Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Ekonomi

Netizen Rame-Rame Ungkap Keresahan Permainan Mafia Gurami di Tulungagung

Penulis : Anang Basso - Editor : A Yahya

19 - Aug - 2020, 21:38

Ikan Gurame komoditas konsumsi / Foto : Istimewa / Tulungagung TIMES
Ikan Gurame komoditas konsumsi / Foto : Istimewa / Tulungagung TIMES

Sikap Asosiasi Pembudidaya Ikan Gurami Tulungagung (Aspigrata) yang meminta Pemerintah Turun tangan melihat permainan pedagang gurami direspons baik oleh netizen. Para pegiat media sosial yang mengaku merupakan pembudidaya gurami pun mengungkapkan berbagai keluhannya selama ini.

"Nasibe petani grameh yo ngene iki,ngenes....ws murah dijaring pisan tengah wengi.....piye carane dadi anggota petani grameh.......minggu wingi aku nk kaliurang( mbah marijan) jare sing nduwe resto kono grameh nj jogya larang.....hampir 40 rb perkg....tak omongi teko petani ngambile  mung 19.....dia kaget," kata akun Facebook Santoso, menceritakan pengalamannya.

Baca Juga : Kredit Koperasi Macet Akibat Covid-19, Dewan Janji Cari Solusi

Kemudian, akun lain Didik Agus misalnya dia mengatakan kebiasaan pedagang yang seenaknya membawa ikan namun tidak bayar tunai. "Bar ngentas bakule mbayare mbulet jek di utang, (Setelah mengambil ikan, bayarnya mbulet dan itupun dihutang)," ungkapnya.

Namun ada akun lain, Munawar Munawar tidak percaya begitu saja jika di daerah lain harga gurami stabil dan tidak semurah di Tulungagung. "Jajallo adol dewe nang suraboyo opo jakarta kono pak (Cobalah sendiri jual ke surabaya atau jakarta sana)," sentilnya.

Seperti diketahui, pembudidaya ikan gurami di Tulungagung mengeluh. Hal ini terjadi lantaran harga ikan kelas restoran itu mengalami penurunan harga yang tidak wajar. Para pembudidaya gurami terancam gulung tikar jika dalam beberapa bulan ke depan harga tidak mengalami trend kenaikan.

Hal itu dikarenakan harga pakan tidak pernah turun, namun harga ikannya malah turun. Penurunan harga itu disinyalir karena karena ulah para mafia yang sengaja memainkan harga. Saat ini, harga ikan gurami di basah di Tulungagung antara Rp 20-21 ribu basah dan Rp 18-19 ribu kering per kilogram. Sedangkan, jika dijual diluar Tulungagung bisa mendekati harga Rp 30 ribu kering dan Rp 31 ribu basah. 

Ketua Aspigrata Zainal Arifin mengatakan, keresahan ini sebenarnya telah cukup lama terjadi di dunia nyata. Karena itu juga Aspigrata meminta Pembudidaya kompak menghadapi situasi yang terjadi. "Memang harus diakui harga gurami turun, namun penurunan harga di lain daerah tidak sesignifikan merosot di Tulungagung. Kondisi ini yang dimanfaatkan pedagang untuk mengalahkan pembudidaya," jelas Zainal Arifin, ketua Aspigrata, Rabu (19/08 /2020).

Modus pedagang dalam menguasai pasar di antaranya solid menyamakan harga pembelian dari pembudidaya. "Mereka lebih solid, pedagang kompak memberikan informasi yang sama bahwa harga gurami sekian dan rata-rata semua membeli dengan harga seragam," ungkapnya.

Baca Juga : OJK Malang Tangani 497 Pinjaman Online Berkedok KSP

Cara kedua yang sering dilakukan pedagang, membeli gurami dengan grade A dahulu. Grade 4, 5 dan 6 ons ini dibeli dengan harga normal dan kemudian di seleksi untuk di ambil duluan. "Jelas saja sisanya, jika tidak terlalu besar ya terlalu kecil. Akibatnya, pedagang semaunya memberi harga dan pembudidaya tak punya pilihan," tambahnya.

Aspigrata sudah melalukan koordinasi dengan masing-masing anggotanya di seluruh Kecamatan di Tulungagung. Hasilnya, pihak asosiasi meminta agar pembudidaya memberikan makanan pada ikan lebih santai agar perkembangan gurami dapat ditahan sehingga tidak terjadi kepanikan untuk segera menjual.

"Pihak terkait (Pemerintah Daerah) juga harus memperhatikan nasib pembudidaya ini, jangan sampai malah hak mereka tidak terlindungi," paparnya.

Sebagai wadah para pembudidaya ikan gurami, Aspigrata meminta agar pedagang lebih fair dan dapat memperjuangkan harga. Jika terus dikalahkan, akibat yang terjadi pembudidaya akan jera dan Tulungagung yang kini jadi sentra gurami lambat laun akan punah.


Topik

Ekonomi


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Tulungagung Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anang Basso

Editor

A Yahya