Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Peristiwa

Macet Parah 42 Km Gegerkan Situbondo-Banyuwangi, Ini Ternyata Alasannya

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Nurlayla Ratri

25 - Jul - 2025, 09:27

Placeholder
Tampak truk bermuatan besar macet ke arah Pelabuhan Ketapang. (Foto: TikTok @haris_asyari91_official)

JATIMTIMES - Penutupan total Jalur Gumitir yang menghubungkan Jember dan Banyuwangi sejak Kamis (24/7/2025) mulai berdampak terhadap arus lalu lintas. Jalan alternatif via Situbondo-Banyuwangi mengalami kemacetan parah hingga mencapai 42 kilometer. Pemicunya bukan hanya volume kendaraan yang tinggi, tapi juga terbatasnya kapal di Pelabuhan Ketapang.

Pantauan warga yang diunggah ke media sosial memperlihatkan antrean kendaraan yang mengular di kawasan Baluran. Salah satu video yang ramai beredar di TikTok diunggah akun @haris_asyari91_official, memperlihatkan betapa panjangnya ekor kemacetan hingga ke wilayah Karangtekok.

Baca Juga : Serunya Winter Night Market, UMKM Binaan 9 Cabang Bank Jatim Unjuk Kebolehan

"Ekor kemacetan sudah sampai Karangtekok Baluran," tulis akun tersebut dalam unggahannya.

Dalam video itu, disebutkan pula bahwa penyebab lain dari kemacetan tersebut berasal dari antrean panjang di Pelabuhan Ketapang. Jumlah kendaraan yang datang jauh melebihi kapasitas kapal yang tersedia.

"Yang terangkut (kapal) 30 unit, yang datang (kendaraan ke Pelabuhan Ketapang) 300 unit," ungkapnya.

"Mungkin jika tidak ada tragedi Tunu kemarin, penyebarangan Ketapang-Gilimanuk tidak akan seperti ini," tambahnya.

Akun tersebut juga mengungkapkan, seluruh jalur alternatif yang bisa digunakan pasca-penutupan Gumitir mengalami kendala. Jalur utara macet total, jalur selatan padat merayap, dan jalur barat tergolong ekstrem karena medannya.

"Jalur utara lumpuh, jalur selatan macet, dan jalur barat ekstrem," katanya.

Jalur Ijen bahkan dianggap tidak layak bagi kendaraan yang kondisinya tidak prima. "Ajur bolo, jangan lewat Ijen, disamping ekstrim juga macet bolo," lanjut akun itu seraya memperlihatkan suasana kemacetan.

Namun begitu, kemacetan perlahan mulai terurai pada Jumat (25/7/2025) sekitar pukul 01.15 WIB dini hari, menurut pantauan akun TikTok yang sama.

Usut punya usut, kemacetan di jalur alternatif Situbondo-Banyuwangi mulai terasa sejak pagi hari dan puncaknya terjadi pada siang hari. Sekitar pukul 12.00 WIB, antrean kendaraan telah menjalar hingga Waduk Bajulmati, Situbondo. Jarak dari titik ini ke Pelabuhan Ketapang sekitar 31 kilometer.

Kapolres Situbondo melalui Kasat Lantas AKP Nanang Hendra Irawan menjelaskan bahwa kemacetan ini dipicu oleh berkurangnya jumlah kapal yang beroperasi di Pelabuhan Ketapang.

"Kapal yang beroperasi biasanya kan 17 (di pelabuhan Ketapang). Sekarang tinggal 4 (kapal yang beroperasi). Imbasnya antrean yang masuk ke pelabuhan sampai mengekor ke Waduk Bajulmati," jelas Nanang dikutip detikJatim, Jumat (25/7/2025). 

Kemacetan tidak hanya terjadi dari arah Situbondo. Di sisi lain, arah Banyuwangi Kota juga terdampak. Ekor antrean sempat terpantau hingga 3 kilometer dari pusat kota menuju pelabuhan.

Masalah lain yang memperparah kondisi adalah adanya truk kontainer yang mogok di kawasan Jembatan Wongsorejo, Banyuwangi. Kendaraan besar tersebut sempat membuat laju kendaraan terhambat dari arah berlawanan.

Baca Juga : Viral Rumah di Pakisaji Ludes Terbakar saat Ditinggal Antar Istri Tahlilan

"Setelah sempat kami cek ke arah Banyuwangi, ternyata di Wongsorejo ada truk kontainer yang macet. Setelah berhasil dievakuasi, arus lalu lintas lancar lagi," lanjut AKP Nanang.

Guna menghindari pengendara nekat yang mencoba melawan arus, pihak Satlantas Polres Situbondo memasang barikade di sejumlah titik rawan. Langkah ini dinilai cukup efektif untuk mencegah antrean kendaraan bertambah panjang.

Kemacetan akhirnya mulai terurai sekitar pukul 16.00 WIB setelah bertahan sejak pukul 09.00 pagi.
"Alhamdulillah saat ini sudah kembali lancar sejak jam empat-an (16.00 WIB)," kata Nanang.

Sementara itu, pihak Polresta Banyuwangi mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menurunkan sepertiga kekuatan personel sejak pagi untuk membantu mengatur arus lalu lintas di sekitar Pelabuhan Ketapang.

"Sepertiga dari kekuatan Polresta Banyuwangi dan Polsek jajaran kami kerahkan untuk mempercepat penguraian kemacetan," terang Wakapolresta Banyuwangi AKBP Teguh Priyo Wasono.

Personel kepolisian ditempatkan di titik-titik strategis guna memastikan pengendara tidak menyerobot jalur lawan arah. Selain itu, mereka juga menerapkan rekayasa lalu lintas di jalur lingkar.

Menurut Teguh, penambahan jumlah kapal penyeberangan juga dilakukan secara bertahap untuk mengatasi penumpukan kendaraan, terutama truk besar.

"Di LCM hari ini ada penambahan armada menjadi 6 kapal penyeberangan khusus untuk Tronton, kemudian di MB IV ada 4 kapal serta di Dermaga Bulusan ada 2 kapal. Lambat laun akan mengalir, kami juga berupaya agar truk dapat masuk kapal secara tertib dan terarah," jelas Teguh.

Sebagai informasi, penutupan total Jalur Gumitir akan berlangsung selama dua bulan, terhitung sejak Kamis (24/7/2025) hingga 24 September 2025. Penutupan ini dilakukan untuk mendukung proyek preservasi jalan nasional yang melintasi wilayah tersebut.

Warga dan pengguna jalan diminta untuk menyesuaikan rute perjalanan dan mempersiapkan kendaraan secara optimal jika terpaksa melewati jalur alternatif seperti Situbondo, Bondowoso, atau Ijen yang dikenal dengan kontur jalan menanjak dan berliku tajam. Semoga informasi ini membantu. 


Topik

Peristiwa Banyuwangi gumitir macet parah pelabuhan ketapang



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Tulungagung Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Nurlayla Ratri