JATIMTIMES - Dewan Perwakilam Rakyat Daerah (DPRD) Kota Malang menyarankan agar ada percepatan pada penanganan Jembatan Sonokembang, Kelurahan Pandanwangi Kecamatan Blimbing. Termasuk jika diperlukan, percepatan lelang.
Sebagai informasi, jembatan tersebut saat ini diketahui nyaris terputus. Hal tersebut lantaran pondasi jembatan tersebut ambrol usai dihantam luapan air yang membawa material banjir seperti patahan kayu dan sedimentasi beberapa waktu lalu.
Baca Juga : Dari Panggung Duta Golkar, Suara Anak Muda Menggema untuk Masa Depan Bondowoso
Alhasil, jembatan tersebut terpaksa ditutup mengingat kondisi jembatan yang tak memungkinkan untuk dilalui karena berbahaya. Namun sayangnya, keberadaan jembatan tersebut dinilai cukup vital sebagai tumpuan lalu-lintas warga.
Hingga terbaru, warga akhirnya nekat berinisiatif membangun jembatan secara swadaya dengan menggunakan konstruksi dari bambu. Dengan struktur yang sederhana itu, jembatan hanya boleh dilalui oleh kendaraan roda dua, namun pengendara yang melintas harus menuntun kendaraannya.
Wakil Ketua Komis C DPRD Kota Malang, Dito Arief Nurakhmadi mendorong Pemkot Malang untuk segera melakukan percepatan perbaikan jembatan tersebut. Salah satunya dengan mempercepat proses lelang.
"Jembatan ini merupakan akses vital masyarakat. Kerusakan jembatan tersebut cukup mempengaruhi aktivitas masyarakat. Jadi Pemkot harusnya melakukan percepatan lelang," tuturnya, Senin (27/10/2025).
Menurut Dito percepatan lelang menjadi salah satu hal yang memungkinkan untuk dilakukan untuk kebutuhan jangka panjang. Hal tersebut mengingat pembangunan menggunakan anggaran dari belanja tak terduga (BTT) dinilai tak memungkinkan.
"Anggaran BTT kalau tidak salah hanya tinggal Rp 4-6 Milyar," imbuh Dito.
Baca Juga : Wagub Emil Jawab Sederet Pertanyaan DPRD Jatim soal Revisi Perda Penanggulangan Bencana
Menurutnya, Pemkot Malang harus bijak dalam melakukan alokasi APBD untuk perbaikan Jembatan Sonokembang. Dalam kasus ini, ia menilai percepatan lelang cukup realistis dilakukan.
"Percepatan lelang sangat bisa dilakukan. Karena ini berkaitan dengan hajat hidup masyarakat luas. Apalagi, meski percepatan lelang dilakukan, realisasinya mungkin sekitar Desember 2025 atau Januari 2026," ujarnya.
Sembari menanti perbaikan, ia menyarankan ada akses sementara yang dibangun untuk mempermudah mobilitas masyarakat. Minimal untuk kendaraan roda dua. 
  
Dito juga merespon wacana penggunaan jembatan bailey atau jembatan portable sebagai akses lalu lintas sementara di Jembatan Sonokembang. Ia menilai biaya penggunaan jembatan bailey itu cukup tinggi.  
"Dari pada jembatan bailey, kami menyarankan sekalian pembangunan jembatan permanen dengan kualitas yang baik. Ini akses vital masyarakat, jadi kualitas kekuatan jembatan juga perlu diperhatikan," tandasnya.

 
                             
                             
                             
                             
                             
                             
                             
                            