Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Peringati Ulang Tahun, RSUD Iskak Tulungagung Ziarah Makam Dokter Pejuang

Penulis : Joko Pramono - Editor : A Yahya

09 - Nov - 2020, 18:56

Direktur RSUD dr. Iskak, Supriyanto saat menziarahi makam dr. Iskak (Joko Pramono for Jatim TIMES)
Direktur RSUD dr. Iskak, Supriyanto saat menziarahi makam dr. Iskak (Joko Pramono for Jatim TIMES)

Tanggal 9 November selalu diperingati sebagai HUT RSUD dr. Iskak Tulungagung. Pada tahun 2020 ini RS pelat merah Kabupaten Tulungagung sudah berusia 103 tahun.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, HUT RSUD dr.iskak selalu diperingati dengan meriah dan dipenuhi lomba-lomba. Kali ini, di masa pandemi Covid-19 ini HUT dilakukan secara sederhana. Buktinya peringatan HUT dilakukan dengan menziarahi makam dr. Iskak yang namanya diabadikan sebagai nama rumah sakit, dan dilanjutkan dengan istigasah atau doa bersama.

Baca Juga : Pondok Ngunut Tulungagung Minta Sopir Truk Penabrak Lari Santrinya untuk Tanggung Jawab

Direkrut RSUD dr. Iskak, Supriyanto menuturkan ada makna di balik peringatan HUT yang sederhana. Dengan ziarah kali ini selain mendoakan almarhum dr. Iskak juga mengenang dokter yang telah meletakkan dasar perdokteran modern di Tulungagung ini. “Kita meneladani beliau (dr.Iskak), semangat kita terpupuk kembali dalam melayani masyarakat,” ujarnya.

Supriyanto menjelaskan, di masa dokter Iskak hidup, pelayanan masyarakat lebih susah dibanding sekarang, lantaran sarana yang terbatas.

Di HUT kali ini sudah banyak prestasi yang dicapai. Contohnya pada tahun 2019 lalu RSUD dr. ISkak berhasil dinobatkan sebagai RS terbaik di Indonesia oleh Kementrian PAN dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia, versi BPJS Kesehatan, dan versi MAPLUS Hermawan Kertajaya.

Lalu prestasi itu ditambah dengan penobatan RSUD dr. Iskak sebagai rumah sakit terbaik dunia pada kongres  World Hospital Federation di bulan November 2019. “Dipilihlah RSUD dr. Iskak ini sebagai rumah sakit terbaik di dunia dalam hal value penyelenggaraan rumah sakit,” terangnya.

Value yang dimaksud adalah pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Masyarakat tak perlu takut lagi berobat ke rumah sakit meski tak mempunyai biaya.

Supriyanto menambahkan, kerja keras yang dilakukan oleh pihaknya bukan semata mengejar penghargaan sebagai rumah sakit terbaik, namun untuk pengakuan dari masyarakat terkait pelayanan kepada masyarakat.

Sementara itu anggota keluarga almarhum dr. Iskak, Sri Kresnawati  mengapresiasi perkembangan RSUD dr. Iskak sebagai rumah sakit terbaik. Apalagi di tengah pandemi covid-19 ini, menjadi garda terdepan penanganan Covid-19. “Semoga RSUD dr. Iskak menjadi lebih berkembang,” ujar keponakan almarhum dr. Iskak ini.

Baca Juga : Pemuda Ngunut Jadi Korban Tabrak Lari, Penabrak Masih Misterius

dr Iskak lahir di Tulungagung pada 19 April 1913. Iskak merupakan putra kedua (dari empat bersaudara) pasangan Moenandar dengan Askamah. Namun sejak kecil Iskak diasuh oleh kakak ayahnya, Abdoel Moentalib yang tidak memiliki putra kandung.

Iskak memilih Sekolah Tinggi Kedokteran di Jakarta. Dia berhak menyandang gelar dokter sejak Agustus 1943. Atau saat berusia sekitar 30 tahun. Begitu lulus bekerja di bagian interne RSUP Jakarta hingga Oktober 1943. Dr Iskak sering berpindah tugas.

Pada November 1943 hingga Agustus 1945 ia pindah kerja di Rumah Sakit Tentara Jepang (Rikugun Byoin) Magelang. Di rumah sakit itu hanya ada dua dokter yang orang Indonesia. Yakni dr Iskak dan dr Harjono. Lainnya merupakan dokter asal Jepang. Maklum, saat itu Indonesia sedang dijajah Jepang. Berkecamuknya perang kemerdekaan menggugah jiwa nasionalisme Iskak muda. Bersama pemuda Indonesia lain, dr Iskak ikut berperang mengusir Jepang dari bumi Indonesia.

Hingga akhirnya, Soekarno-Hatta mengumandangkan kemerdekaan Indonesia pada Agustus 1945. Setelah Indonesia Merdeka dr Iskak bekerja di kalangan ABRI dengan pangkat Mayor Kesehatan. Pada September 1945 bertugas di Tulungagung. Pertempuran Surabaya juga diikuti dr Iskak. Saat itu dirinya bersama pasukan yang dipimpin Mayor Singgih, bagian dari Resimen Kediri di bawah komando Kolonel R Soerachmad, mendapat tugas untuk menghadapi ultimatum Pasukan Sekutu.

Pasukan berangkat pada 9 November 1945. Mereka bertempur di seputar Petemon, Surabaya. Pertempuran Surabaya yang kemudian dikenal sebagai Hari Pahlawan dimenangkan RI. Usai pertempuran yang heroik itu, dr Iskak dipindahkan ke Resimen 16 Kediri. Sesuai bidangnya, dr Iskak bekerja sebagai dokter di resimen tersebut. Tepatnya menjabat wakil Kepala Kesehatan Resimen 16 Kediri.


Topik

Peristiwa


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Tulungagung Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Joko Pramono

Editor

A Yahya