Keputusan tetap diselenggarakannya ibadah salat Jumat yang diserukan Pengurus Cabang Nahdatul Ulama diamini oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tulungagung. Ketua MUI KH Muhammad Hadi Mahfuzd mengaku tak ada alasan untuk meliburkan ibadah salat Jumat, khususnya di Kabupaten Tulungagung.
Bahkan, kiai yang akrab dipanggil Gus Hadi itu menilai jika isu diliburkannya jamaah salat Jumat belum bisa diterapkan karena kegiatan lain di beberapa tempat masih seperti biasanya meski banyak sosialisasi dan imbauan terkait pencegahan meluasnya virus corona.
"Ini saya sedang mengamati pertokoan, pasar-pasar dan tempat-tempat keramaian lainya. Hasilnya, kondisi tetep berjalan hampir seperti biasanya. Langka sekali yang memakai masker, apalagi yang melakukan sosial distancing," kata Gus Hadi.
Tempat keramaian yang diamati ketua MUI itu di antaranya,l Jalan Diponegoro, Teuku Umar, Kapten Kasihin dan Jalan KH Raden Abdul Fatah. Sedangkan pasar yang dipantau di antaranya Pasar Wage, Pasar Ngemplak, Kauman dan Ruko Kembang Sore.
"Menurut saya, kalau warga pergi ke pasar, ke warung, ke toko-toko dan sebagainya masih tidak waswas seperti itu, maka seharusnya pergi ke masjid untuk keperluan Jumatan, tidak ada masalah," sentil Gus Hadi.
Pasalnya, masjid yang merupakan tempat ibadah dikenal sebagai tempat suci bagi umat islam. Apalagi, di tengah pencegahan Covid-19 ini seluruh masjid telah diimbau agar mematuhi protokol kesehatan.
"Karena diasumsikan bahwa masjid itu lebih aman, lebih bersih. Apalagi kalau dengan menerapkan protokol kesehatan," tutur gus Hadi.
Sebelumnya, Ketua Tanfizdiyah Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (NU) Kabupaten Tulungagung KH Hakim Mustofa, Jumat (27/03) pagi juga menegaskan akan tetap menggelar jamaah salat Jumat di tengah aturan social distancing saat ini.
"(Salat Jumat) Insya Allah tetap kita laksanakan. mudah-mudahan aman," kata Hakim melalui perpesanan WhatsApp.