TULUNGAGUNGTIMES - Seperti lazimnya, banyak warga masyarakat di Kabupaten Tulungagung berbelanja barang atau pakaian yang akan digunakan saat lebaran, istilah belanja jelang hari raya Idul Fitri ini dikenal dengan istilah ‘nyawit’.
Warga akan menyerbu pasar-pasar tradisional dan toko baju di berbagai wilayah. Puncaknya, pada malam takbir warga berjubel nyaris di tiap toko itu sehingga banyak pemilik yang memutuskan buka usaha hingga dini hari.
Baca Juga : Sensasi Panas Kudapan Bandeng 'Bangzat', Kuliner Pedas Kota Malang
Seperti yang terjadi di Pasar Wage pada Minggu (08/05/2021) terlihat lebih padat dibanding hari-hari biasanya.
Eni, salah seorang pedagang pakaian di salah satu los pasar ini menceritakan pengunjung pasar mulai ramai walaupun masih belum seramai tahun-tahun sebelumnya pada saat yang sama.
"Tetap banyak pembeli, namun karena ada pendemi Covid-19 ini omzet turun dua kali lipat lebaran kali ini," kata Eni.
Diakui Eni, roda ekonomi yang lesu cukup menyulitkan pedagang. Ditambah, menjamurnya pasar online yang semakin marak di masa pendemi ini.
"Anak saya merintis pasar online, hasilnya lumayan,” ungkapnya.
Sama halnya apa yang disampaikan Eni, pedagang jajan di Pasar Ngunut juga mengaku turun omzet. Dua Ramadan tahun ini penjualan jajanan turun.
"Masyarakat bingung, larangan anjangsana ini juga membatasi belanja. Sebenarnya tetap menyediakan jajan lebaran tapi jumlahnya jauh dikurangi,” kata Nurul, pedagang jajanan ini.
Baca Juga : Film Terbaru Ice Paris dan Tor Bertajuk "Ghost Lab" akan Tayang 26 Mei
Biasanya di hari ke-15 Ramadan sudah banyak, pembeli. Namun tahun ini, saat lebaran tinggal 10 hari pembeli yang datang masih belum seperti lebaran normal.
"Jika banyak pembeli sampai berjubel kita juga takut ditegur petugas yang sering mengingatkan kita," pungkasnya.