Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Prof Rhenald Kasali Bahas Orang Kaya Bohongan Suka Pamer, Gilang Juragan 99 Masuk Kategori

Penulis : Hendra Saputra - Editor : Dede Nana

24 - Jan - 2022, 20:13

Prof. Rhenald Kasali saat membuat konten video (foto: potongan video YouTube)
Prof. Rhenald Kasali saat membuat konten video (foto: potongan video YouTube)

JATIMTIMES - Akhir-akhir ini sebutan sultan, crazy rich atau bahkan konglomerat kerap menjadi perbincangan publik. Bahkan salah satu YouTuber yang diberi nama Prof. Rhenald Kasali membuat sebuah konten video dengan topik “Mereka Pamer 'Kaya Bohongan' Kok Dipercaya”.

Fenomena orang kaya atau yang biasa disebut sultan atau crazy rich memang mulai mendarah daging bagi masyarakat saat ini. Media sosial menjadi salah satu alat untuk melihat bagaimana kekayaan salah satu orang tersebut. Tapi akun YouTube bernama Prof. Rhenald Kasali membahas satu fenomena tersebut sebagai zaman yang terbalik.

Baca Juga : UMKM Jadi Bagian Program Utama Pemerintah di Masa Pandemi Covid-19

Kenapa bisa begitu? Ia menyebut, dulunya orang yang kaya akan semakin tidak menunjukkan kekayaannya tersebut, karena hal itu berkaitan dengan pajak yang akan dibayarkan. Beda dengan saat ini, dimana kekayaan sudah mulai diumbar di publik.

“Dan salah satu pepatah yang saya ingat adalah Poverty Screams Wealth Whispers. Jadi benar sekali bahwa orang orang yang kaya itu tidak berisik, jadi agak malu membicarakan kekayaan,” kata Prof. Rhenald Kasali dalam video YouTube nya.

“Jadi orang kalau masih melihat label harga, atau mempersoalkan uang itu biasanya belum kaya. Jadi orang kaya itu biasanya diam diam sajalah,” imbuhnya.

Dari situ, Prof. Rhenald Kasali sampai harus berhati-hati ketika berada di dalam pesawat. Ia menyebut selalu was-was jika yang duduk di sebelahnya adalah orang kaya namun berpenampilan sederhana.

“Bahkan kalau saya naik pesawat, menebak-nebak siapa yang duduk sebelah saya, semakin dia sederhana semakin saya waswas jangan-jangan ini orang terkaya di dunia disebelah saya, tentu kita harus menghormati mereka,” ungkap dia.

“Karena saya juga pernah duduk dengan konglomerat terkenal, bukan di bisnis class mereka duduk di economi class. Dan yang menarik ketika kami makan di sebuah restoran ternyata semua orang yang makan di restoran itu sudah dibayarkan terlebih dahulu oleh si bapak itu. Berpakaian sangat sederhana ternyata ia adalah orang yang masuk dalam daftar orang terkaya di dunia,” sambung dia.

Menurut Prof. Rhenald Kasali, saat ini yang sering kita lihat, baik di media sosial ataupun televisi adalah orang-orang yang justru pamer. Menyebutkan nama-nama orang-orang hebat menggunakan barang-barang mewah untuk menunjukkan kehebatan.

“Kalau orang dulu barangkali emas di gigi, sekarang cincin dengan batu permata yang luar biasa, menggunakan kalung yang berkilau-kilauan, pakaian bermerek bahkan logonya besar-besar sekali,” ucap dia.

Prof. Rhenald Kasali menggaris bawahi bahwa sejak ia menempuh dunia pendidikan di Amerika Serikat, ia mengerti bahwa orang yang kaya justru menginginkan privasi yang tinggi. Karena anggapan mereka tidak penting publik tahu kehidupan mereka yang telah berkecukupan.

“Biasanya semakin kaya orang-orang seperti itu justru menginginkan privacy tidak ingin menjadi perhatian,” sebutnya.

Bicara tentang pamer, Prof. Rhenald Kasali menyebut hal itu memiliki istilah Flexing. Bahkan flexing digunakan juga dalam dunia marketing.

Pria pemilik 113 subscriber ini mencontohkan beberapa tahun lalu ada seseorang yang ditangkap polisi karena menipu. Di situ terduga pelaku penipuan memberikan kepercayaan kepada konsumen agar menaruh uang kepadanya. Disitu mereka dijanjikan dapat umroh dengan harga yang sangat murah sekali.

