Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Viral Lagi, Bupati Pandeglang Cekoki Pedagang dengan Miras

Penulis : Hendra Saputra - Editor : Dede Nana

03 - Jul - 2022, 09:29

Bupati Pandeglang Irna Narulita saat meminta pedagang untuk menenggak minuman keras (foto: screenshot video Facebook)
Bupati Pandeglang Irna Narulita saat meminta pedagang untuk menenggak minuman keras (foto: screenshot video Facebook)

JATIMTIMES - Di tengah heboh promosi miras yang menistakan agama oleh Holywing Jakarta, viral lagi video Bupati Pandeglang Irna Narulita yang mencekoki pedagang dengan miras karena tidak mengaku bahwa itu miras. Video yang diposting 2016 lalu ini kini kembali viral di media sosial Facebook.

Bupati Kabupaten Pandeglang Irna Narulita memaksa pedagang untuk meminum miras jualannya yang dibungkus dalam plastik. Irna marah karena tak mau mengakui dan kedapatan menjual minuman keras.

Baca Juga : 4 Pasien Dinyatakan Positif Covid-19, Berikut Rincian Kasus Terbaru Kota Batu

Kejadian ini terjadi Jum'at (3/6/2016) yang lalu, di mana saat itu Bupati Pandeglang tengah melakukan pantauan kenaikan sejumlah harga di pasar Badak, Cadasari, Kabupaten Pandeglang. Saat itu, Irna yang kehausan dan hendak membeli minum, tiba-tiba dikejutkan dengan penjual makanan yang di dalamnya juga menjual miras dan menyembunyikanya di dalam lemari pendingin.

“Tadi saya hendak membeli minum dingin, setelah dibuka lemari pendinginnya saya kaget, mereka berjualan miras, padahal mereka berjualan makanan dan kopi saja saya lihat,” kata Irna dikutip fesbukbantennews.com.

Karena hal itu, Irna pun tak bisa menahan emosinya ketika mendapati minuman keras dengan kadar alkohol tinggi. Bahkan, Irna juga langsung meminta minuman tersebut dibawa ke laboratorium untuk diuji. Karena Irna mencurigai minuman tersebut adalah miras oplosan.

“Saya akan bawa dan sita puluhan botol minuman keras jenis vodka dan minuman oplosan yang sudah dikemas dengan plastik oleh pemiliknya untuk nanti di uji ke lab,” kata Irna.

Emosi Irna semakin tak tertahan karena pedagang tak mau mengakui miras yang dijual di kiosnya. Irna langsung memaksa pemilik kios untuk meneguk minuman keras yang sudah dikemas dengan dituang ke dalam gelas terlebih dulu.

“Pemilik kiosnya mangkir dan mengelak jika miras yang kedapatan di lemari pendinginnya bukan miliknya. Makanya saya marah dan menyuruhnya meminum miras jualannya,” ungkap Irna.

Irna menyayangkan hal tersebut karena Kabupaten Pandeglang yang dikenal kota sejuta santri dan seribu ulama ternyata masih banyak yang menjual miras. “Saya kaget dengan masih banyak minuman keras dijual secara bebas di pasar, karena ini akan merusak gerenasi muda,” kata Irna.

Baca Juga : Sebelum Tewas, Wisatawan di Gemah Ditemukan Pingsan di Atas ATV

Video singkat yang diposting di Facebook itupun banyak mendapat respon dari masyarakat, beberapa respon itu ada yang negatif juga yang positif.

“Memaksa Meminum qomer dosa lho Bu...( Walaupun itu penjualnya) Apa ibu sudah siap menanggung dosanya? Cara ibu salah.diberi sangsi berupa Teguran & hukuman sesuai dg UU akan lebih baik.siapa yg bisa membolak balikkan hati? Orang baik bisa jadi jahat.orang jahat bisa jadi baik jika Allah SWT berkehendak.Dan kita tidak akan pernah tau itu,” tulis akun @Muhammad Faiz.

“Congyang,Amer trus liane sng bermerk Ki Ono pbrik e lho sharus e sng dttup pabrik e ork malah dicekoki ngno,” tulis akun @Ptrii Dvaa.

“Bu.. yg jelaa itu ada bekingannya. Jd ibu harusnya tau alur, bgmn jualan dan bekingannya,  tanya anak buahnya dl,  Nah disuruh pesta bareng,” tulis akun @Theresia Chandra.


Topik

Peristiwa


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Tulungagung Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Hendra Saputra

Editor

Dede Nana