Seorang tenaga kesehatan di salah satu rumah sakit di Tulungagung geram, pasalnya setelah dirinya sembuh dari sakit paru-paru justru terkena isu yang menyakitkan. Pasien yang awalnya dirawat di Puskesmas Kalidawir itu sebelumnya dirujuk ke RSUD Dr Iskak Tulungagung untuk mendapat penanganan lanjutan, namun setelah dirinya dinyatakan sembuh justru tersiar kabar jika terkena virus corona atau Covid-19.
"Saya heran, mengapa data pasien yang juga merupakan istri saya kok bisa tersebar melalui screenshort," kata Mb, suami dari pasien yang beralamat di salah satu desa di Kecamatan Kalidawir.
Meski istrinya masuk dalam Pasien Dalam Pengawasan (PDP), MB menganggap jika bocornya data itu menjadi sebab keluarganya terkena stigmatisasi dari teman, kerabat dan para tetangga ditempat dirinya domisili.
"Akhirnya banyak yang bertanya, kemudian tetangga dan kerabat merasa takut dan keluarga kami tidak tenang," ungkapnya, Jumat (27/03) malam.
Tidak mau larut dalam stigma negatif, MB kemudian berusaha menelusuri akun media sosial yang diidentifikasi sebagai guru taman Kanak-Kanak (TK) di desa Domasan dan beralamat di Desa Tunggangri.
"Saya cari nomernya sudah tidak aktif, akhirnya kita minta kepala desa agar warga yang kita identifikasi ini ditelusuri dan kita berusaha menyelesaikan masalah ini baik-baik," jelasnya.
Jika ada itikad baik, MB akan meminta secara jujur bagaimana penyebar data pasien yang kebetulan merupakan istrinya itu di dapat dan kemudian menyebar luas ditengah isu sensitif tentang virus corona itu.
"Kita akan minta diluruskan baik-baik, namun jika tidak ada itikad baik maka saya akan pikirkan langkah yang mungkin bisa kita ambil," tambahnya.
Sementara, MB masih menunggu penelusuran yang dilakukan pihak desa Tunggangri dan belum ingin membawa kasus penyebaran data pasien tersebut ke ranah hukum.
Dirinya juga berharap, siapapun pasien yang telah ditangani pihak medis harus dirahasiakan dan tidak disebarkan pada orang lain.
Sementara itu, Kepala desa Tunggangri melalui sekretaris desa Misbakhul Khoiri membenarkan jika ada seorang yang datang mencari seorang oknum guru yang diduga beralamat di desanya.
"Betul, ada yang datang ke kepala desa minta informasi terkait seorang warga kami. Inti kedatangannya ingin mengkonfirmasi terkait adanya berita tentang istrinya yang data riwayat penyakitnya bocor," kata Misbah.
Atas kedatangannya itu, pihak desa akan melakukan penelusuran dan pemanggilan pada warga yang di identifikasi sebagai guru TK di Domasan dan berdomisili di Tunggangri.
"Tapi perlu saya luruskan, yang dimaksud itu sebenarnya belum menjadi warga desa kami. Itu masih warga desa sebelah (sambil menyebut nama desa), namun punya rumah di Tunggangri," paparnya.
Meski bukan warganya, pihak desa akan melakukan penyelesaian persuasif dengan memanggil yang bersangkutan.
"Jika memang melakukan hal yang tidak benar, kita minta agar meminta maaf atau membuat surat pernyataan atas hal yang dilakukan itu. Tapi kita lihat dulu, apakah benar orang yang dimaksud itu atau bukan," pungkasnya.