Sempat Frustrasi Terjebak Demo dan Tak Bisa Pulang, Intan Bersyukur Diselamatkan Wali Kota Eri

Editor

Yunan Helmy

05 - Sep - 2025, 02:23

Intan saat bertemu Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

JATIMTIMES - Jumat (29/8) malam hari itu menjadi yang tak akan pernah dilupakan oleh Intan, warga Gubeng Kertajaya, Surabaya. Hari itu, ia hanya ingin pulang seperti biasa setelah lelah bekerja. 

Namun, takdir membawanya pada peristiwa penuh haru, bertemu langsung dengan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di tengah suasana kota yang mencekam.

Baca Juga : Ada Gerhana Bulan Total 7 September 2025 di Indonesia, Umat Islam Dianjurkan Salat Khusuf

“Saya tahu kalau misalnya ada demonstrasi itu. Cuma kalau dari saya pribadi, itu saya kira demonya ada di Polda Jatim,” ujar Intan kepada awak media, Jumat (5/9/2025).

Intan sempat melewati Jalan Gemblongan, Genteng Kali, hingga Walikota Mustajab. Semua terlihat normal. Namun, sesampainya di depan rumah dinas wali kota, ia kaget.

 Jalan menuju rumahnya ditutup, suasana tegang. Di tengah kerumunan, sosok Wali Kota Eri Cahyadi tampak berdiri, mengenakan pakaian hitam, mengatur lalu lintas.

“Pas waktu di depan pemkot itu tiba-tiba ditutup, terus ada Pak Eri. Beliau pakai baju hitam, disuruh belok kiri (Jalan Sedap Malam). Pas belok itu saya langsung berhenti seketika,” katanya.

Bingung harus bagaimana, Intan kemudian dihampiri salah satu petugas Pemkot Surabaya. Intan kemudian memberanikan diri untuk bertanya arah pulang. Tak lama kemudian, Eri Cahyadi sendiri menghampirinya.

“Pak Eri nanya rumah Mbaknya di mana. Saya bilang di daerah Gubeng Kertajaya. Terus Pak Eri langsung bilang, ‘tapi akses menuju rumahnya Mbak ini sedang tidak bisa dilewati.’ Beliau bilang sedang ada kerusuhan, suasananya mencekam,” ungkap Intan yang 30 tahun tinggal di kawasan Gubeng Kertajaya ini.

Malam itu, jalan menuju rumahnya memang tidak aman. Ban-ban dibakar, massa masih bertahan di sejumlah titik dan gas air mata mulai dilepaskan. 

Eri Cahyadi menyarankan Intan agar menghubungi orang tuanya supaya tidak khawatir. Tapi jawaban Intan membuat suasana mendadak emosional.

“Saya bilang, saya sudah nggak punya orang tua, Pak. Nggak tahu kenapa langsung nangis,” ucapnya terbata.

Mendengar itu, Eri tak tinggal diam. Ia menawarkan tempat singgah. “Ya sudah, istirahat di rumah saya dulu. Rumahnya di sini, enggak apa-apa,” kata Intan menirukan wali kota.

Masih dalam kondisi tegang, Intan diarahkan masuk ke rumah dinas wali kota. Di sana, ia disambut istri wali kota, Rini Indriyani, bersama putri mereka dan dua asisten rumah tangga. Suasana rumah dinas berbeda jauh dengan jalanan di luar yang penuh teriakan dan bau gas air mata.

"Saya dikasih air minum supaya tenang. Bu Rini juga menenangkan saya, sambil memantau kondisi lewat CCTV dan sosial media,” cerita Intan.

Dari layar CCTV besar di rumah dinas, Intan bisa melihat Wali Kota Eri tetap berada di luar, mengatur lalu lintas di tengah kericuhan. 

Baca Juga : Fakta-Fakta Polisi Blokir 592 Akun Medsos, 7 Admin Jadi Tersangka usai Demo Ricuh Agustus 2025

“Saya mikirnya mungkin Pak Eri juga membantu supaya pengendara tidak kena demonstran. Beliau juga terlihat membagikan masker dan air minum kepada pengendara yang melintas," ujarnya.

Malam itu, Intan merasakan campuran rasa syukur dan takut. Syukur karena mendapat perlindungan, takut karena tak tahu kapan bisa pulang. “Ya sedih, tapi ya takut, ya deg-degan gitu kan,” katanya lirih.

Hingga pukul 01.30 WIB, suasana di luar masih belum benar-benar aman. Ban dan kayu masih dibakar, jalanan penuh hambatan. Atas arahan wali kota, seorang petugas menawarkan solusi, Intan diantar pulang dengan motor, sementara mobilnya dititipkan di rumah dinas.

"Waktu diantar, ternyata memang jalanan depan rumah saya masih banyak demonstran, ban dan kayu dibakar,” ujarnya.

Keesokan paginya, Sabtu (30/8), Intan kembali ke rumah dinas wali kota untuk mengambil mobilnya. Tak disangka, ia dipanggil masuk untuk kembali bertemu dengan Wali Kota Eri. 

"Saya dipersilakan masuk oleh petugas di rumah dinas. Di dalam ada Pak Eri sempat ngobrol dan ditanya soal kondisi tadi malam saat pulang," katanya.

Dalam pertemuan itu, Intan tak kuasa menahan rasa harunya. Ia menyampaikan langsung rasa terima kasihnya kepada sang wali kota dan keluarganya.

“Saya ingin menyampaikan terima kasih banyak. Sudah mau langsung terjun, cepat tanggap membantu keadaan di Surabaya. Itu benar-benar terjun langsung,” katanya dengan mata berkaca-kaca.

Peristiwa malam itu membekas dalam ingatan Intan. Baginya, bukan hanya karena situasi genting yang membuatnya terjebak, tetapi juga pengalaman mendapat perlindungan langsung dari seorang pemimpin kota.

“Rasanya campur aduk. Saya bingung, takut, tapi juga merasa aman karena ada beliau. Itu tidak akan pernah saya lupakan,” ujarnya menutup cerita.