Dewan Pengurus Cabang (DPC) PKB Tulungagung mendorong pemerintah setempat untuk menjalankan skema new normal. Hal ini merujuk terhadap anjuran Presiden Joko Widodo, yang berharap masyarakat bisa segera menjalankan aktivitas secara normal.
Meskipun begitu mereka meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungagung untuk memperhatikan kalangan pesantren dalam skema new normal ini.
Baca Juga : Jaringan Alumni Pesantren All Out Dukung Machfud Arifin di Surabaya
Adib Makarim Ketua DPC PKB Tulungagung, mengatakan, hal ini sudah disampaikan dalam rapat antara pihak eksekutif dan legislatif.
Menurutnya pula, pesantren harus mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. Selama ini pesantren menjadi salah satu lembaga tempat menggodok generasi bangsa secara mental dan spiritual.
"Banyak tokoh-tokoh besar yang lahir dari kalangan pesantren. Ini menjadi salah satu alasan mengapa harus diperhatikan dalam penerapan new normal," kata Adib, Jumat (29/05/2020).
Lebih lanjut Adib menambahkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah. Diantaranya bantuan sanitizer dan disinfektan kepada seluruh pesantren. Penyediaan akses kesehatan di sekitar lingkungan pesantren juga harus memadai. Kerjasama antara Puskesmas dengan pesantren bisa menjadi salah satu alternatifnya.
"Ini harus dilakukan untuk menjamin kesehatan santri dan kiai. Penerapan physical distancing juga harus dilakukan," ujarnya.
Selain itu Adib juga menyoroti masih adanya sejumlah pesantren yang belum memiliki sanitasi. Beberapa pesantren masih mengambil air wudu dari air yang menggenang seperti kolam.
Baca Juga : Fraksi NasDem Jatim Dukung Santri Kembali ke Pondok
Hal ini harus dirubah sehingga air yang digunakan wudu bisa higienis. "Contohnya bisa diganti dengan tandon besar yang dipasang beberapa kran air. Pemkab harus memperhatikan hal tersebut," tegasnya.
Segala hal yang berkaitan dengan kesehatan di lingkungan pesantren harus mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari adanya klaster pondok pesantren.
"Ini merupakan bentuk upaya untuk mencegah terjadinya klaster penularan Covid-19 di lingkungan pesantren,"pungkas Adib.