Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Hukum dan Kriminalitas

Fakta-fakta Kasus "3 Anak Saya Diperkosa" yang Disetop, Dilabeli Hoaks hingga Tagar #PercumaLaporPolisi Trending

Penulis : Desi Kris - Editor : Pipit Anggraeni

08 - Oct - 2021, 11:19

Ilustrasi (Foto: GLOBALPLANET)
Ilustrasi (Foto: GLOBALPLANET)

JATIMTIMES - Media sosial, khususnya Twitter tengah dihebohkan dengan kisah seorang ibu di Luwu Timur yang mengeluhkan mencari keadilan bagi 3 anaknya yang diperkosa oleh ayahnya sendiri. 

Dalam cerita yang disajikan melalui Project Multatuli dengan judul '3 Anak Saya Diperkosa', diceritakan bagaimana ibu dari 3 anak di bawah 10 tahun melaporkan dugaan pemerkosaan ini ke pihak kepolisian. Berikut fakta-faktanya: 

Pernyataan Pihak Kepolisian

Baca Juga : Kronologi Kasus Dugaan Ayah Perkosa 3 Anak Dihentikan, Polres Luwu Sebut Tidak Ada Bukti dan Tak Ada Tanda Trauma

Terkait beredarnya narasi tersebut, pihak kepolisian justru melabeli sebagai berita hoaks. Hal tersebut dilakukan oleh pihak kepolisian melalui akun Instagram @humasreslutim. 

Polres Luwu Timur lantas menjelaskan mengapa berita itu dianggap pihak mereka adalah hoaks. Menurut kepolisian, kasus itu sudah ditangani sejak tanggal 9 Oktober 2019 dan tidak cukup bukti.

"Hoax. Ini bukan cerita tapi fakta. Menjelaskan bahwa berita yang disampaikan ini belum cukup bukti dan kasus ini pernah ditangani oleh Polres Luwu Timur sejak tanggal 9 Oktober 2019," tulis Polres Luwu Timur di Instagram Stories seperti dikutip Jumat (8/10/2021).

Polres Luwu Timur juga menjelaskan, penyidik telah melakukan pemeriksaan terhadap saksi dan terlapor. Mereka juga sudah melakukan visum terhadap 3 orang anak yang diduga menjadi korban pemerkosaan tersebut.

"Penyidik telah melakukan pemeriksaan terhadap saksi dan terlapor. Kemudian melakukan visum yang pertama di Puskesmas Malili dan visum kedua di RS Bhayangkara Makassar," tulis Polres Luwu Timur.

Hasil visum, diklaim tidak ditemukan kelainan pada korban. Mereka bahkan menyebut tidak ada tanda-tanda trauma terhadap 3 anak itu. 

Hal inilah yang membuat penyelidikan dihentikan.

"Hasil visum pada 3 orang anak terlapor tidak ditemukan kelainan pada alat kelamin maupun dubur atau anus. Hasil asesmen P2TP2A Kabupaten Luwu Timur adalah tidak ada tanda trauma kepada tiga anak tersebut," lanjut akun Polres Luwu Timur.

"Sehingga penyidik Polres Luwu Timur menghentikan proses penyelidikan pengaduan tersebut dengan alasan tidak ditemukan bukti yang cukup, adanya Tindak Pidana Cabul sebagaimana yang dilaporkan," lanjut akun tersebut.

Akun Instagram Polres Luwu Timur banjir kecaman

Melihat Polres Luwu Timur yang melabeli hoaks terhadap berita tersebut, membuat warganet mengecam dan melontarkan berbagai komentar di akun Instagram @humasreslutim. Bahkan, ada yang mendesak Polres Luwu Timur untuk berhenti memutar balikkan fakta.

Mereka juga menyorot tajam penjelasan Polres Luwu Timur yang tidak menyamarkan nama korban. 

"Stop hoax dan pembalikan fakta. Ayo jujur dan pakai nuranimu," sahut @ahmadhika.

"Tolong usut tuntas kasus pemerkosaan 3 anak di bawah umur yang notabene pelakunya adalah bapaknya sendiri!" desak @ida.nurfarida.

"Gak punya integritas!" kecam @raghibsakho.

"Mengerikan, apa gunanya ada kebebasan pers kalau masih ditekan dengan cap hoaks. Menyebarkan data diri korban dan saksi di medsos? Wajar banyak yang gak berani speak up. Jadi selebgram ya sekarang, klarifikasi di story," ujar @pyjamasall.day.

"Lah kalau memang beritanya hoaks kenapa gak langsung buat pers diikutkan dengan hasil bukti pemeriksaan yang telah dilakukan oleh pihak kepolisian? Kalau hanya pernyataan lewat media sosial mah semua orang bisa," tuntut @dayaa_123.

