INDONESIATIMES - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menurunkan harga tes PCR ke kisaran Rp 450 rihu-Rp 550 ribu. Keputusan Jokowi menurunkan harga tes PCR ini kemudian mengundang perhatian pengacara kondang Hotman Paris Hutapea.
Bukan tanpa sebab. Seperti diketahui belakangan ini Hotman menyuarakan protes terkait harga tes PCR di Indonesia yang dinilai mahal. Dia juga sempat menyoroti perbandingan harga tes PCR di Indonesia dan india yang selisihnya sangat jauh.
Baca Juga : Mahasiswa Ikuti Sekolah Kebangsaan GMNI Tulungagung
Di India, biaya tes PCR terbaru yakni senilai 500 rupee atau Rp 97 ribu. Sementara di Indoensia, sesuai acuan Kemenkes, biaya tes PCR maksimal Rp 900 ribu bagi masyarakat yang melakukan pemeriksaan RT-PCR atas permintaan sendiri/mandiri.
Hotman juga sempat usul agar pemerintah menggratiskan tes PCR bagi warga yang tidak mampu demi meringankan mereka yang tak punya biaya dan terdampak pandemi covid-19
Mengetahui Jokowi akhirnya memberikan titah untuk menurunkan harga tes PCR, pengacara 60 tahun itu mengungkapkan rasa lega. Hotman mengaku senang karena merasa aspirasinya yang disampaikan lewat media sosial didengar oleh Jokowi.
"Mantab. Postingan di IG Hotman selalu ditanggapin serius oleh para penguasa," tulis Hotman lewat unggahan, Minggu (15/8/2021).
Sebelumnya, Jokowi telah meminta agar harga maksimal tes "PCR" (polymerase chain reaction) untuk mendeteksi covid-19 turun ke Rp 450 ribu dan maksimal dipatok harga Rp 550 ribu. Permintaan itu disampaikan Jokowi pada Minggu (15/8/2021).
Baca Juga : Dipakai Presiden Jokowi di Sidang Tahunan MPR, Berikut Makna Baju Adat Suku Baduy
"Saya sudah berbicara dengan menteri kesehatan mengenai hal ini. Saya minta agar biaya tes 'PCR' ini berada di kisaran antara Rp 450 ribu sampai Rp 550 ribu," kata Jokowi melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden.
Selain itu, Jokowi meminta agar hasil tes PCR bisa keluar atau diketahui maksimal 1 x 24 jam. "Selain itu, saya minta agar tes PCR bisa diketahui hasilnya dalam waktu maksimal 1 x 24 jam. Kita butuh kecepatan," ucapnya.