Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Advertorial UMKM Kota Kediri Bangkit

Kualitas Rasa Keripik Sukun OKE Kediri Digandrungi TKI Mancanegara

Penulis : Eko Arif Setiono - Editor : Dede Nana

22 - Dec - 2020, 12:26

Ike Nurma saat memperlihat produk UMKM Keripik sukun.(eko arif s/Jatimtimes)
Ike Nurma saat memperlihat produk UMKM Keripik sukun.(eko arif s/Jatimtimes)

Sempat terhenti selama 3 bulan tidak produksi, karena pandemi pertengahan Maret 2020, keripik sukun produksi Ike Zahra banyak dicari pelanggan. Karena permintaan masyarakat begitu tinggi, perempuan berusia 36 tahun ini berinisiatif untuk  kembali melanjutkan usahanya. 

"Pas lebaran banyak peminat yang cari, waktu lebaran kan nggak boleh keluar, sementata mereka butuh untuk nyemil " kata dia.

Baca Juga : Berkhasiat, Madu Mr. Bee Banjir Pesanan di Masa Pandemi Covid-19

Keripik sukun bikinan Ike Nurma Hesti kualitas rasanya memang enak. Selain gurih, jika dikonsumsi sukunnya terasa manis dan renyah. Cuman kendala yang dihadapi saat ini dikarenakan ketersediaan sukun memang jarang ada di pasaran. 

Sukun dibeli eceran perbiji, yang harganya lebih mahal tetapi kualitasnya sangat baik. Biasanya setiap kali beli, selalu dipilih buah sukun yang lebih tua, karena jika dimasak rasanya lebih renyah. 

Harga sukun jika tidak musim seperti sekarang harganya sangat mahal, terutama sukun yang sudah tua. Perbiji pedagang sayur bisa menjual antara Rp 10 - Rp 15 ribu. 

"Saya beli sukun di pasar grosir kelurahan Ngeronggo. Kendalanya terkadang di bahan, sukun ini kan musiman mas. Kalau dari 20 biji buah sukun, bisa memproduksi keripik sukun sebanyak 5 kilogram," keluhnya. 

Biasanya permintaan keripik sukun bikinannya mulai banyak dicari pelanggan ketika memasuki momentum lebaran. Dalam sehari pada saat lebaran, permintaan bisa meningkat mencapai 30 kilogram. Jika pada hari biasa, dalam seminggu  produknya laku terjual dikisaran 3 kilogram. 

"Kemarin Dinas Kesehatan, pesan untuk diantar 3 kilogram," terangnya. 

Keuntungan dari hasil penjualan selama ini, ia pergunakan untuk menyambung kelangsungan hidup sehari hari, sisanya ditabung untuk biaya operasional usaha. Lebih lanjut, perempuan yang berstatus sebagai ibu rumh tangga ini mengaku tidak tahu secara pasti omzet yang didapat setiap harinya. 

"Saya nggak pernah ngitung mas, pokoknya gini dapatnya hari ini saya buat belanja. Sisanya buat sehari hari dan tabungan. Pokoknya harus disisihkan untuk biaya produksi beli bahan dan lainya," cerita Ike.

Ike bercerita awal mulanya ia terjun di dunia usaha, karena ingin membantu perekonomian keluarga. Sebelum membuat keripik sukun, perempuan bertubuh tambun ini pernah berjualan kue basah semacam pastel serta kabin yang dititipkan ke sejumlah warung. 

Disamping itu ia juga melayani pesanan. Namun usaha untuk membuat kue basah tersebut tidak berlangsung lama. Karena sepi pembeli Ike kemudian banting stir, berpaling ke produksi keripik sukun. 

"Sempat bikin kue kering, tapi kan ramainya cuman momentum lebaran saja. Aku pingin setiap hari bisa bikin. Akhirnya muncul ide dari ibu untuk memproduksi keripik sukun," tuturnya. 

Awal untuk membuka usaha produksi keripik sukun, sangat tidak mudah. Butuh waktu kurang lebih satu tahun untuk memperkenalkan produk dagangnya tersebut ke masyarakat.

Baca Juga : Modal Nekat, Pemuda Kota Kediri Sulap Limbah Kayu Menjadi Kerajinan Bernilai Tinggi

Bahkan setiap harinya ia harus mencari pelanggan, atau pemilik warung agar berkenan untuk dititipi produknya. Produknya mulai diterima dan disukai oleh masyarakat dalam rentang waktu satu tahun lamanya. Dari situ, banyak masukan saran dan kritik yang ditujukan kepadanya.

Saran dan kritik ini kemudian dijadikan pelecut bagi Ike untuk berbenah memproduksi keripik sukun yang lebih berkualitas rasanya. 

Setelah berjalan hampir 2 tahun,  produksi keripik sukunnya mulai diterima oleh masyarakat. Kemudian timbul inisiatif dari Ike untuk mengembangkan usahanya dengan membuat stik sukun. Gagasan membikin stik sukun ini berawal dari permintaan dari pelanggan yang kepingin dibuatkan stik sukun. 

"Kalau pembuatan stik sukun baru tahun ini mas, ya ini kan karena permintaan pelanggan saja. Setelah dicoba ternyata respon pelanggan lumayan bagus," jelasnya.

Keripik dan stik sukun berlebel merk Oke, buatan Ike dan ibunya Zahra bisa bertahan disimpan sampai tentang waktu tiga bulan. Proses produksinya semua dilakukan secara manual dan terjamin hegienisnya. 

Perempuan lulusan sekolah SMK jurusan busana ini sangat berterima kasih kepada Pemerintah Kota Kediri melalui Dinkop dan Desperindag yang sudah bersedia membantu kepengurusan izin dan turut serta mempromosikan produknya melalui kegiatan basar dan lain sebagainya. 

Produk keripik sukun dan stik sukun merk OKE dijual dengan harga bervariasi tergantung berat takaran isinya. Stik tahu kemasan 125 gram dijual Rp 12. 000  ribu, isi berat 125 gram dibandrol Rp 17.500 ribu. Sementara untuk stik sukun isi berat 150 gram dijual Rp 14.000 ribu dengan varian rasa manis original. Sistem penjualan dilakukan secara offline dan online. 

"Kalau yang pesan secara online kebanyakan dari luar daerah seperti Jogja, Jakarta, dan Bandung. Bahkan dari luar negeri sekalipun seperti Hongkong. Kalau pesanan luar negeri biasanya dari TKI yang bekerja merantau di sana, kalau sekali kirim sampai 2 kg - 3 kg," terangnya.

Bila berminat ingin merasakan gurihnya keripik sukun OKE bisa datang langsung di Kelurahan Kampungdalem Gg.V No.45 T 02/RW 03 Kota Kediri, atau bisa mengakses melalui media sosial, IG  ike_nurma8 FB: cinta ike. Atau menghubungi via handphone 085745180111 / 085856396887 (Adv/Disperindagin Kota Kediri)

 


Topik

Advertorial


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Tulungagung Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Eko Arif Setiono

Editor

Dede Nana