JATIMTIMES - Suasana pagi di Kota Blitar terasa berbeda pada Jumat (26/9/2025). Deru mesin molen dan suara cangkul beradu dengan kerikil terdengar di sudut Kelurahan Sananwetan. Sejumlah warga bergotong royong membangun saluran drainase.
Di tengah kesibukan itu, Wali Kota Blitar H. Syauqul Muhibbin atau akrab disapa Mas Ibin hadir langsung memantau jalannya program unggulan berbasis masyarakat, RT Keren.
Baca Juga : Diduga Basi, Ratusan Siswa di Jember Tolak MBG, Pengelola Dapur Angkat Bicara
Bersama jajaran pejabat Pemkot, Mas Ibin menyusuri titik-titik pelaksanaan program di tiga kecamatan: Sananwetan, Kepanjenkidul, dan Sukorejo. Kunjungan ini bukan sekadar seremonial. Ia turun ke lapangan, menanyakan langsung progres kepada warga, hingga ikut mengaduk pasir dan batu. Kehadirannya disambut antusias masyarakat yang sejak pagi sudah berkumpul.
Dalam keterangannya, Mas Ibin menegaskan bahwa RT Keren adalah program yang lahir pada periode pemerintahan Wali Kota Santoso. Program ini dinilai berhasil memperkuat pembangunan di level paling kecil: rukun tetangga. Karena itu, ia merasa penting untuk melanjutkan, meski dengan segala keterbatasan anggaran.
“RT Keren ini sebenarnya sudah berjalan sejak sebulan lebih. Ada yang baru memulai program fisiknya, sehingga hari ini kita monitoring. Program ini sangat bagus untuk kepentingan masyarakat, terutama di level RT. Warga bisa merencanakan, melaksanakan, hingga mempertanggungjawabkan sendiri hasilnya,” ujar Mas Ibin.
Ia tidak menutup mata bahwa tahun depan Pemkot Blitar menghadapi tantangan berat akibat pemangkasan anggaran. Namun ia tetap berharap program serupa bisa terus berlanjut. “Meskipun kita dapat potongan anggaran cukup besar untuk tahun 2026, kami tetap ingin program seperti RT Keren ini tidak hilang. Karena manfaatnya benar-benar terasa,” katanya.
Di Kelurahan Sananwetan, salah satu fokus program adalah pembangunan drainase di Jalan Enggano. Warga menilai saluran air lama sering tersumbat, menyebabkan genangan setiap kali hujan deras. Kini mereka memilih memanfaatkan dana RT Keren untuk memperbaiki aliran air agar lebih rapi dan terhindar dari potensi banjir.
Mas Ibin menyebut antusiasme masyarakat luar biasa. “Di Jalan Enggano ini, masyarakat membangun drainase. Ini usulan warga sendiri. Tempo hari sempat ada penyumbatan sampai banjir kecil. Jadi mereka memilih membangun saluran baru untuk mengurangi risiko genangan. Ini bukti bahwa masyarakat sangat memahami kebutuhan lingkungannya,” katanya.
Lebih jauh, Pemkot juga menurunkan tim pendamping untuk memastikan kegiatan berjalan sesuai aturan. Mereka bertugas memberi arahan teknis sekaligus memantau penggunaan anggaran agar akuntabel. “Kami minta pendamping bekerja maksimal. Tujuannya agar semua kegiatan tepat sasaran, sesuai peruntukan, dan bisa dipertanggungjawabkan,” tegasnya.
Kepala Bagian Tata Pemerintahan (Kabag Tapem) Setda Kota Blitar, Fredy Hermawan, menjelaskan bahwa program RT Keren 2025 mulai digerakkan sejak September. Tahapan perencanaan sudah dijalankan oleh kelompok masyarakat (pokmas) yang dibentuk di setiap RT.
Menurutnya, para pokmas telah menyiapkan proposal, rencana anggaran biaya (RAB), hingga gambar teknis. Semua itu menjadi dasar pelaksanaan kegiatan. “Pencairan tahap pertama bulan September ini sudah siap dijalankan. Pokmas juga sudah mempersiapkan baik kegiatan fisik maupun nonfisik,” ujar Fredy.
Ia menambahkan, hingga pertengahan bulan, pencairan termin pertama telah mencapai 80 persen. Dari total 657 RT di Kota Blitar, sebanyak 525 RT sudah menerima kucuran dana Rp 50 juta per tahun. Anggaran itu sepenuhnya dikelola masyarakat sesuai prioritas kebutuhan lingkungan.
Baca Juga : Wali Kota Blitar Mas Ibin Matangkan Kuota Pasokan Pangan untuk DKI Jakarta Bersama Pasar Jaya
Fredy menekankan bahwa RT Keren tidak hanya berorientasi pada infrastruktur. Program ini juga menyasar kegiatan nonfisik, seperti dukungan bagi UMKM dan penguatan usaha masyarakat. “Melalui program ini, manfaat bisa lebih luas. Tidak sekadar membangun fisik, tetapi juga mendorong tumbuhnya kemandirian ekonomi di tingkat RT,” jelasnya.
Gambaran nyata terlihat di lokasi monev. Warga bahu-membahu, sebagian mengaduk semen, sebagian lain menata batu di saluran air. Ada juga yang menyiapkan logistik untuk pekerja. Keterlibatan kolektif ini membuat program terasa hidup.
Bagi Mas Ibin, inilah esensi RT Keren. Ia menyebutnya sebagai ruang belajar demokrasi pembangunan. “Warga merencanakan sendiri, mengelola sendiri, lalu mempertanggungjawabkan. Jadi ada rasa memiliki. Bukan sekadar menerima proyek dari atas,” katanya.
Program ini, lanjutnya, juga menumbuhkan solidaritas sosial. Setiap pekerjaan fisik dilakukan dengan gotong royong, menghidupkan kembali nilai yang sudah lama menjadi roh masyarakat Jawa. “Gotong royong itu budaya kita. RT Keren menghidupkan lagi semangat itu,” imbuhnya.
Meski tantangan anggaran menghantui, Pemkot Blitar berkomitmen menjaga keberlangsungan RT Keren. Menurut Fredy Hermawan, inovasi ini sudah terbukti efektif memperkuat pembangunan berbasis masyarakat. Karena itu, ia berharap dukungan semua pihak terus mengalir.
“Setiap RT punya kebutuhan berbeda. Ada yang butuh drainase, ada yang fokus UMKM, ada yang mengembangkan kegiatan sosial. RT Keren memberi ruang fleksibilitas agar semua bisa diwujudkan sesuai kebutuhan warga. Harapannya, hasilnya benar-benar dirasakan masyarakat,” pungkasnya.
RT Keren bukan sekadar proyek fisik, tapi bukti pemerintah hadir bersama warga. Semangat masyarakat di lapangan berpadu dengan penegasan Mas Ibin bahwa Pemkot selalu ada di sisi mereka.
