JATIMTIMES - Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang punya banyak grup band rock yang bersatu dalam Komunitas Rock In Karlos. Komunitas ini sengaja dihadirkan untuk membangkitkan musik rock khususnya di Malang Raya.
Rock In Karlos, berdiri pada 11 Agustus 2023 lalu. Dalam komunitas ini terdapat sepuluh grup musik rock di dalamnya, diantaranya, Al Jawahir Reborn, Kawanlama Love Green, The Pamong, Pesarehan, D'Jalang, Red Eyes, Pain killer, Cowboy Ningrat, dan Sound Gadenz.
Baca Juga : Mengenal Hari Demokrasi Internasional dan Maknanya bagi Kehidupan Berbangsa
“Di dalam komunitas ini usianya mulai dari yang termuda jenjang SMP sampai tertua kepala lima. Rata-rata teman waktu SMA dulu,” ungkap Ketua Komunitas Rock In Karlos, Mahdi Maulana Senin (15/9/2025).
Pria yang akrab disapa Lurah menambahkan, hadirnya komunitas ini sebagai upaya musik rock di kawasan Malang Raya tidak tergerus di tengah perkembangan zaman. Sehingga lewat Rock In Karlos dengan semangat menghidupkan kembali musik rock di wilayah Karangploso dan sekitarnya.
“Komunitas ini dibentuk Agustus 2023 untuk mewadahi para pecinta musik rock, terutama generasi yang pernah tumbuh bersama musik tersebut. Banyak teman-teman seusia kita yang masih mencintai musik rock,” imbuh pria 50 tahun ini.
Meski baru pada momentum hari jadinya setiap tahun komunitas ini kerap membuat sebuah konser menjadi tempat talenta musisi Karangloso menunjukkan karya musik rocknya. Setiap konsernya itu ada musisi rock nasional kerap dihadirkan.
Seperti pada Rock In Karlos volume dua di Rest Area Karangploso, menghadirkan dua musisi musik rock di Indonesia, yakni Heydi Ibrahim vokalis Power Slaves dan lady rocker Mel Shandy.

“Setiap tahunnya kami akan menghadirkan musisi nasional sekaligus untuk kembali mengingat dan membangkitkan semangat musik rock, khususnya di Karangploso dan sekitarnya,” tambah Lurah.
Baca Juga : Bupati Banyuwangi Saksikan Langsung Unjuk Bakat Musik Peserta Festival Band Pelajar
Dengan menghadirkan musisi nasional itu diharapkan mampu memotivasi generasi muda agar tidak meninggalkan atau melupakan musik genre rock. Sehingga ke depan juga ada regenerasi.
“Bukan soal menolak genre lain seperti K-pop atau musik pop, tapi kita ingin anak-anak sekarang juga mengenal energi musik rock. Musik ini identik dengan semangat dan gairah yang besar,” tegas Lurah.
Selain itu biasanya komunitas ini juga kerap latihan bareng di Balai Desa maupu di rumah personil. Selain sebagai ajang silaturahmi tapi juga menggelorakan semangat mengembangkan musik rock dan terus berkarya.
“Harapannya ke depan bersama pemerintah setempat bisa buat Band Festival dan ada latihan bersama juga,” harap Lurah.