Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Pendidikan

Update Konflik Yai Mim dan Sahara di Malang: Klarifikasi Isu Rumah Sakit Jiwa hingga Video Pribadi

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Nurlayla Ratri

30 - Sep - 2025, 20:01

Placeholder
Yai Mim bersama istrinya, Rosida Vignesvari saat diundang Podcast Denny Sumargo (foto : Podcast Curhat Bang Denny Sumargo)

JATIMTIMES - Konflik panas antara Imam Muslimin, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Yai Mim, dengan tetangganya Sahara, masih menjadi sorotan publik. Perselisihan yang bermula dari persoalan tanah wakaf untuk akses jalan, kini melebar ke ranah reputasi pribadi dosen non aktif Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang.

Sejumlah isu bermunculan: mulai dari kabar pernah dirawat di rumah sakit jiwa, permintaan barang-barang pribadi kepada mahasiswa, penyebaran video pribadi, hingga cerita seputar pernikahan keduanya. Tidak tinggal diam, Yai Mim bersama istrinya, Rosida Vignesvari, menuturkan penjelasan panjang untuk meluruskan kabar yang simpang siur.

Baca Juga : Rencana Rumah Sakit Baru di Malang Selatan, Sanusi: Target Realisasi Tahun 2027

Kabar bahwa Yai Mim pernah dirawat di rumah sakit jiwa tidak ia bantah. Namun, Rosida menjelaskan hal itu tidak bisa dilepaskan dari praktik uzlah, menyepi untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang dijalani suaminya.

“Waktu itu beliau sedang uzlah selama tiga tahun. Itu perintah gurunya, Syeikh Fanani. Beliau memang sudah sering uzlah, biasanya hanya beberapa hari atau 40 hari. Tapi kali ini lebih lama. Saya yang baru menikah dengan beliau awalnya tidak begitu paham. Setelah berjalan dua tahun, saya mulai khawatir,” tutur Rosida, saat dihubungi, Selasa, (30/9/2025).

Ia sempat membujuk suaminya untuk menemui psikiater. Beberapa kali ditolak, akhirnya Yai Mim bersedia, tapi meminta langsung ke psikiater di rumah sakit jiwa. “Ketika diperiksa, dokter bilang beliau tidak sakit, masih bisa merespons normal, tidak ada tanda gawat. Tapi karena permintaan beliau, akhirnya bisa dirawat sebentar. Total sekitar sebelas hari. Justru beliau merasa betah, karena di sana bisa benar-benar menyendiri,” jelas Rosida.

Bagi keluarga, pengalaman itu lebih tepat dipahami sebagai bagian dari tirakat spiritual, bukan gangguan medis.

Nama Yai Mim juga pernah dikaitkan dengan kabar tidak sedap di lingkungan akademik. Beberapa mahasiswa S2 bimbingannya mengaku diminta memberikan barang pribadi, mulai dari sarung bermerek hingga spion mobil.

Yai Mim membantah tegas soal spion. Namun, ia mengakui ada cerita tentang sarung. “Spion itu tidak benar. Kalau sarung memang iya. Itu pun konteksnya untuk memotivasi mahasiswa yang sulit lulus. Ada mahasiswa yang tidak pernah kuliah, lalu dites juga tidak bisa. Saya bilang, ‘sudah, kasih saja sarung untuk dosenmu,’ maksudnya bukan saya. Sarung itu diberikan ke orang lain,” terangnya.

Ia juga menegaskan, sarung yang ia kenakan sehari-hari tidak pernah ia minta dari mahasiswa. “Sarung saya itu dari Bang Faisal, pemilik BHS, langsung beliau yang kasih. Jadi bukan hasil minta-minta,” imbuhnya.

Tuduhan lain yang tak kalah menghebohkan adalah dugaan Yai Mim menyebarkan video pribadinya sendiri. Salah satu video bahkan dikabarkan sampai ke tangan dosen dan tetangga.

Menurut Yai Mim, peristiwa itu bermula saat ponselnya ditinggal di ruang micro teaching. “HP saya dibuka oleh oleh seseorang. Waktu saya kembali dari kamar mandi, video pribadi saya sudah terbuka. Dari situ kemudian tersebar,” katanya.

