Kabupaten Tulungagung bersiap melakukan kegiatan belajar dan mengajar (KBM) secara tatap muka. KBM tatap muka rencananya akan dimulai pada Senin (18/8/20) nanti. Namun KBM tatap muka itu hanya untuk jenjang SMA sederajat.
Hingga Rabu (12/8/20) sudah ada 16 SMA sederajat yang mengajukan KBM tatap muka, termasuk sekolah negeri dan swasta.
Baca Juga : Buat Pojok Baca, Mahasiswa UMM Teken MoU dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pamekasan
Wakil Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Tulungagung Galih Nusantoro mengatakan, KBM tatap muka ini harus memenuhi sejumlah persyaratan, seperti penerapan protokol kesehatan dalam pelaksanaannya.
“Mereka harus menyiapkan jadwal rotasi pembelajaran siswa. Kemudian menyiapkan fasiliatas protokol kesehatan,” ujar Galih.
Untuk pelaksanaan KMB, siswa akan dijadwal masuk secara bergantian. Kelas akan ditata dengan menerapkan physical distancing (jaga arak). Selama pembelajaran berlangsung, tidak ada jam istirahat. Jam pelajaran dilakukan selama 3 jam.
Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler ditiadakan. “Kantin harus tutup dan UKS harus dimaksimalkan,” tegas Galih.
Sementara itu, Wakasek Bagian Humas SMA Negeri I Kedungwaru Mardiani mengungkapkan, sekolahnya sebagai salah satu sekolah yang mengajukan pembelajaran tatap muka. Untuk persiapan itu, pihaknya sudah mengatur tempat duduk siswa dan jadwal pembelajaran bagi siswa.
Mardiani juga mengaku telah menempuh semua syarat pembukaan KBM tatap muka. Antara lain syarat utama pembelajaran tatap muka ialah persetujuan dari wali murid. Lalu prasarana dalam penerapan protokol kesehatan, seperti penyediaan tempat cuci tangan dan hand sanitizer bagi siswa. Terakhir adalah rekomendasi dari GTPP Covid-19 untuk melakukan pembelajaran tatap muka. “itu sudah kami lakukan semua,” ujar dia.
Nantinya dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka, pihaknya akan tetap didampingi oleh petugas kesehatan dari puskesmas terdekat.
Baca Juga : Sekolah Tatap Muka Belum Memungkinkan, Wabup: Digitalisasi Sekolah Sangat Diperlukan
Untuk teknis pembelajaran nanti, siswa akan masuk separo. Bergantian antara siswa dengan kelas ganjil dan genap. “Awalnya kelas IPA 1, IPA 3, IPA 5,” terangnya.
Siswa yang masuk akan dibagi separo. Jika biasanya tiap kelas ada 36 siswa, maka nanti akan diisi 18 siswa per kelas.
Siswa yang masuk juga harus memenuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker atau face shield dan membawa hand sanitizer. “Kami wajibkan. Jika tidak membawa, pihak sekolah juga menyediakan hand sanitizer,” ucap Mardiani.
Saat berangkat pun, siswa juga dilarang berboncengan dengan temannya. Sebelum masuk sekolah, siswa harus mencuci tangan di tempat yang telah disediakan.