Saat ibu ke pasar, salah-satu jajanan pasar yang kerap ditunggu oleh anak-anak adalah cenil. Cenil merupakan makanan tradisional yang terbuat dari tepung ketan dengan ciri khas tekstur lembut dan kenyal. Paduan gula merah dan parutan kelapa membuat cenil gurih saat disantap.
Cenil memang tak pernah ada matinya. Meskipun kini sudah banyak panganan ala mancanegara yang dijual di pasar, tapi beberapa pegiat kuliner masih bertahan membuat cenil. Penikmat Cenil pun tidak berkurang. Dapat dikatakan, Cenil menambah eksotisme dan kehangatan dari pasar tradisional yang merupakan budaya warisan bangsa
Salah satu pembuat cenil yang masih bertahan adalah Supiyah (55), warga Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar. Bisnis Cenil telah dirintis supiyah selama lebih dari tiga dekade dan hingga kini tetap laris. Pelangganya adalah pedagang pasar dan toko-toko di Blitar.
Supiyah mengaku, setiap hari ia berjualan di Pasar Legi Koa Blitar mulai pukul 04.30 WIB sampai 10.00 WIB. Selain cenil ia juga menjual jajanan pasar lainnya seperti Klepon dan Lopis.
"Banyak orang yang mengambil cenil dari sini, dan juga berkomentar tidak salah beli cenil disini,” kata Supiyah kepada BLITARTIMES, Senin (12/2/2018)
Supiyah mengatakan bahan untuk membuat cenil ini cukup sederhana yakni tepung kanji, tepung ketan, garam dan gendis atau gula pilihan. Proses pembuatannya menggunakan cara tradisional dengan peralatan masak pada umumnya. Cara memasak cenil, sambung dia, cukup lama dan tidak semua orang bisa.
Dimana awalnya tepung kanji diberi air panas. Lalu dilumat dan dibentuk panjang dan di potong-potong. Setelah itu direbus sampai matang. Kemudian tiriskan beberapa menit sampai dingin.
"Caranya itu mudah mulai dari cara mencampur bahan dan membentuk cenil tapi kalau tidak punya keahlian hasilnya tidak terlalu bagus. Makanya saya kalo di bantu kurang senang dan jarang jarang ada benarnya. Prosesnya mudah tapi sedikit lama,” terangnya.
Meski merupakan jajanan masyarakat zaman dulu, berbekal bahan yang digunakan berkualitas membuat cenil produksi Supiyah disukai. Cenilnya rasanya lebih enak dibanding yang lain.dia memakai gula bermerek dan tepung kanji kualitas nomor satu.
“Orang langganan saya bilang cenil saya itu yang paling enak. Hanya saja produksinya yang kurang banyak saja,” kata ibu yang mempunyai 1 anak ini.
Cenil buatannya itu hampir bisa ditemukan di pasar sekitar Blitar. Dari penjualanya tersebut dia bisa meraup omzet rata-rata perhari mencapai Rp 50 ribu per hari.
“Rasanya itu memang khas antara kenyal seperti jeli tapi manis juga. Jadi rasanya yang khas ini membuat cenil jadi pilah ibu-ibu yang mencari jajanan tradisional sebagai oleh-oleh atau dijual digerobaknya,” pungkasnya.(*)
