JATIMTIMES - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono menyatakan pihaknya akan tetap menggusur pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang Jalan Malioboro pada hari ini Rabu (26/1/2022).
Sultan mengatakan kebijakan relokasi oleh Pemda DIY bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta ini sudah bulat.
Baca Juga : Sikapi Tembok Perumahan Green Village, Dewan Nilai DPKPCK Tidak Jeli Kaji Siteplan Baru
"Ya jadi,. Aku wes ngenteni 18 tahun le pindah. Fadi ora mung mundur 3 tahun (Saya sudah nunggu 18 tahun untuk pindah. Jadi, nggak cuma mundur 3 tahun)," kata Sultan.
Sultan mengaku sudah bersabar menanti relokasi para pedagang kaki lima tersebut. Ia menegaskan lahan yang dipakai bukanlah fasilitas untuk berjualan.
"Karena tempat itu bukan milik dia, (tapi) milik toko sama milik pemerintah. Bukan untuk fasilitas kaki lima," kata Sultan.
Untuk diketahui, terdata ada sekitar 1.700 PKL yang akan dipindah ke dua lokasi berbeda. Yaitu di bekas Gedung Bioskop Indra, Ngupasan, Gondomanan, dan lahan bersifat sementara di bekas kantor Dinas Pariwisata DIY.
Sementara, anggota Komisi B DPRD Kota Yogyakarta Foki Ardiyanto menyebut PKL Malioboro meminta agar relokasi diundur hingga setelah Lebaran tahun ini. Foki sendiri merupakan ketua Panitia Khusus (Pansus) Relokasi PKL Malioboro.
"Tuntutan kawan-kawan PKL itu kan tidak muluk-muluk. Hanya ingin itu (relokasi) ditunda saja setelah Lebaran," kata Foki.
Lapak Baru PKL Malioboro
Baca Juga : Curi Puluhan Rokok, 2 Remaja Diamankan Polsek Glenmore
Lapak baru pedagang kaki lima (PKL) yang semula menempati jalur pedestrian Malioboro menarik netizen karena modelnya yang tidak biasa. Model lapak yang berada di eks Gedung Bioskop Indra saat ini bergaya semi-industrial layaknya kafe.
Lapak-lapak tersebut dibuat dengan kombinasi antara besi dengan kayu. Model lapak juga dibuat menyesuaikan dengan kebutuhan PKL seperti adanya tempat menyimpan stok barang.
Untuk diketahui, lokasi bekas Gedung Bioskop Indra ini berada di barat Pasar Beringharjo. Lapak yang ada di lantai pertama dan lantai kedua ditempati PKL yang menjual fashion, kerajinan, dan makanan kering.
Sedangkan warung makan atau restoran siap saji disediakan di gedung sisi lain karena berkaitan dengan fasilitas seperti butuh air bersih lebih banyak.