Tidak semua olahan daging kurban baik kambing atau sapi, habis dalam satu hari. Pada beberapa fakta yang terjadi, olahan daging berupa masakan terkadang harus tersisa dan dimakan pada hari berikutnya.
Sisa masakan yang belum termakan ini biasanya akan disimpan di lemari pendingin. Kemudian akan dipanaskan kembali ketika akan disantap.
Baca Juga : Hawa Dingin Bikin Kulitmu Kering? Atasi dengan Tips Berikut
Bagaimana dampak yang akan terjadi khususnya bagi ibu hamil?. Berikut penuturan Dra Triswati Sasmito. SST, Ketua satu Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jawa Timur yang masih merangkap ketua IBI cabang Tulungagung.
"Jadi kandungan gizi yang terdapat di daging akan habis atau rusak karena proses pemanasan daging atau masakan yang berulang, sehingga kita makan daging tapi tidak dapat nilai gizinya alias mubazir," kata Triswati, Minggu (02/08/2020).
Selain itu menurut Triswati, proses pemanasan ulang, juga tidak menjamin bisa mencegah proses basi dari daging tersebut. "Daging atau makanan basi tentunya berbahaya bagi ibu hamil dikarenakan terkontaminasi banyak bakteri yang membahayakan kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan," ungkapnya.
Bahkan, makanan yang dipanaskan berulang mungkin terkontaminasi oleh berbagai kuman yang bisa menyebabkan keracunan. Gejala keracunan makanan diantaranya mual, muntah, diare, nyeri perut, lemas, dan demam. "Bila muncul gejala tersebut sebaiknya memeriksakan diri ke dokter supaya bisa diberikan penanganan lanjutan," jelasnya.
Baca Juga : Penting! Skincare Kandungan AHA 30% Ini Berbahaya untuk Kulit
Nah, jika saat Hari Raya iduladha atau Lebaran Kurban, ada ibu yang sedang dalam kondisi hamil sebaiknya menahan diri untuk makan "blendrang" daging yang dipanaskan untuk menghindari keracunan.