Psikolog : Pencuri Celana Dalam Idap Gangguan Jiwa Jenis Ini, Perlu Ditherapi

Reporter

Anang Basso

Editor

Heryanto

26 - Dec - 2017, 03:56

Ivada Nurrohmaniah saat dalam satu acara (Foto : Anang Basso/TulungagungTIMES)

Kasus pencurian celana dalam di desa Boro Kecamatan Kedungwaru dan desa Sukowiyono Kecamatan Karangrejo dilakukan oleh orang yang dimungkinkan  memiliki kelainan seksual . Hal tersebut diungkapkan oleh Konsultan psikologi

Ifada Nur Rohmaniah yang juga merupakan aktivis pemerhati Orang Dengan HIV&AIDS (Odha) Kabupaten Tulungagung. 

" Fetitisme adalah kelainan seksual yang menggunakan objek sebagai fantasi untuk meningkatkan gairah seksualnya," kata Ifada 

Menurutnya, pelaku dengan keadaan tersebut cenderung menggunakan objek seperti celana dalam, sepatu, stocking dan barang lainnya 

"Ini objek yang paling populer, Fetitisme tingkatkannya sama kayak gangguan jiwa lainnya," jelasnya 

Ifada juga menjelaskan, Penyebab Fetitisme belum diketahui secara pasti, namun kemungkinannya disebabkan oleh pengalaman masa lalu (traumatik) akibat pelecehan seksual. 

" Rasa ingin tahu atau tertarik benda lawan jenis dan ketakutan yang berkelebihan atas kemampuan  vitalitas maskulin hingga  potensi takut untuk di tolak, dihina," papar Ifada 

Ifada juga menjelaskan klasifikasi Fetitisme berdasarkan tingkatannya. Ada yang di sebut Pemuja (Desires) .

"Ini adalah tahap awal. Tidak terlalu terpengaruh atau fetish tidak terlalu mengganggu pikiran seseorang. Contohnya adalah saat seorang pria mengidamkan wanita dengan payudara yang besar, rambut pirang, atau berbibir tipis. Namun bila pria ini tidak mendapatkan wanita yg diimpikannya itu, dia tidak akan terlalu mempermasalahkannya dan hubungan seksual dengan wanita itu tetap berjalan sebagaimana mestinya," jelas Ifada 

Kemudian tingkatan lain diantaranya yaitu Pecandu (Cravers) Ini adalah tingkatan lanjutan dari tingkat awal. Saat seseorang penderita telah mencapai tahap ini, psikologis orang ini akan membuat dirinya "amat membutuhkan" pasangan dengan fetish tertentu yg didambakannya. Bila hal itu tidak dapat terpenuhi, akan mengganggu hubungan seksual orang ini, misalnya hilang hasrat seksual atau tidak tercapainya orgasme. 

Kemudian tingkat menengah hingga tingkat tinggi dan yang paling berbahaya adalah Murderes. Ditingkat ini menurut Ifada, Penderita fetisisme akan rela membunuh, memutilasi, demi mendapatkan fetish yg dia inginkan. "Penyakit psikologis ini bisa sembuh dengan terapi psikologis dan pengobatan kejiwaan lainnya. Tergantung dari tingkat fetisisme itu sendiri," pungkasnya 

Jika pelaku pencurian celana dalam karena latar belakang Fetitisme maka seyogjanya pelaku justru mendapatkan perawatan penanganan psikologis yang dialami hingga dilakukan therapy, karena therapy untuk fetitsme sudah dirancang khusus. 

Hingga kini, polisi belum mengungkap siapa pelaku pencurian celana dalam dengan meninggalkan surat yang berisi rayuan dengan kata yang Menjijikkan. Kasus ini selain viral juga meresahkan warga sekitar yang kehilangan celana dalam yakni di wilayah Boro Kedungwaru dan Sukowiyono Karangrejo.