Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Kesehatan

Covid-19 Varian "Delta Plus" Mulai Masuk Indonesia, Begini Cara Antisipasi Agar Tak Menyebar

Penulis : Desi Kris - Editor : Pipit Anggraeni

28 - Jul - 2021, 14:18

Covid-19 Delta Plus (Foto: The Quint)
Covid-19 Delta Plus (Foto: The Quint)

INDONESIATIMES - Kasus Covid-19 yang menyebar hampir di seluruh dunia hingga kini masih terus menjadi momok masyarakat. Bahkan di Indonesia sendiri, kasus Covid-19 masih terus saja meningkat. 

Terlebih setelah adanya virus Covid-19 varian Delta yang menyebar dan mudah menular dengan cepat. Kini, varian Covid-19 Delta Plus menambah daftar varian baru Covid-19 yang perlu diwaspadai di Tanah Air. 

Baca Juga : DPD PKS Beber Sederet Usulan Penanganan Covid-19 di Kota Malang

Bahkan, 3 kasus varian Delta Plus atau AY.1 sudah ditemukan dan mulai menyebar di Indonesia. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan pihaknya sudah melakukan upaya antisipasi agar varian Delta Plus ini tidak meluas ke wilayah-wilayah lain. 

Namun untuk penyebaran awal dari varian ini, masih belum diketahui sumber pastinya.

"Prinsipnya kita sudah melakukan proses karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri untuk mengantisipasi, tapi bisa saja penyebaran varian tersebut lokal karena pada kasus varian Delta kita juga dapatkan tanpa riwayat pelaku perjalanan," jelas dr Siti. 

dr Siti lantas mengingatkan bagi masyarakat agar tetap memperkuat dan disiplin terhadap protokol kesehatan, kurangi mobilitas dan perkuat surveilens genom kita. Sebelumnya, Lembaga Biologi Molekular Eijkman menyebut telah mendeteksi 3 kasus varian Delta Plus di 2 wilayah Indonesia. 

Kedua wilayah tersebut ialah Mamuju (Sulawesi Barat) dan Jambi. Untuk diketahui, varian Delta Plus oleh WHO juga termasuk dalam salah satu varian Covid-19 yang diwaspadai. 

Tambahan istilah 'plus' pada varian Delta Plus ini menandakan jika varian tersebut telah mengalami mutasi lebih lanjut. Varian Delta Plus, pertama kali juga ditemukan di India. 

Baca Juga : Kasus Masih Tinggi, Pemkot Malang Bakal Sediakan Isoter di Setiap Kecamatan

 

Hingga kini masih belum diketahui tingkat penularannya dan keparahannya. Ahli virologi top di India mengatakan gejala varian Delta Plus hampir sama dengan gejala yang ditemukan pada varian Delta dan varian Beta (B1351).

Seperti demam, sakit kepala, diare, perubahan warna jari kaki dan tangan, nyeri dada, batuk, sakit perut, mual, sampai kehilangan nafsu makan. Varian Delta plus merupakan turunan dari varian Delta, dengan satu-satunya perbedaan yang diketahui adalah mutasi tambahan pada protein lonjakan virus, protein yang memungkinkannya menginfeksi sel-sel sehat.

Mutasi ini juga ditemukan pada varian beta dan gamma, yang pertama kali diidentifikasi oleh peneliti di Afrika Selatan dan Brasil. Melansir melalui National Geographic, varian Delta plus mulai muncul di database global pada pertengahan Maret, dan pada 26 April kasus varian ini ditemukan di Inggris. 

Itu membuat Inggris melarang perjalanan internasional pada 4 Juni 2021 lalu. Badan Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE), pertama kali menyatakannya sebagai variant of consern (VOC) dalam pengarahan 11 Juni, dan pada 22 Juni, otoritas India mengikutinya. 


Topik

Kesehatan


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Tulungagung Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Desi Kris

Editor

Pipit Anggraeni