JATIMTIMES - Tradisi Rebo Wekasan di Desa Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik kembali digelar dan berlangsung sangat meriah, Senin (11/9/2023) malam.
Dua tumpeng raksasa dan beberapa tumpeng kecil diarak mulai dari Balai Desa Suci hingga Sendang Sono (sumber mata air warisan Sunan Giri). Menariknya, tumpeng raksasa tersebut diarak oleh lima organisasi perguruan silat.
Baca Juga : Cegah HPV, Siswa 33 SD di Sampang Ikut Imunisasi Puskesmas Tanjung
Tokoh Masyarakat sekaligus Anggota DPRD Gresik Komisi IV, Khoirul Huda menjelaskan Tradisi Rebo Wekasan atau disebut dengan istilah Rebo Pungkasan adalah kegiatan tahunan yang digelar pada hari Rabu terakhir di bulan Safar.
"Rebo Wekasan bukan hanya tradisi yang mengandung nilai spiritualitas, tapi juga nilai ekonomi, dan nilai persatuan. Tahun ini kami mengajak 5 perguruan silat untuk ikut meramaikan budaya leluhur tersebut," ujarnya.
Khoirul Huda menyebut, lima perguruan silat tersebut diantaranya Pagar Nusa, PSHT, IKSPI, PSHW, Tata Mataram, serta organisasi keagamaan juga kepemudaan. Ini sebagai simbol persatuan.
"Mereka akan berjalan sejauh 1 KM dimulai dari Balai Desa Suci Hingga Masjid Suci bagian utara bernama Mambaut Tho'at sebelah Sendang Sono. Tujuannya sebagai ungkapan rasa syukur hari lahirnya Desa Suci, karena Rebo Wekasan juga dituliskan sebagai hari turunnya 320.000 bala'," terangnya.
Sementara itu, Kepala Desa Suci, Achmad Rizal mengatakan tradisi ini juga disebut dengan tegal deso atau silaturrahim kedua setelah hari raya Idul Fitri. Sebab momen Rebo Wekasan adalah momen bahagia berkumpul bersama keluarga.
Baca Juga : Setelah Pordasi, Cabor ISSI dan Gulat Sumbangkan Emas untuk Kota Batu
Masyarakat dari berbagai daerah biasanya datang mengunjungi keluarganya atau sahabatnya di Desa Suci. Kemudian mencicipi makanan khas Lontong Bumbu Ladan.
"Selain itu, budaya yang masih ada saat ini, mandi di dalam Sendang Sono setiap hari Selasa malam Rabu jam 12 malam, masyarakat percaya dapat membawa berkah dan menyembuhkan berbagai penyakit," imbuhnya.