Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Kesehatan

Banyak Ortu di Tulungagung Datangi Psikolog karena Anaknya Kecanduan HP akibat Belajar Daring

Penulis : Anang Basso - Editor : A Yahya

17 - Mar - 2021, 20:18

Psikolog Ifada Nur Rohmaniah dan Ilustrasi Kecanduan Hp / Foto : Istimewa / Tulungagung TIMES
Psikolog Ifada Nur Rohmaniah dan Ilustrasi Kecanduan Hp / Foto : Istimewa / Tulungagung TIMES

TULUNGAGUNGTIMES - Puluhan orang tua mendatangi psikolog karena anaknya kecanduan handphone. Hal ini berkaitan dengan sarana belajar mengajar yang menggunakan Handphone (HP) selama pembelajaran dalam jaringan (daring) di masa pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir.

Salah satu psikolog di Tulungagung, Ifada Nur Rohmaniah mengatakan dirinya telah menerima sekitar 25 orang tua siswa yang anaknya mengalami kecanduan handphone.

Baca Juga : Istimewa, Mantan Pejabat di Tulungagung Dapat Suntikan Vaksin Covid-19 di Hotel Mewah 

"Alhamdulillah (pasien yang konsultasi) banyak. Kalau terkait belajar daring, ada sekitar 25 orang kurang lebih, itu mulai (yang anaknya sekolah) SD, SMP, SMA," kata Ifada, Kamis (17/03/2021).

Anak yang kecanduan HP, kecanduan games menurut Ifada bukan tanpa sebab. Semua pihak bisa menyalahkan anak, karena anak yang kecanduan games bermula karena ada kekosongan jiwa.

"Merasa kesepian, minim perhatian, kurangnya kegiatan yang akhirnya diisi dengan games sehingga menjadi terpola sebagai kebiasaan," ujar psikolog yang praktek di Jalan Kyai Haji Wahid Hasyim No.10, Hutan, Kauman, Kecamatan Tulungagung  ini.

Berkaitan dengan belajar daring, memang merupakan respons  terhadap situasi pandemi Covid-19 yang terjadi. Aturan pola baru yang tersistematis perlu mendapat perhatian dan kewaspadaan karena efek jangka waktu lama untuk menggunakan hp atau gadget akan berdampak pada radiasi.

"Mekanisme kerja otak yang terpola pada durasi yang lama bila tanpa kontrol yang diterapkan, misal jeda 15 menit untuk gerak tubuh atau melakukan hal manual lain seperti mewarna, main rubik dan hal lain yang bisa membantu meregangkan otot mata, ketegangan otak karena cahaya dan radiasi dalam menatap," paparnya.

Diakuinya, ada anak-anak yang semenjak diberlakukan belajar daring,  karena ingin tahu, mencoba aplikasi Games. Kemudian bermain Game berkelompok karena dianggap seru dan punya pengalaman baru. Hal ini merupakan awal mula kecanduan. "Bila orang tua atau orang dewasa tak ambil kontrol, dampaknya akan terjadi pada pola terbiasa dengan gadget dan tak seimbang dengan kegiatan manual," jelasnya.

Baca Juga : Pemuda Pancasila Duga Pemerintah Kurang Koordinasi Tangani Tenaga Harian Lepas 

 

Idealnya, untuk usia belajar penggunaan handphone disebut Ifada harus tetap di-Mix antara teknologi dan manual. "Intinya cara kerja otak kita itu berdasarkan kebiasaan. Kalau biasa minum kopi bangun tidur tidak minum kopi tidak enak. Jadi memang perlu ada modifikasi yang diberlakukan pada anak dan keluarga dalam bekerjasama menyikapi dan membuat aturan demi kebaikan bersama," ungkapnya.

Cara yang bisa diambil, menurut psikolog Ifada adalah dengan memberikan pendidikan non akademis seperti les melukis, les musik, renang dan lainnya. "Yang memungkinkan selama pandemi bisa menjadi alternatif langkah bijak dalam memodifikasi perilaku anak dalam menghadapi sekolah Daring," imbuhnya.

"Permainan tradisional tak lekang oleh waktu perlu diperkenalkan oleh ortu seperti congklak, monopoli, ular tangga dan lainnya bisa jadi pilihan biar tak melulu gadget," pungkasnya. 
 

 


Topik

Kesehatan


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Tulungagung Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anang Basso

Editor

A Yahya