Ia mengaitkan isu ini dengan konflik pribadinya bersama seorang kandidat dosen S3. Menurutnya, orang tersebut merasa tersinggung setelah ia menolak rekomendasi. “Saya bilang, maaf, kalau kualitasnya hanya ceramah ibu-ibu, belum layak untuk S3. Mungkin bisa di S2 atau di perguruan tinggi swasta. Dia tersinggung, lalu mengancam akan mempermalukan saya. Katanya video saya sudah viral di Situbondo. Saya tegaskan, saya tidak pernah menyebarkan video itu,” jelasnya.

Kehidupan rumah tangga Yai Mim pun ikut jadi bahan perbincangan. Narasi yang berkembang menyebut pernikahannya dengan Rosida berawal dari perselingkuhan.

Baca Juga : Hoaks Begal di Blitar Terungkap, Polisi Sebut Pria Rekayasa Cerita karena Utang

Yai Mim membantah. Ia menuturkan kisah panjang hubungan keduanya yang sudah terjalin sejak lama. Bahkan ia mengaku sudah ikut momong atau merawat Rosida sejak kecil. “Rosida itu saudara saya. Saya sudah kenal sejak 1986, waktu mondok di Gading. Saya sering main ke rumah bulek, mamanya Rosida. Hampir setiap akhir pekan saya membantu momong Rosida yang masih kecil. Hubungan keluarga kami dekat sekali,” katanya.

Ketika dewasa, Rosida yang sudah menikah menghadapi persoalan rumah tangga karena suaminya berselingkuh. Dalam situasi sulit itu, ia kerap berkeluh kesah kepada Yai Mim. Hingga suatu hari, istrinya yang pertama sempat menyarankan agar ia menikah lagi. “Akhirnya, setelah Rosida resmi bercerai, barulah kami menikah. Itu pun dengan izin mantan suaminya. Pernikahan terjadi akhir 2020. Jadi bukan sembunyi-sembunyi,” jelasnya.

Yai Mim menambahkan, hubungannya dengan keluarga besar tetap harmonis. “Dengan Bu Nyai, mantan istri saya, baik-baik saja. Dengan Mas Yud, suami Rosida terdahulu, juga baik-baik saja. Tidak ada masalah,” ujarnya.

Terkait isu pernikahan terbarunya yang disebut-sebut berawal dari hubungan rumit bahkan dituding sebagai perselingkuhan, Yai Mim memberikan penjelasan panjang. Ia menuturkan bahwa dirinya dan Rosidah sejatinya memiliki ikatan keluarga, sebab sejak kecil Rosidah sudah sering berkomunikasi dengannya. “Walaupun dia sudah punya suami, karena suaminya selingkuh, sering dia itu pergi sama saya,” ucapnya. 

Yai Mim kemudian mengingat kembali masa mudanya pada tahun 1986 ketika mondok di Gading. Saat itu, ia kerap berkunjung ke rumah buleknya di kawasan Badut, yang merupakan ibu dari Ines (Rosida), saudara mereka yang berasal dari Blitar. Karena kedua orang tua Ines sama-sama berprofesi sebagai guru, Yai Mim sering diminta membantu mengasuh Ines kecil sepulang kuliah, terutama setiap akhir pekan. Ia bahkan pernah diarahkan untuk menempati rumah sang bulek agar lebih mudah membantu, namun akhirnya memilih kos di dekat rumah tersebut karena kondisi rumah buleknya masih berantakan. 

Dari situlah, ia merasa sangat dekat dengan keluarga besar Rosidah, hingga terbiasa momong Ines sejak kecil sampai akhirnya dewasa dan menikah. Namun, ketika rumah tangga Rosidah retak akibat perselingkuhan suaminya, ia kerap datang padanya sambil menangis. 

Kemudian satu ketika, menurut Yai Mim, istri pertamanya berkata, “Kamu menikah lagi saja, Bi.” Ia sendiri awalnya menganggap hal itu sekadar gurauan, bahkan sangat istri sempat menimpali dengan menyebut nama Ines secara sembarangan. Meski begitu, hubungan keduanya terus terjalin intens, hingga akhirnya setelah Rosidah resmi bercerai pada akhir 2020, ia memutuskan menikahinya. 

“Saya menikah itu izin suaminya, setelah dia resmi cerai. Akhir Desember 2020 saya baru menikahinya,” tegas Yai Mim. Ia menambahkan bahwa hubungannya dengan mantan istrinya, Bu Nyai, tetap terjaga baik, begitu juga dengan Mas Yud, mantan suami Rosidah. “Semua baik-baik saja, tidak ada masalah,” pungkasnya.


Topik

Pendidikan konflik Yai Mim Malang update klarifikasi imam muslimin



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Tulungagung Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Nurlayla Ratri