukkan pendekatan baru dalam merayakan Hari Buruh. Alih-alih diwarnai aksi turun ke jalan, peringatan 1 Mei yang dilaksanakan pada 18 Mei 2025 ini dikemas dalam bentuk kegiatan senam bersama dan silaturahmi antar unsur pekerja, pengusaha, dan pemerintah.
Baca Juga : DPRD Kota Malang Ingin Pembahasan Ranperda PDRD Tak Buru-Buru
Wakil Bupati Tulungagung H. Ahmad Baharudin hadir membuka acara, didampingi Ketua DPRD, perwakilan Sekretaris Daerah, Forkopimda, serta pimpinan lembaga-lembaga strategis seperti BPJS Ketenagakerjaan dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Suasana yang terbentuk mencerminkan semangat gotong royong—sesuatu yang semakin relevan di tengah dinamika ketenagakerjaan hari ini.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tulungagung, Agus Santoso, menekankan bahwa May Day bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan momentum penting untuk menyatukan visi antara buruh dan pengusaha. Ia menyebutkan bahwa bentuk perayaan seperti ini justru lebih produktif dibanding demonstrasi yang berpotensi menciptakan gesekan.
“Sudah saatnya pekerja dan pengusaha menjalin komunikasi yang sehat dan berkelanjutan. Kesejahteraan pekerja bisa dicapai jika hubungan industrial dibangun atas dasar kepercayaan dan kolaborasi,” ujar Agus di sela acara.
Menurutnya, dengan difasilitasi dalam satu forum yang santai namun bermakna, aspirasi buruh tetap bisa disampaikan tanpa perlu mengganggu ketertiban umum. Ia menilai, langkah ini sebagai bentuk kedewasaan demokrasi di dunia ketenagakerjaan.
Senada dengan itu, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Blitar, Eris Aprianto, menyatakan apresiasinya terhadap pendekatan Pemerintah Kabupaten Tulungagung dalam menyambut Hari Buruh. Ia menilai kegiatan seperti ini memperkuat hubungan tripartit antara pemerintah, pengusaha, dan pekerja.
“Tripartit ini adalah fondasi. Jika salah satu tidak berjalan, maka pembangunan akan pincang. Dengan kolaborasi seperti ini, kita sedang menjaga keseimbangan sistem ketenagakerjaan,” ujarnya.
Sebagai lembaga yang bertugas melindungi pekerja, BPJS Ketenagakerjaan, kata Eris, menaruh perhatian besar pada kondisi hubungan industrial di daerah. Dalam kesempatan itu, ia juga menegaskan komitmen BPJS untuk hadir bagi para buruh, termasuk ketika mereka menghadapi pemutusan hubungan kerja (PHK).
Baca Juga : Mengawal Pekerja sejak Awal, BPJS Ketenagakerjaan Kediri Meriahkan Kediri Job Fair 2025
“Kalau pekerja terkena PHK, BPJS Ketenagakerjaan akan menjamin hak-haknya, termasuk Jaminan Hari Tua dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan. Itu bentuk nyata perlindungan negara terhadap pekerja,” jelasnya.
Sementara itu, kehadiran Apindo dan perwakilan pengusaha menjadi bukti bahwa dunia usaha pun mulai terbuka terhadap dialog dan kemitraan yang lebih adil. Ketua Apindo Tulungagung menyebut momentum ini sebagai ajang untuk menyerap aspirasi buruh secara langsung dan membangun kepercayaan.
Dari sudut pandang buruh, peringatan May Day tahun ini dirasa lebih manusiawi dan memberi ruang yang sehat untuk menyampaikan suara. Salah satu pekerja dari sektor tekstil mengatakan bahwa ia merasa lebih dihargai karena bisa berdialog langsung dengan pemerintah dan pengusaha dalam suasana kekeluargaan.
Tak hanya menjadi ajang mempererat hubungan, peringatan May Day di Tulungagung ini juga menjadi preseden positif bagi daerah lain. Ketika sebagian tempat masih memilih pendekatan konfrontatif, Tulungagung telah memulai jalan kolaborasi.
Di GOR Lembupeteng hari itu, yang terlihat bukan sekadar barisan pekerja berkeringat mengikuti gerakan senam. Yang nyata adalah denyut sinergi baru di tengah dinamika hubungan industrial. Karena seperti yang tersirat dalam temanya, May Day is Kolaborasi Day—dan Tulungagung membuktikannya.
