Setelah melihat kondisi Rahmad (63) tukang servis kursi yang tinggal sebatangkara di desa Bendosari RT 002 RW 002, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung, LSM Garuda Putra Tulungagung langsung bergerak. LSM yang konsentrasi di bidang sosial, budaya ini memberikan sembako dan uang tunai pada Rahmad, Minggu (11/10/2020).
Dalam gerakan perdananya, Garuda Putra Tulungagung ini mengatakan, berdasarkan pengamatan di lapangan menilai banyak dari kaum duafa sulit mencari nafkah apalagi dimasa Pandemi Covid-19.
Baca Juga : Mubaligh Asal Lintau Bersinergi di Mubes PMB Kota Batam
"Itulah satu dari tujuan LSM kami mengadakan aksi sosial sesuai dengan tujuan berdirinya Organisasi Garuda Putra Tulungagung," kata Totok Fredy Sukartika Ketua LSM Garuda Putra Tulungagung.
Aksi gerakan sosial diikuti kurang lebih 20 anggota. Sebelum ke rumah Rahmad, dikatakan Totok, baksos juga dilakukan di 3 titik lainnya. Diantaranya, di kelurahan Bago dan Kutoanyar, Kecamatan Tulungagung, Desa/Kecamatan Kauman dan terakhir di Desa Bendosari, Kecamatan Ngantru.
"Aksi ini akan berlanjut. Saya menugaskan anggota menyisir, investigasi guna mencari data orang-orang yang perlu mendapat bansos," ungkapnya.
Tujuan mulia LSM ini tampak diapresiasi oleh Rahmad. Raut wajah dan ekspresinya terlihat senang menerima bantuan yang sebelumnya tak pernah dipikirkan itu.
Seperti diketahui, kakek yang tinggal sebatangkara itu hanya menempati rumah dengan ukuran 3x4 meter (m). Tanah yang digunakan mendirikan rumah yang bisa dikatakan hanya gubug itu juga bukan miliknya.
Di saat pandemi ini, Rahmad sudah tidak kerja karena orderan servis kursi sedang sepi job. Akibatnya, untuk makan pun Rahmad tiap hari hanya mengandalkan bantuan dari tetangga dan pemerintah desa.
Baca Juga : Ajang Silaturahmi, Baksos TKSK Tulungagung Bagi Nasi dan Masker
Rumah Rahmad sendiri, hanya tampak semi permanen yang separuh dindingnya terbuat dari batako dan dinding atas menggunakan triplek. Sementara, atap rumah menggunakan granit saja. Sedangkan di dalam rumah, hanya ada amben tanpa kasur, satu buah kursi dan radio untuk hiburan menjelang tidur.
Rahmad hanya mengandalkan kebutuhan sehari-hari dari belas kasihan tetangga dan program bantuan desa.
Mirisnya lagi, kaki kakek nestapa ini sejak muda juga cacat karena terjatuh dari pohon kelapa. Sehingga, untuk berjalan dirinya harus menggunakan alat bantu.