Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Agama

Jidat Hitam Tanda Rajin Salat, Tapi Benarkah Tak Disukai Allah SWT?

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Pipit Anggraeni

30 - Dec - 2021, 09:32

Ilustrasi (pecihitamorg)
Ilustrasi (pecihitamorg)

JATIMTIMES - Banyak orang menganggap, mereka yang jidat atau keningnya menghitam, menandakan mereka rajin beribadah. Akan tetapi, ternyata hal tersebut malah dibenci oleh Rasulullah SAW. Lantas mengapa Rasulullah SAW justru tidak disukai mereka yang berjidat hitam?

Berbicara tentang ibadah, diolah dari channel YouTube Islam Populer, memang seseorang dianjurkan untuk tidak menonjolkan hal ini untuk menghindari riya pada orang lain dengan maksud mendapat simpati. Ibadah yang dilakukan, sejatinya hanya Allah SWT yang tahu, sehingga hal tersebut tak perlu diperlihatkan kepada orang lain yang mana pahala ibadah pun akan hilang jika menunjukkan dengan maksud  mendapatkan simpati.

Baca Juga : Deretan Negara di Dunia yang Rayakan Tahun Baru Bukan di 1 Januari, Mana Saja?

Hal ini juga telah diabadikan dalam Alquran, "Padahal mereka tak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya (dalam menjalankan agama yang lurus supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan demikian itulah agama yang lurus," (QS Al Bayyinah : 5).

Rasulullah SAW pun sudah memperingatkan para umatnya tentang hal ini. "Sesungguhnya yang paling aku khawatir kamu nembak kamu sekalian ialah syirik yang paling kecil. Mereka bertanya, apakah itu syirik yang paling kecil ya Rasulullah?'. 

Beliau menjawab Riya'. Allah berfirman pada hari kiamat, ketika memberikan pahala kepada manusia sesuai perbuatan-perbuatannya : "Pergilah kamu sekalian kepada orang-orang yang kamu pamerkan perilaku amal kamu di dunia. Maka nantikan lah apakah kamu menerima balasan dari mereka itu" (HR Ahmad).

Dahulu, dari Ibnu Ashyim dari Muhammad bin Ishaq menceritakan, "Bahwa kala itu di antara Penduduk Madinah, ada yang hidup tanpa mengetahui siapa yang memberi nafkah kepada mereka (mereka baru mengetahuinya) ketika Ali bin Al Husain wafat (karena) mereka tidak lagi mendapatkan nafkah yang biasa mereka dapatkan. Sementara keluarganya menyangka dia mengumpulkan banyak dirham. Diantara merek berkata ,'kami tidak kehilangan sedekah yang diberikan sembunyi-sembunyi sampai Ali wafat".

Baca Juga : Amalan Agar Doa Cepat Diijabah Allah SWT, Begini Anjuran Rasulullah SAW

Sebenarnya perkara menampakan ibadah pada orang lain memiliki dua sisi. Hal ini telah dijelaskan dalam kitab An Nafaiz Al uluwiyyah Lil Masail As Shufiyyah. 

"Ketahuilah menampakkan ibadah adalah lebih utama bagi seseorang yang tidak khawatir akan dihinggapi rasa riya' di dalam dirinya. Terlebih jika seseorang tersebut mengharapkan perbuatannya dicontoh oleh saudaranya sesama muslim. Sedangkan merahasiakan ibadah lebih utama bagi seseorang yang khawatir akan dihinggapi rasa riya' dalam ibadahnya, sementara ia tidak ingin amalnya dijadikan contoh. Adapun seseorang yang dapat menghindari riya dan ia tidak ingin amalnya dijadikan contoh atau sebaliknya, maka lebih utama ia merahasiakan ibadahnya".


Topik

Agama


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Tulungagung Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Pipit Anggraeni