Untuk mempercepat diketahuinya hasil swab di Tulungagung, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Tulungagung mendapat bantuan mobil combat tes PCR dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jumat (29/5/2020).
Mobil combat PCR ini rencananya hanya akan berada di Tulungagung selam satu hari atau target 200 swap tercapai. "Ada dua mesin PCR di mobil ini," ujar kapten tim mobil combat covid-19 ini Alfarizi Julisetyo Sekartaji.
Baca Juga : Pasien Covid-19 Asal Kabupaten Malang di Rusunawa Tidak Mendapatkan Treatment Khusus
Dalam mobil ini, ada tiha operator yang mempunyai tugas. Mereka bertugas sebagai pengambil spesimen (swaber), satu bagian ekstraksi, dan satu analis.
Dalam sekali tes, diperlukan waktu 40 menit untuk mengetahui hasilnya. Satu mesin bisa langsung dipakai untuk delapan spesimen. "Akurasinya 99 persen, dari Korea," sambung Alfarizi.
Bupati Tulungagung sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Maryoto Birowo mengapresiasi bantuan ini. Maryoto menuturkan, keberadaan mobil combat PCR ini dapat membantu pengungkapan pasien covid 19, sehingga penanganan pasien covid 19 di Tulungagung.
"Dengan mobile PCR ini, hasilnya cepat diketahui. Sehingga pasien bisa tahu kondisinya, terinfeksi atau tidak," terang Maryoto.
Mobil ini akan dipusatkan di RSUD dr Iskak Tulungagung, rusunawa IAIN, dan puskesmas penyangga covid-19.
Tulungagung dipilih karena menjadi zona merah penyebaran covid-19. Selain itu, rumah sakit milik Pemkab Tulungagung ini juga menjadi rujukan sejumlah daerah di sekitar Tulungagung.
Baca Juga : Bersama Lawan Covid-19, Pemkab Jember Berdayakan UMKM dengan Memberi Susu kepada Ibu Hamil
Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung dr Supriyanto mengatakan, pihaknya menyiapkan tenaga medis untuk membantu proses swab. "Targetnya pasien dalam perawatan (PDP) dan mereka yang dikarantina," ujar dr Supri, panggilan akrabnya.
Mobil PCR ini sangat membantu proses penanganan pasien. Sebab, kecepatan pelacakan dan kecepatan swab sangat menentukan penanganan covid-19. Jika tes ini lambat dilakukan, maka hasilnya juga akan jelek.
"Keberhasilan suatu daerah (dalam penangani covid-19) adalah temukan semaksimal mungkin dan tangani. Jangan sampai ada kesakitan dan yang meninggal dunia," pungkasnya.