JATIMTIMES – Suasana Pasar Legi di Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, tampak berbeda dari biasanya pada Sabtu 25 Oktober 2025. Di kios kecil yang berhias warna merah putih, tepuk tangan bergemuruh ketika Wakil Menteri Koperasi dan UKM RI Farida Farichah bersama Wali Kota Blitar H Syauqul Ibin Muhibbin (Mas Ibin) meninjau dan meresmikan gerai Koperasi Merah Putih (KMP) Kelurahan Sukorejo.
Gerai ini bukan sekadar tempat jual beli produk lokal. Gerai ini menjadi simbol dari gerakan besar yang kini tengah digalakkan pemerintah pusat untuk menghidupkan kembali semangat ekonomi kerakyatan melalui Koperasi Merah Putih di seluruh pelosok negeri.
Baca Juga : Santri Harus Punya Prestasi: Pesan Ketua Komisi VI DPR Menggema di Kota Blitar
Farida menjelaskan, program Koperasi Merah Putih merupakan implementasi langsung dari arahan Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan pembentukan 80.000 koperasi kelurahan dan desa di Indonesia sebagai pilar ekonomi gotong royong. “Secara nasional, sudah lebih dari 82 ribu koperasi terbentuk secara resmi di Kemenkumham, melebihi target awal,” ujar Farida dalam sambutannya.
Menurut dia, program ini tak hanya berhenti pada pembentukan kelembagaan, tetapi juga menyentuh aspek pembangunan fisik dan pendampingan bisnis. Pemerintah, melalui kerja sama lintas kementerian dan lembaga seperti Agrinas, Kemendes, Kemendagri, TNI, dan BUMN, telah memulai 800 pembangunan gerai baru di berbagai daerah sejak 17 Oktober 2025.
“Instruksi presiden sudah turun. Kami berharap setiap daerah menyiapkan minimal seribu meter persegi lahan pemerintah untuk pembangunan koperasi Merah Putih. Kota Blitar termasuk daerah yang kami anggap paling siap,” ujarnya.
Farida menilai, dukungan kepala daerah menjadi faktor penentu keberhasilan program ini. Di setiap wilayah, kepala daerah ditetapkan sebagai ketua Satgas Koperasi Merah Putih. “Dukungan dari Pak Wali Kota Blitar luar biasa. Beliau aktif memastikan koperasi berjalan dan mandiri,” tambahnya.
Dalam kunjungannya, Farida juga menyempatkan diri berbelanja produk lokal, termasuk sambal pecel khas Blitar yang dijajakan di rak koperasi. Ia menyebut konsep gerai Sukorejo menarik karena menerapkan sistem konsinyasi, di mana produk UMKM warga dititipkan di koperasi dan dibayar setelah terjual.
“Ini bentuk kemandirian nyata. Barang-barang lokal bisa menembus pasar tanpa terhambat modal,” ujarnya.
Kota Blitar Siap Jalankan 21 Gerai Koperasi Merah Putih
Wali Kota Blitar Mas Ibin menyambut kunjungan Wamenkop dengan optimisme. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa Kota Blitar siap menjadi salah satu daerah prioritas pembangunan fisik gerai Koperasi Merah Putih tahap berikutnya.
“Ini tentu menjadi kebanggaan bagi Kota Blitar. Ibu Wamenkop datang membawa kabar baik bahwa akan dibangun gerai Koperasi Merah Putih dengan nilai sekitar Rp3 miliar. Kami sudah siapkan lahannya, minimal seribu meter persegi, dan segera menginventarisasi serta melengkapi seluruh dokumen permohonannya,” ujarnya.
Menurut Mas Ibin, Pemkot Blitar berkomitmen agar seluruh 21 kelurahan di Kota Blitar memiliki gerai Koperasi Merah Putih aktif. “Peluncuran pertama sudah dilakukan Juli lalu di Kelurahan Gedog. Sekarang Sukorejo menyusul, dan berikutnya kami maksimalkan agar semua kelurahan punya gerai,” ucapnya.
Ia menambahkan, Koperasi Merah Putih diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi rakyat yang sesungguhnya, bukan hanya koperasi simpan pinjam, tetapi juga koperasi mandiri yang mampu mengelola rantai bisnis dari hulu hingga hilir.
Baca Juga : Gus Halim: Kalau Tidak Ada Santri, Indonesia Takkan Ber-Bhinneka Tunggal Ika
“Kita ingin koperasi ini menjadi sarana bagi warga untuk memasarkan produk, memperkuat ekonomi keluarga, dan menumbuhkan rasa memiliki terhadap perekonomian lokal,” ujarnya.
Mas Ibin menegaskan bahwa arah kebijakan ini sejalan dengan visi presiden untuk mendorong kemandirian bangsa. “Koperasi Merah Putih bukan sekadar kebijakan ekonomi, tapi gerakan gotong royong yang mengembalikan koperasi ke jati dirinya sebagai soko guru ekonomi rakyat,” katanya.

Dampak Nyata di Lapangan
Ketua Koperasi Merah Putih Kelurahan Sukorejo Marsuko Wahyudiono merasakan langsung dampak positif dari keberadaan gerai ini. Selama dua setengah bulan beroperasi, koperasi yang dipimpinnya telah menampung berbagai produk UMKM lokal, mulai dari olahan makanan hingga bahan pokok.
“UMKM yang belum punya gerai sendiri kini bisa menitipkan produknya di sini. Kami bantu pemasarannya, dan hasilnya cukup signifikan,” ujarnya.
Selain melayani konsumen pasar, Koperasi Merah Putih Sukorejo juga menjadi pemasok kebutuhan dapur bagi sejumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kota dan Kabupaten Blitar. “Untuk SPPG Tanggung saja, hari minggu ini kirim 450 kilogram beras dan lebih dari dua kuintal ayam segar,” jelas Marsuko.
Menurut dia, semangat gotong royong antaranggota menjadi kunci keberhasilan koperasi ini tetap eksis. “Kami bergerak bersama, saling menopang. Koperasi ini milik warga, jadi setiap keberhasilan kembali kepada anggota,” ujarnya.
Menutup acara, Mas Ibin menyampaikan harapannya agar gerakan Koperasi Merah Putih terus meluas dan menjadi model ekonomi baru di tingkat kelurahan. “Semoga koperasi ini benar-benar membawa berkah dan menguatkan kemandirian ekonomi warga Kota Blitar,” katanya.
Tepuk tangan kembali menggema di aula Pasar Legi sore itu. Di antara senyum para pelaku UMKM dan pengurus koperasi, tumbuh keyakinan baru bahwa kekuatan ekonomi rakyat dapat berawal dari sebuah gerai kecil, asalkan dikelola dengan kepercayaan dan kebersamaan.
