JATIMTIMES - Sejarah masa lalu memang menjadi daya tarik tersendiri bagi orang zaman sekarang. Rasa penasaran untuk mengetahui kondisi di zaman kerajaan membuat sejumlah orang berusaha keras mencari tahu.
Diketahui, sejarah masa lalu yang diterakan di berbagai kitab atau prasasti kerap memberi ruang interpretasi. Salah satunya yakni tentang kisah percintaan sang pendiri Kerajaan Singosari Ken Arok yang bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi.
Baca Juga : Stok Darah di PMI Kota Malang Menipis, hanya Tersisa untuk 3 Hari
Seperti diketahui, Ken Arok yang memperistri Ken Dedes setelah merebut tampuk kekuasaan Tunggul Ametung ternyata memiliki cinta lain sebelumnya kepada seorang perawan bernama Umang. Umang disebut-sebut merupakan cinta pertama bagi Ken Arok.
Umang merupakan anak bungsu dari Ki Bango Samparan, bapak angkat Ken Arok saat masih muda. Kala itu Arok masih dikenal sebagai anak bengal dan biang kerok di masa kerajaan Tumapel.
Arok muda merupakan Robin Hood di masa tersebut. Pemimpin begal yang sangat meresahkan para pejabat Tumapel yang saat itu dengan sewenang-wenang memberlakukan penarikan upeti kepada rakyat.
Uang upeti itulah yang menjadi incaran Arok muda melalui berbagai aksi perampokan. Dalam petualangannya, Arok yang meninggalkan Bango Samparan dan Umang untuk menimba ilmu kedigjayaan lain kepada para brahmana kembali bertemu.
Umang yang telah memendam perasaan sayang kepada Arok sejak kecil, cintanya kembali membuncah. Begitu juga dengan Arok yang sejak berada di rumah Umang telah memiliki perasaan sayang kepada Umang.
Bahkan kisah cinta Arok dan Umang itu secara indah dituliskan dalam buku Arok Dedes karya (alm) Pramoedya Ananta Toer. Diceritakan, bahwa setiap kali pulang berjudi atau mencuri, Arok selalu memberi Umang berbagai hadiah.
Berbagi perhatian dan rasa sayang kedua insan itu terhenti sejak Arok kembali melanglang buana mencari ilmu. Takdir pun mempertemukan kembali mereka dalam masa pergolakan di Tumapel.
Berbagai kerusuhan dan kemiskinan masyarakat yang semakin diperparah dengan tabiat para pejabat saat itu menimbulkan reaksi keras yakni dengan melakukan perlawanan gerilya dari sudut-sudut gelap Tumapel.
Di masa itu, Umang tampil menjadi salah 1 perempuan yang berjuang dalam perlawanan tersebut. Otak cerdas dengan kemampuan yang tangkas dalam melakukan berbagai perlawanan membuat Umang tampil menjadi pemimpin wanita satu-satunya di masa itu.
Sampai suatu saat Umang kembali dipertemukan dengan cinta pertamanya yang ternyata merupakan pucuk pimpinan gerombolan perlawanan prajurit Tumapel. Arok, yang saat itu menyandang gelar Ken dari gurunya, Empu Loh Gawe, bahu-membahu melakukan revolusi terhadap Tumapel.
Baca Juga : Sinopsis Ikatan Cinta RCTI 14 Desember 2021, Al Pergoki Rendy saat Jalan Bareng Jesica
Suka duka memimpin perlawanan semakin mendekatkan kedua hati yang lama terpisah. Rasa cinta dan sayang keduanya akhirnya diikat dalam sebuah perkawinan sederhana.
Ken Arok memberikan gelar Ken kepada Umang yang dengan setia mendampinginya berjuang. Perkawinan mereka juga berjalan terus dalam pasang surut perjuangan melawan kelaliman Ametung.
Sampai pada akhirnya Ken Arok menikahi Ken Dedes sebagai perempuan yang diramalkan akan melahirkan para raja Jawa dari rahimnya. Ken Umang yang berasal dari kasta Sudra harus mengikhlaskan cinta sejatinya.
Ken Arok pun mampu menumbangkan Ametung dan menjadi raja pertama Singosari menggantikan nama Kerajaan Tumapel. Ken Umang juga ikhlas dirinya hanya dijadikan selir, bukan permaisuri yang sudah digenggam oleh Ken Dedes.
Tapi cinta tidak mengenal kasta maupun kejelitaan raga saja. Ken Arok yang memperistri Ken Dedes kerap mengunjungi Ken Umang di salah 1 candi bernama Telih di Dusun Sumbul, Desa Klampok, Kecamatan Singosari.
Di Candi Telih yang memiliki ketinggian sekitar 2 meter dan lebar bangunan dasarnya sekitar 2,5 meter itu, menurut beberapa sumber yang ada, Ken Arok kerap melakukan pertemuan dan melepas kerinduan dengan Ken Umang yang merupakan istri pertamanya.
Dalam setiap kencan, Ken Arok berangkat dari Tumapel (Singosari), Ken Umang berangkat dari Desa Ngenep, Kecamatan Karangploso sekarang. Dari hasil cinta Ken Arok dan Ken Umang itu menurut Prasasti Mula Malurung 1255, lahirlah 4 anak yakni Tohjaya, Panji Sudatu, Tuan Wregola, dan Dewi Rambi.
Kelak, Tohjaya kemudian menjadi raja bawahan di Kerajaan Kadiri.