Pertama kali Covid-19 mewabah di Wuhan, China, hingga kini tersebar di seluruh dunia, orang masih bertanya-tanya dari mana asal virus ini.
Ada yang menganggap bahwa Covid-19 merupakan virus buatan manusia, ada pula yang menganggap berasal dari kelelawar.
Pekan lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, saat ini AS tengah melakukan penyelidikan apakah Covid-19 berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan.
Juru Bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Fadela Chaib mengatakan, pihaknya belum bisa menentukan secara tepat asal usul virus yang menyebabkan wabah Covid-19 tersebut.
Akan tetapi, WHO meyakini bahwa virus yang saat ini menyebar di 210 negara itu berasal dari kelelawar, bukan hasil manipulasi manusia yang dibuat di laboratorium.
"Semua bukti-bukti menunjukkan virus tersebut berasal dari hewan dan tidak dimanipulasi atau dibuat. Virus itu kemungkinan besar dibawa oleh kelelawar," kata Chaib, dilansir dari laman CNN.
Menurutnya, banyak ahli yang sudah menemukan bukti bahwa Covid-19 bukanlah virus buatan.
Untuk itu, ia berharap masyarakat dunia berpegang pada fakta yang ada, bukan pada teori atau klaim yang bermunculan seperti saat ini.
WHO juga membantah keras tuduhan yang menyebut bahwa mereka telah menyembunyikan data terkait dengan informasi penyebaran Coronavirus.
Senada dengan WHO, Pemerintah Perancis juga menyampaikan hal yang sama.
Seorang pejabat di Kantor Presiden Perancis Emmanuel Macron menegaskan, sampai saat ini tidak ada bukti yang menguatkan antara asal muasal Coronavirus dengan kegiatan di laboratorium riset P4 di Kota Wuhan, China.
Laboratorium P4 di Wuhan adalah sebuah laboratorium riset penyakit-penyakit infeksi dengan level keselamatan biologi 4.
Laboratorium ini didirikan setelah pemerintah Perancis dan China menandatangani sebuah kerja sama pada 2004 silam.