Sejarah Gelar 'Andi' Dalam Masyarakat Bugis, Ciptaan Misonaris Belanda untuk Bangsawan Khusus
Reporter
Mutmainah J
Editor
Nurlayla Ratri
26 - Aug - 2023, 03:17
JATIMTIMES - Gelar Andi sangat banyak digunakan warga di Sulawesi Selatan. Jika sudah ada kata Andi di depan nama, maka dianggap sebagai keturunan bangsawan. Namun, Andi ternyata bukan gelar bangsawan yang murni lahir dari budaya masyarakat Sulawesi Selatan.
Selain Andi, gelar bangsawan di Sulawesi Selatan juga masih banyak. Antara lain Opu, Daeng, Karaeng, Arung, Bau, Petta, atau Puang. Untuk anak-anak akan diberi tambahan La bagi laki-laki dan I untuk perempuan.
Baca Juga : Gusti Puger : Persahabatan Ki Ageng Henis dan Ki Ageng Beluk Bukti Islam Disebarkan Secara Damai
Lantas, dari mana asal usul istilah "Andi" di depan nama bangsawan di Sulawesi Selatan?
Dilansir dari akun Tiktok @kisahindonesia, konon penamaan gelar Andi pertama kali dicetuskan Belanda ketika ingin memberikan penanda yang membedakan antara keturunan bangsawan terpelajar dan bukan.
Ince Nurdin, seorang tokoh bangsawan Makassar dalam penjelasannya menyatakan bahwa asal-usul kata Andi ini dikenalkan oleh B.F Matthes, seorang misionaris Belanda yang kemudian harinya dikenal dunia sebagai pelopor penulisan ulang kitab I La Galigo.
Matthes hendak menulis Standen Stelsel di Zuid Celebes seperti yang sudah ada di Jawa. Maka sebagai awal usahanya itu, mulailah dia memberikan titel Andi kepada semua golongan bangsawan yang berada dalam jangkauan Departemen O dan E atau Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Setelah Belanda menguasai Sulawesi Selatan, pemerintah kolonial Belanda mengintervensi kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan. Ketika sistem pemerintahan kolonial berjalan, maka dibutuhkan tenaga-tenaga ahli yang memiliki kemampuan baca tulis, singkatnya kaum terpelajar.
Untuk itu didirikanlah sekolah-sekolah Belanda di Makassar sebagai tempat kedudukan pemerintahan kolonial dibangun Sekolah Lanjutan seperti Osvia, Mulo, AMS, normal school dan HK atau Holland Indlands Kwekschool.
Sementara itu di wilayah pelosok, dibangun sekolah Gubernemen atau sekolah Desa dan Volks School untuk sekolah lanjutan 3 tahun. Dan untuk pendidikan di tingkat Afdeling, didirikan sekolah seperti HIS dan Schakel School.
Baca Juga : Elegansi dan Kreativitas Karya Kaligrafi Ajang Kompetisi Keindahan Tulisan oleh FIFGROUP di F8 Makassar
Menurut Mattulada dalam bukunya, sejarah masyarakat dan kebudayaan Sulawesi Selatan jika ingin mengikuti sekolah di tingkat HIS atau sekolah pamongpraja yang lazim disebut sekolah Raja seperti Osvia, maka setiap siswa harus menyertakan stamboom atau daftar silsilah keturunan dan lembar pernyataan kesetiaan pada pemerintah Hindia Belanda.
Sekolah-sekolah ini mencetak pegawai untuk pejabat-pejabat pemerintahan dan pegawai administrasi untuk perusahaan-perusahaan. Anak-anak bangsawan yang telah menamatkan sekolah kemudian memperoleh gelar Andi di depan nama mereka. Mattulada kemudian mencatat penggunaan gelar Andi ini dimulai sekitar tahun 1930-an oleh para kepala Swapraja dan keluarga bangsawan untuk memudahkan identifikasi keluarga Raja.
Jadi, istilah gelar Andi diberikan oleh Belanda untuk membedakan antara bangsawan Sulawesi yang terpelajar atau terdidik dengan bangsawan biasa. Para bangsawan terdidik ini sengaja diberi gelar tersendiri dan nantinya mereka akan dipersiapkan oleh Belanda untuk mengisi jabatan-jabatan penting atau jabatan pemerintahan.
Hingga masa pemerintahan kolonial Belanda berakhir di Indonesia, penggunaan gelar Andi Ini masih terus dipergunakan sampai kini oleh para keturunan bangsawan dan tetap menyematkannya di depan nama anak-anak atau keturunan mereka.