Meski terletak di daerah pelosok pedesaan, tak ada yang menyangka bila Warung Mak Ti menjadi primadona kuliner di Blitar Raya.
Warung yang berlokasi di Desa Jatinom, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar ini memang tergolong unik. Mereka yang makan di warung ini bebas mengambil makanan sendiri dengan nasi dan aneka lauk pauk yang disediakan.
Makananya pun tergolong sederhana, aneka jenis sayur seperti lodeh tewel, lompong, papaya muda dan lainnya.
Sedangkan lauknya ada ikan goreng seperti bader, wader, jendil, nila, baik yang digoreng maupun disayur juga tersaji.
Mak Ti sendiri juga heran, kenapa dengan menu yang sederhana ini bisa begitu menarik hati masyarakat. Bahkan kalangan artis seperti Farah Quin hingga mantan Wapres Budiono pernah makan di tempat ini.
"Yang saya jual di sini, ya, masakan ala desa atau kampung saja," kata Mak Ti yang memiliki nama lengkap Supiyati (56), Kamis (3/11/2016).
Mak Ti berkisah, warung makan ini dibuka sejak tahun 2000. Sebelumnya, ia bekerja sebagai juru masak panggilan. Biasannya ketika ada orang di desanya menggelar hajat,
Mak Ti lah yang mengolah masakan untuk para tamu. Karena secara ekonomi tak ada perkembangan, ia mencoba mendirikan warung makan kecil-kecilan di depan rumahnya.
Sejak awal membuka warung, Mak Ti memang telah membuat konsep berbeda dari warung lainnya. Ia membuatnya mirip seperti restoran di kota zaman sekarang.
Setiap pembeli boleh mengambil makanan sepuasanya cukup hanya membayar Rp 5.000. Awalnya, pembelinya sebagian besar mereka yang akan mau berangkat atau pulang dari sawah.
"Tujuan saya tidak muluk-muluk, yang penting tidak rugi, dan cukup makan buat anak-anak, serta bisa berbagi dengan warga yang ada disini," ungkapnya.
Rupanya, masakan sederhana, murah, meriah namun lezat itu diminati banyak orang. Dari mulut ke mulut. informasi itu meluas hingga ke luar kampung bahkan sekarang sampai ke luar daerah.
Bersamaan dengan bertambahnya jumlah pembeli, Mak Ti pun memperluas warung makannya.
Bahkan bagian depan warungnya juga disediakan lahan parkir yang cukup luas. Karena yang datang ke warungnya tak hanya mobil kecil saja, tapi terkadang rombongan dengan minibus.
Mak Ti mengaku tidak memiliki resep khusus dalam memasak. ia hanya menggunakan bahan dasar pilihan, dari beras, bumbu, dan ikan air tawar pasokan dari pencari ikan di Bendungan Selorejo, Malang yang menjadi menu utamanya.
Dalam sehari, ia mendapat pasokan 5 kuintal ikan segar, dari nila, mujair, bader, jendil, juga bandeng.
"Kalau disuruh menjelaskan resepnya, saya pikir tidak ada bedanya dengan orang lain, cuma soal rasa, kan, memang sudah bawaan tangan, ya," jelasnya.
Soal harga, Mak Ti juga menyebutkan, terbilang murah. Pembeli bisa makan nasi dan lauk sepuanya cukup dengan membayar Rp 8 ribu ditambah Rp 2 ribu untuk segala jenis minuman yang ada.
"Kalau mau tambah ikan satu piring penuh, baru saya minta tambahan Rp 5000, tapi kalau cuma mengambil dua atau tiga ikan saja, akan saya gratiskan," imbuh Mak Ti.
Dengan meningkatnya jumlah pembeli, tentu penghasilannya jadi luar biasa. Rata-rata dalam sehari, ia menerima pemasukan Rp 8 - 10 juta. (*)