JATIMTIMES - Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang tengah berbahagia. Enam dosen baru saja resmi menerima Surat Keputusan (SK) pengangkatan sebagai guru besar dari Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A belum lama ini.
Bagi para akademisi itu, bukan sekadar lembaran keputusan yang mereka genggam, melainkan buah perjalanan panjang penuh pengabdian dan cinta terhadap ilmu.
Baca Juga : Resmi Disahkan! Umrah Mandiri Kini Legal Berdasarkan UU No. 14 Tahun 2025, Ini Syarat dan Ketentuannya
Enam nama yang kini menorehkan sejarah baru di UIN Maliki Malang tersebut ialah Dr. M. Faisol, M.Ag; Dr. Muhammad Walid, M.A.; Dr. H. Moh. Padil, M.Pd.I; Dr. M. Fahim Tharaba, M.Pd; Dr. H. Bisri Mustofa, M.A.; dan Dr. Daniel Hilmi, S.Hum., M.Pd.
Mereka merupakan sosok-sosok yang selama ini dikenal konsisten menyalakan semangat keilmuan Islam dengan pendekatan yang moderat dan inklusif.

Dengan mengenakan seragam Korpri ASN yang rapi dan penuh wibawa, keenamnya berdiri di hadapan Menteri Agama sebagai simbol kesetiaan pada pengabdian. Pakaian itu bukan sekadar tanda status, tetapi refleksi nilai: tanggung jawab, integritas, dan kesungguhan untuk terus menebar manfaat lewat pendidikan dan penelitian.
Dalam sambutannya, Prof. Nasaruddin Umar menegaskan bahwa gelar guru besar bukan sekadar puncak karier akademik, tetapi juga amanah spiritual.
“Profesor adalah penjaga marwah ilmu pengetahuan. Di pundak merekalah keilmuan harus tumbuh, berkembang, dan memberi manfaat sebesar-besarnya bagi umat,” ujarnya menekankan.
Penambahan enam guru besar baru ini sekaligus memperkuat posisi UIN Maliki Malang sebagai salah satu pusat keunggulan akademik di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Kampus ini kian meneguhkan reputasinya sebagai universitas rujukan nasional yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan sains dan peradaban global.
Baca Juga : 80 % Lulusan Unikama Sudah Terserap Dunia Kerja, Rektor Titip 3 Pesan Kehidupan Untuk 712 Wisudawan
“Menjadi guru besar bukan hanya tentang pencapaian pribadi, tapi juga tanggung jawab moral untuk terus menyalakan api pengetahuan. Semoga amanah ini bisa menjadi jalan keberkahan bagi masyarakat luas,” tutur Dr. Muhammad Walid, salah satu penerima SK, dengan mata berkaca.
Momen itu menandai langkah baru bagi keenam akademisi yang kini menyandang gelar profesor, gelar yang bukan diperoleh semalam, melainkan hasil dari dedikasi tanpa jeda, riset tanpa lelah, dan semangat membimbing generasi muda menuju masa depan ilmu yang tercerahkan.
UIN Maliki Malang, dengan tambahan para guru besar baru ini, semakin menunjukkan bahwa keilmuan dan spiritualitas dapat berjalan seiring, melahirkan cendekia yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga lembut dalam nurani. Sebuah harmoni antara iman dan ilmu yang terus dijaga kampus ini di tengah arus zaman yang berubah cepat.
