JATIMTIMES - Tiktok hingga saat ini tetap menjadi sosial media yang sering dikunjungi oleh kebanyakan orang.
Fiturnya yang mudah dan banyaknya konten-konten menarik membuat orang ketagihan untuk membukanya lagi dan lagi.
Baca Juga : Cara Mengajukan Batal Nikah, seperti Yang Dilakukan Nessa Salsha setelah Tahu Suaminya Gay
Apalagi, TikTok sangat praktis karena berisi video-video dalam rentang durasi yang cukup pendek, tapi bisa merangkum semua informasinya.
Akan tetapi dibalik semua itu, kenyamanan tersebut bisa membawa efek negatif terhadap otak yang bisa dibilang Tiktok Brain. Hah apa itu?
Dilansir dari PureWow, Dr. Patrick Porter yang merupakan pakar ilmu saraf dan pendiri 'BrainTap' menjelaskan jika istilah ini digunakan untuk menggambarkan perubahan kognitif dan neurologis yang diamati pada individu yang sering menggunakan platform tersebut.
“Hal ini ditandai dengan berkurangnya rentang perhatian, yang sering dibandingkan oleh para ahli saraf dengan rentang perhatian yang singkat, sekitar lima detik seperti ikan mas. Fenomena ini bermanifestasi sebagai meningkatnya kebutuhan akan kepuasan instan dan berkurangnya kesabaran untuk tugas-tugas yang lebih panjang dan kompleks,” kata Dr. Porter.
Hal ini akan mengakibatkan banyak informasi yang dapat diserap oleh otak Anda dengan cepat. Kemudian otak Anda memompa dopamin di area yang disebut nucleus accumbens sebagai respons terhadap elemen hiburan dari setiap TikTok yang ditonton.
Dampaknya menurut dr. Porter bisa mempengaruhi kualitas tidur dan juga kekhawatiran yang berlebihan.
“Respon biomekanik TikTok brain, terutama gangguan pola tidur akibat penyerapan energi dari layar (photic energy absorption), mungkin berkontribusi pada meningkatnya kekhawatiran terhadap kualitas tidur yang buruk,” kata Dr. Porter.
Secara keseluruhan, ia mengatakan bahwa paparan terhadap TikTok memang dapat memperkuat jalur saraf yang terkait dengan pemrosesan informasi yang cepat dan multitasking. Meskipun begitu, peningkatan dalam hal apa pun memang seperti “pedang bermata dua.”
Baca Juga : Tips Atasi Stres dengan Obat Alami ala Dokter Zaidul Akbar
Akan tetapi, kapasitas untuk fokus yang dalam dan perhatian yang berkelanjutan menurun. Sebab, neural circuits yang bertanggung jawab untuk tugas-tugas kognitif yang lebih lambat dan disengaja justru melemah seiring waktu yang dihabiskan untuk melihat TikTok.
"Otak remaja, yang masih dalam tahap perkembangan, lebih rentan terhadap efek TikTok,” kata Dr. Porter.
“Tidak seperti generasi sebelumnya, yang cenderung menyimpan informasi tertentu dalam memori, generasi muda saat ini semakin memperlakukan otak mereka lebih seperti mesin pencari dibandingkan sistem pengambilan fakta tradisional,” sambungnya.
Efeknya menurut dr. Porter mengakibatkan otak menjadi mudah melupakan mengenai informasi tersebut sebab otak hanya memikirkan jika informasi tersebut bisa dilihat kembali.
“Pergeseran ini disebabkan oleh pengetahuan bahwa informasi tersedia dan disimpan di web. Akibatnya, otak mereka menjadi lebih mahir dalam mengingat cara mengakses informasi (yaitu di mana atau bagaimana menemukannya) dibandingkan detail spesifik dari informasi itu sendiri.” tutupnya.
