JATIMTIMES - SMK Krian 1 Sidoarjo (Skarisa) menjadi satu-satunya SMK yang memiliki ekstrakulikuler (ekskul) kesenian barongsai di wilayah tersebut.
Sebanyak 20 siswa berlatih memainkan atraksi barongsai setiap hari Sabtu dan Selasa malam. Ekskul kesenian barongsai ini ada di Skarisa saat salah satu siswa mengusulkan kesenian khas Tionghoa menjadi salah satu ekskul. Juga sejumlah siswa sering berlatih di tempat ibadah seperti vihara juga klenteng.
Baca Juga : Artificial Intelligence Akan Diterapkan dalam Pembelajaran Siswa di Kabupaten Malang
Selain menjadi salah satu pilihan ekskul yang diminati puluhan siswa, kesenian barongsai ini juga melatih fisik para pemainnya. Sekaligus memperkenalkan kesenian asli Tionghoa kepada masyarakat untuk mempererat toleransi antar masyarakat.
Dhini Mekarsari, Kepala Sekolah SMK Krian 1 menjelaskan jika kegiatan ekskul ini rutin dilaksanakan di sekolah.
"Sudah satu tahun kesenian barongsai menjadi salah satu ekskul pilihan di Skarisa. Pihak sekolah memberikan wadah kepada para siswa untuk bisa mengeksplor lebih banyak minat juga bakat yang dimiliki siswa karena setiap sekolah menerapkan program 5P pada kurikulum merdeka belajar," ungkap Dhini pada Sabtu (20/1/2024).
Dhini mengaku senang bisa memberikan wadah pada bakat siswa juga mengapresiasi hadirnya kesenian yang berasal dari Tionghoa ini bisa dimainkan siswanya.
"Kami memiliki 35 ekskul yang kami sediakan disekolah untuk mengasah bakat para siswa. Harapan saya dari kegiatan ini nantinya juga akan muncul inovasi-inovasi juga mampu membuka peluang berprestasi para siswa saat lulus nanti tentunya membawa nama harum Skarisa," imbuhnya.
Fiki Bayu Ardiansyah, salah satu siswa SMK awalnya hanya iseng mengikuti ekskul barongsai.
Baca Juga : Siapkan Lulusan Sukses Bersaing dalam Dunia Kerja, Ini Cara yang Dilakukan STIE Malangkucecwara
"Awalnya hanya iseng ingin tahu, karena dari kecil suka liat atraksi barongsai. Sekarang bisa memainkan langsung juga banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Karena kesenian barongsai sama dengan olahraga saat atraksi dimainkan," jelasnya.
Senada dengan fiki, Komang Lusita siswi kelas 11 ini mengaku senang ada ekskul barongsai di sekolahnya.
"Ekstra ini tak hanya dimainkan oleh keturunan Tionghoa saja, kita semua bisa memainkan asal tekun berlatih. Selain menambah wawasan juga menimbulkan toleransi dari ekskul ini. Tak hanya itu, saat tampil di depan umum kami juga bisa dapat penghasilan dari permainan atraksi barongsai," tutupnya.

 
                            