Banyak cara mengenalkan seni budaya untuk bisa dinikmati oleh semua kalangan, baik dari lokal hingga luar negeri. Salah satunya, dengan kreasi olahan cokelat.
Ya, cokelat menjadi salah satu makanan yang banyak difavoritkan khalayak di seluruh dunia mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Rasanya yang manis dengan beragam merek ini membuat penikmatnya seakan kecanduan dan ingin terus berburu makanan manis ini.
Baca Juga : Rondo Royal hingga Growol, 6 Olahan Singkong Khas Tulungagung Ini Punya Cita Rasa Autentik
Di Kota Malang, ada olahan unik dari cokelat yang dibentuk berbagai karakter Topeng Malangan yang merupakan karya seni ciri khas dari Kota Malang. Bukan sembarangan olahan cokelat, tentunya. Di tangan Djoko Rendy sang pemilik Cokelat Topeng Nareswari inilah hadir olahan beragam warna dan bentuk dari karakter Topeng Malangan yang mampu menembus pasar Eropa.
Djoko mengungkapkan, awal mula dirinya membuat berbagai cokelat dengan karakter Topeng Malangan ini adalah sebagai salah satu cara untuk mengenalkan seni budaya terhadap anak-anak.
"Awalnya saya buat topeng ini dalam rangka pengenalan untuk anak-anak tingkat TK, SD. Untuk mengenalkan tentang kesenian tradisi. Yang mana kita mencoba kesukaan anak-anak itu apa. Saya terpikir akhirnya membuat cokelat dari topeng," ungkapnya saat ditemui di Kedai Coklat Topeng Nareswari di kawasan Pasar Seni Bareng (Pasebar), Kota Malang, Selasa (8/9/2020).
Bahkan tidak hanya Topeng Malangan dengan berbagai ukuran saja, karakter lainnya dari khas Malang Raya juga dihadirkan dari olahan cokelat buatannya ini. Seperti, cokelat Alun-Alun Tugu Kota Malang, hingga miniatur Candi Singosari.
Menurut Djoko, proses pengolahan cokelat hingga siap menjadi bentuk topeng tidaklah terlalu sulit. Hanya saja, ketersediaan bahan untuk cokelat saja yang cukup memakan waktu. Sebab, ia harus menggunakan jenis Cokelat Mercolade sebagai bahan utamanya. Bahan ini dinilai lebih mampu bertahan lama saat dicetak dibandingkan cokelat jenis lainnya.
"Yang terpenting bahannya memang harus khusus. Ada beberapa merek cokelat yang memang tidak bisa dipakai untuk pembuatan coklat topeng," jelasnya.
Pembuatan yang cukup memakan waktu selain ketersediaan bahan, yakni proses untuk pencetakan. Di awal cokelat harus dipotong-potong kecil dan dipanaskan di atas kompor sambil diaduk. Setelah mencair, cokelat langsung dimasukkan ke dalam cetakan silicon. Selanjutnya, tunggu didinginkan atau dimasukkan ke dalam kulkas kurang lebih selama 10 menit sebelum dilepaskan dari cetakan dan untuk dikemas.
"Proses yang cukup memakan waktu dalam membuat matres untuk membuat cetakan baru. Karena sebelum matres baru kita membuat cetakan baru itu. Tapi, kalau untuk pembuatan cokelatnya karena ini edukasi untuk anak-anak tidak sulit. Ya mungkin harus hati-hati karena cokelat itu ada proses pemanasan," imbuhnya.
Seiring berjalannya waktu, Djoko turut serta mengajak anggota kelompok kreatif lainnya untuk terlibat dalam bisnisnya ini. Cara ini juga sebagai satu upaya untuk mengedukasi para ibu-ibu rumah tangga agar bisa berkreasi mengenai seni budaya.
Baca Juga : Nikmat Disantap Bareng Keluarga, Coba 5 Olahan Khas Malang Ini Saat Lebaran
"Untuk ibu-ibu kita coba edukasi membuat semacam seperti bakso topeng, ada jelly topeng, kita tak hanya melulu tentang topeng sih. Kita lebih condong mengenalkan seni tradisi ini bahkan kita juga membuat peyek berbentuk jaran kepang," paparnya.
Lebih jauh, produksi olahan cokelat unik ini dihadirkan dengan berbagai ukuran dengan harga yang bervariasi. Dari yang paling kecil, satu buah cokelat topeng ini dibanderol harga Rp 3000, hingga ukuran terbesar mencapai 23 cm harganya Rp 350 ribu.
Namun, untuk yang ingin menikmatinya, konsumen harus memesan terlebih dahulu. Sebab, target dari penjualannya diharapkan sebagai cendera mata bagi seorang yang akan bepergian, atau pun wisatawan yang mencari oleh-oleh khas Malang.
Sementara untuk pemasarannya, selain dari wilayah lokal produksi Cokelat Topeng Nareswari telah tembus pasar Eropa. Setiap bulannya, ia selalu rutin mengirimkan olahan cokelat topeng miliknya ke Jerman dan Perancis.
Dalam sekali pengiriman, Djoko bisa mengirimkan produk hingga 10 kilogram. Proses pengiriman juga dikemas layaknya souvenir.
"Alhamdulillah, yang semula kita hanya sekedar edukasi pengenalan tentang seni tradisi berbentuk makanan. Ini kita rutin juga ngirim ke Jerman sama Perancis. Selain itu, kita juga dibantu instansi-instansi saat beliau-beliau kunjungan itu membawa coklat ini," tandasnya.