Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Gus Fahrur Ungkap Alasan PWNU Jatim Dukung KH Miftachul Akhyar-KH Yahya Cholil Staquf Pimpin PBNU

Penulis : Tubagus Achmad - Editor : Dede Nana

13 - Oct - 2021, 20:41

Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Ahmad Fahrur Rozi saat ditemui di kediamannya di Bululawang, Kabupaten Malang, Rabu (13/10/2021). (Foto: Tubagus Achmad/JatimTIMES)
Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Ahmad Fahrur Rozi saat ditemui di kediamannya di Bululawang, Kabupaten Malang, Rabu (13/10/2021). (Foto: Tubagus Achmad/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim) KH Ahmad Fahrur Rozi mengungkap alasan PWNU Jatim yang usulkan dan beri dukungan kepada KH Miftachul Akhyar dan KH Yahya Cholil Staquf masing-masing sebagai Rais Aam  dan Ketua Umum PBNU periode 2021-2026. 

Sosok ulama yang akrab disapa Gus Fahrur ini menjelaskan, terkait keputusan PWNU Jatim yang mendukung dua sosok kiai tersebut sudah bulat dan merupakan hasil aspirasi para Pengurus Cabang NU se-Jawa Timur serta arahan dari para masyayikh. 

Baca Juga : Diduga Akibat Korsleting Listrik, 2 Rumah Petani di Lamongan Hangus Terbakar

"Kemarin itu keputusan rapat diserahkan kepada rais. Lah rais menunjuk atau memilih Kiai Miftach sebagai calon Rais Aam dan Gus Yahya (calon Ketua Umum PBNU, red), semua harus tunduk. Kiai Marzuqi juga ya langsung menerima," ungkap Gus Fahrur kepada JatimTIMES.com, Rabu (13/10/2021). 

Gus Fahrur mengatakan, sebelumnya di hari yang sama yakni Selasa (12/10/2021) juga telah dilakukan rapat dengan jajaran Ketua PCNU Kabupaten/Kota se-Jawa Timur di Kantor PWNU Jatim. 

Di mana pertemuan tersebut yang meminta adalah jajaran pengurus cabang NU se-Jawa Timur agar satu suara dalam mendukung sosok kiai di Muktamar NU ke-34.

"Jadi kita ini PW dengan PC ini kan kompak, mereka ingin PC ini satu suara dengan Wilayah, makanya minta petunjuk," tutur Gus Fahrur. 

Maka dari itu dilakukan lah rapat gabungan antara Rias dan Tanfidziyah PWNU Jatim. Dalam rapat tersebut, keputusan diserahkan  kepada rais, di mana posisi rais secara hirearki merupakan posisi tertinggi di NU. 

"Ketika rais berbicara ya langsung semuanya selesai, taslim, Kiai Marzuqi ada, saya ada, semua ada. Rapat berjalan dengan baik dan tidak ada sanggahan, semuanya menerima," terang Gus Fahrur. 

"Termasuk Kiai Marzuqi juga tandatangan, makanya setelah itu konferensi pers Kiai Marzuqi juga yang bicara," imbuh Gus Fahrur. 

Terlebih lagi dalam Musyawarah Kerja Wilayah (Musykerwil) PWNU Jawa Timur pada 29-30 November 2019 di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, dikeluarkan salah satu keputusan bahwa jabatan Ketua Umum PBNU maksimal dua periode. 

Kemudian, untuk KH Yahya Cholil Staquf disampaikan Gus Fahrur satu-satunya sosok kiai yang sudah mempersiapkan diri. Mulai dari deklarasi pencalonan diri, sudah silaturrahmi ke kiai-kiai, pemaparan program, visi misi dan mempunyai kapasitas yang cukup.

Baca Juga : DPRD Banyuwangi Minta Tidak Ada Diskriminasi Bagi Penyandang Disabilitas

"Dia juga aktivis sejak kecil, pernah menjadi jubirnya Gus Dur, ya secara pendidikan pesantren ya di Krapyak. Terus pendidikan formalnya di UGM, terus pengalaman luar negeri, sudah pernah menjadi Wantimpres," ungkap Gus Fahrur. 

Dari beberapa pertimbangan tersebut, hanya terdapat dua pilihan sosok kiai yang masuk dalam bursa Ketua Umum PBNU. Yakni KH Yahya Cholil Staquf dan KH Said Aqil Siradj. 

"Kalau Pak Said itu sudah jelas kita berpegangan pada asas (maksimal) dua periode, maka dia tidak bisa. PWNU Jawa Timur sudah kompak tidak akan pilih Pak (Said)," terang Gus Fahrur. 

Sementara itu, untuk usulan dan dukungan terhadap KH Mifatchul Akhyar sebagai Calon Rais Aam PBNU, pertimbangannya sudah lama sejak dua tahun yang lalu. Mulanya Kiai Mftach tidak berkenan untuk diusulkan sebagai calon Rais Aam PBNU. 

"Kiai Miftach itu merasa dirinya tidak pantas, tapi kiai-kiai semua minta supaya dia mau. Karena beliau itu dianggap yang paling enteng (fleksibel, red) diantara kiai sepuh yang tidak terlalu sepuh," ujar Gus Fahrur.

Lebih lanjut, sosok Kiai Miftach merupakan ulama yang memiliki kapasitas dan keilmuan yang mumpuni dalam berorganisasi di NU. "Pernah menjadi Rais Surabaya, Rais PWNU Jawa Timur terus ke Rais Aam. Jadi secara meritokrasinya berurutan lah. Dianggap yang paling ideal. Dia mengalami mulai dari cabang, wilayah sampai pusat dan kesempatan juga ada," pungkas Gus Fahrur.


Topik

Peristiwa


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Tulungagung Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Tubagus Achmad

Editor

Dede Nana