Si penipu itu memiliki rumah yang begitu mewah bak istana, tiang-tiang yang begitu bagus. Bahkan dalam promosinya dengan pasangannya pergi ke Paris, Italy dan lain sebagainya memamerkan benda-benda mewah dan lain sebagainya.

“Jadi dia mengirim signal seperti itu, atau barangkali ketika anda membeli produk lain anda tidak bisa menemukan signal dan akhirnya produsen menggunakan price is a signal of quality. Jadi dengan harga yang tinggi orang punya pikiran wah jangan jangan ini kualitasnya bagus sekali. Kalau harganya murah terkesannya murahan,” tutur dia.

Pada periode dua tahun kebelakang, Prof. Rhenald Kasali memberikan contoh ada seorang gadis kecil bernama Sisca Kohl dan adiknya Aliyyah Kohl yang memamerkan dia membeli BTS Meal. Saat viral, kedua gadis itu menyebut hanya membeli beberapa, tapi ternyata dalam video sangat banyak sekali untuk ukuran dua orang saja.

Baca Juga : Dua Pasien Covid-19 Varian Omicron di Kota Malang Sembuh

Video lain dari dua bersaudara itu ialah membeli nasi goreng. Tapi untuk yang satu ini, bukan hanya nasi gorengnya saja yang dibeli, tetapi termasuk gerobaknya dibeli dengan harga Rp 400 juta. Tak cukup sampai disitu, mereka kemudian seperti membuat skenario untuk membuat suatu cerita pendek ialah adiknya membeli nasi goreng seharga Rp 200 juta yang uangnya juga dipamerkan.

“Tapi balik lagi, inilah cara orang mendapatkan perhatian,” ucap Prof. Rhenald Kasali.

Selain itu, yang sedang viral saat ini ialah Gilang Widya Pramana atau yang akrab dengan sebutan Juragan 99. Prof. Rhenald Kasali memberikan contoh Gilang pernah memberikan hadiah privat jet untuk istrinya pada ulang tahun pernikahannya.

“Saya tidak bisa bayangkan usaha seperti itu bisa menghadiahi pasangannya privat jet, tapi kalaupun benar, rasanya kalau benar lebih melihat itu sebagai privasi,” ungkap Rhenald Kasali.

“Tak lama kemudian, yang masuk adalah Dirjen Pajak atau Direktorat Jenderal Pajak memberikan ucapan selamat kepada anda. Artinya itu anda akan ditagih pajaknya,” ucap Rhenald sembari ingin tertawa.

Contoh yang ditunjukkan Rhenald Kasali ini sama halnya yang sempat dibuat ramai di publik oleh Nikita Mirzani. Artis yang dikenal kontroversial itu menganggap Juragan 99 bukanlah orang kaya yang sesungguhnya, namun harta yang dimiliki berasal dari pengusaha kaya asal Malang bernama Henry Soetio yang sudah meninggal beberapa tahun lalu.

Bukan hanya menyorot tentang hartany, Nikita mulanya menyoroti tentang plat nomor beberapa mobil milik Gilang yang diunggah di media sosial. Menurut Nikita, plat nomor mobil tersebut tidak terdaftar alias bodong. Hal itulah yang membuat publik bertanya-tanya siapakah sebenarnya Gilang Widya Pramana.

Dari situ, Rhenald mengatakan bahwa orang kaya selalu tidak ingin tampil didepan publik. Melainkan selalu menjaga privasi kehidupannya untuk terus melejit menjadi seseorang yang benar-benar kaya.

“Itu sebabnya orang-orang lama tidak mau menunjukkan kalau rumahnya mewah. Sekarang orang yang belum kaya tapi mengaku kaya. Mungkin memang ini gaya pengusaha baru saat ini,” kata Rhenald.

“Orang-orang kaya biasanya mobilnya sederhana saja, karena mereka mengutamakan quality and convert, tidak untuk pamer, karena kaya sangat berisiko,” imbuh Rhenald.

Menanggapi hal itu, media ini mencoba mengkonfirmasi kepada Gilang Widya Pramana, namun hingga berita ini ditulis belum ada respon. Sesekali, wartawan media ini melihat kontak Gilang yang terpantau online, tapi pesan yang dikirim wartawan belum checklist biru atau berarti belum dibaca.

Video yang diunggah pada Rabu (12/1/2022) itu hingga berita ini ditulis sudah dilihat mencapai 1,7 juta kali. Bahkan komentar yang masuk pada video tersebut juga mencapai 6,3 ribu.


Topik

Peristiwa


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Tulungagung Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Hendra Saputra

Editor

Dede Nana