Upaya sang ibu untuk melapor ke kepolisian malah kesulitan. Sang ibu justru diduga menderita gangguan kesehatan mental. 

Usut punya usut mantan suami si ibu itu merupakan seorang ASN yang punya posisi di kantor dinas pemerintahan Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Namun hingga berita ini ditulis, belum ada penjelasan lebih lanjut terkait kabar tersebut. 

Kronologi kasus 3 Anak Saya Diperkosa

Baca Juga : Buntut Pesta Ulang Tahun Anaknya, Kades di Tulungagung Dituntut Bayar Denda Akibat Langgar Prokes

Project Multatuli itu mengungkapkan dugaan pemerkosaan terjadi pada Oktober 2019. Kala itu sang ibu mendengarkan cerita anak sulungnya yang sakit di bagian vaginanya. 

Sang ibu lalu minta anaknya untuk cerita apa yang terjadi, dan mengagetkan si anak sulung mengatakan bahwa telah diperkosa sang ayah. Sang ibu lantas mengklarifikasi pengakuan si sulung ke 2 anak lainnya. 

Ternyata kedua anaknya itu juga diperkosa ayahnya. Untuk diketahui, meski sang ibu dan ayahnya sudah berpisah, tapi sang ayah kerap mendatangi ketiga anaknya selepas pulang sekolah. 

Tahu ketiga anaknya diperkosa, si ibu pun langsung melaporkan ke polisi.

“Lydia (si ibu-bukan nama sebenarnya) melaporkan mantan suaminya untuk dugaan pemerkosaan pada tiga anaknya yang masih di bawah usia 10 tahun. Mengadu ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Luwu Timur, dan Polres Luwu Timur. Berharap mendapat perlindungan,” tulis Project Multatuli. 

Si ibu dianggap gangguan mental dan dipaksa tanda tangan BAP

Ternyata laporannya ke 2 lembaga itu tidak memuaskan, si ibu justru dituding mengalami gangguan kesehatan mental. Proses penyidikan laporannya berbelit dan tidak didampingi kuasa hukum. Ketiga anaknya saat diperiksa juga tidak didampingi penasehat hukum atau psikolog.

Parahnya lagi sang ibu mengaku dipaksa menandatangani berita acara pemeriksaan (BAP) tapi dilarang membaca BAP tersebut.

“Saya bilang nanti saya tanda tangan setelah ini dilanjutkan. Tapi penyidik memaksa saya, dan saya ikut tanda tangan. Karena sudah siang dan saya mau pulan untuk buat makanan anak-anak,” ujar si ibu.

Polisi justru menghentikan proses penyelidikan. Namun, Lydia tidak berhenti berjuang. Ia ke Makassar dan bertemu LBH Makassar yang segera menyurati banyak lembaga agar kasus diinvestigasi lagi. 

Tagar #PercumaLaporPolisi trending

Tagar #PercumaLaporPolisi menggema di Twitter sebagai respon dari pemberitaan penghentian kasus dugaan ayah perkosa 3 anak sendiri. Bahkan pagi ini tagar #PercumaLaporPolisi masih menjadi trending di Twitter.

Sejumlah warganet mengaku marah sekaligus sedih dengan kasus yang viral tersebut.

"Nangis gue bacanya. Keberpihakan sama pelaku kaya gini terus keulang, gak pernah mau lakukan penyidikan berdasarkan pengakuan korban. Emang bener #PercumaLaporPolisi," tulis @alkindihasibuan. 

Selain itu netizen dengan akun @kapalBW meungkapkan tentang RA yang merupakan ibu dari penyintas adalah sosok ibu yang kuat dan tidak menyerah untuk melindungi anaknya.

"Tidak ada yang lebih sakit untuk seorang Ibu menerima Fakta ini. Ibu yang kuat, Ibu yang Hebat terimakasih untuk tidak menyerah melindungi Anak Anak mu #PercumaLaporPolisi," tulisnya.

Warganet juga mengajak yang lainnya untuk memviralkan kasus itu sehingga bisa mendapat perhatian. 

"Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia" - Hanya di negeri DONGENG .... Tiga Anak Saya Diperkosa. Mari kita viralkan kasus ini .... #PercumaLaporPolisi," tulis akun @amrulloh008.

"Indonesia darurat kekerasan seksual, payung hukum yg memihak korban harus segera disahkan, bukannya dipangkas habis-habisan. #RUUPKS #PercumaLaporPolisi," tulis netizen dengan nama akun @Adityarini_K.


Topik

Hukum dan Kriminalitas


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Tulungagung Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Desi Kris

Editor

Pipit Anggraeni